Hikmawan Firdaus | Thedora Telaubun
Ilustrasi Futsal AXIS Nation Cup (anc.axis.co.id/galeri/2025)
Thedora Telaubun

Kalau musik biasanya identik dengan playlist atau dentuman DJ, futsal punya versinya sendiri. Di lapangan, musik lahir dari kombinasi suara-suara pendukung: tepukan tangan, sorakan, hingga nyanyian khas yang mereka ciptakan.

Di ajang besar seperti AXIS Nation Cup (untuk informasi lebih lanjut bisa kunjungi anc.axis.co.id), atmosfer inilah yang bikin pertandingan jadi makin hidup. Gol bukan hanya disambut oleh teriakan seperti “yaaaah!” atau “gooool!!”, tapi juga dilanjutkan dengan chant yang bergema di seluruh arena. 

Irama di Luar Lapangan

Sorakan penonton membawa energi yang berbeda. Tidak jarang, setiap sekolah atau kampus datang dengan yel-yel yang khas atau bahkan mengubah lagu populer tertentu menjadi chant untuk mendukung tim futsal masing-masing. Lantunan itu terdengar berulang, beritme, dan menciptakan irama yang membuat suasana menjadi lebih harmonis.

Pemain di lapangan pun seolah mendapat dentuman beat yang membuat langkah kaki mereka terasa semakin kuat dan percaya diri. 

Meski suasana riuh jadi bumbu yang mantap, taktik tim tetap harus ‘memasak’. Pertandingan harus dijalankan dengan penuh strategi, mulai dari formasi futsal yang kuat: misalnya formasi 2-2 yang rapat atau formasi 1-3 yang lebih agresif. Sorakan penonton mendorong mental, tapi harus dibarengi dengan kerja sama tim yang baik, taktik, dan strategi tim. 

Bagi pemain, suara pendukung seolah menjadi bahan bakar tambahan. Bayangkan ketika pemain sedang kelelahan berlari mengejar bola, lalu terdengar suara teman-teman sekolah menyanyikan chant yang menyebut nama tim. Seketika semangat kembali membara, rasa lelah berkurang, tersenyum, dan motivasi mencetak gol meningkat.

Menariknya, chant futsal juga punya gaya unik. Ada yang sederhana seperti tepuk tangan ritmis, ada yang meminjam lagu populer lalu diubah liriknya, ada pula yang murni ciptaan sendiri. Semua ini menunjukkan bahwa futsal bukan sekadar olahraga, tapi juga ruang kreativitas. Pendukung jadi bagian penting dalam menciptakan pengalaman pertandingan yang seru.

Bagi pendukung, sorakan dan nyanyian adalah cara untuk menunjukkan cinta pada tim. Tidak peduli menang atau kalah, chant terus bergema sebagai bentuk dukungan. Sementara bagi pemain, suara itu menjadi pengingat bahwa mereka tidak sendirian. Mereka membawa nama sekolah atau kampus, dan ada banyak orang yang berdiri di belakang mereka.

AXIS Nation Cup (untuk informasi lebih lanjut bisa kunjungi axis.co.id) memberi gambaran nyata tentang hal ini. Futsal bukan hanya pertarungan strategi di lapangan, tapi juga pertunjukkan semangat secara kompak. Irama pertandingan tercipta bukan dari speaker, melainkan dari suara yang menyatu.

Mimpi ke Depan

Futsal punya musiknya sendiri: musik yang lahir dari dada, teriak, dan nyanyian. Setiap gol adalah nada tinggi, setiap sorakan adalah ritme, dan setiap pertandingan jadi lagu yang hanya bisa diputar saat pertandingan.

Ke depan, chant khas futsal Indonesia berpotensi menjadi identitas tersendiri. Sama seperti pendukung sepak bola yang dikenal dengan yel-yel kreatifnya, futsal bisa melahirkan tradisi unik lewat “cuna cuna” dan sorakan spontan lainnya. Bayangkan jika setiap daerah punya chant khas, lalu bertemu di satu ajang nasional, maka irama pertandingan tidak hanya datang dari skill di lapangan, tetapi juga dari warna tribun yang penuh suara.

Lebih jauh lagi, chant ini bisa menjadi “playlist” yang tak pernah usang. Tidak perlu musik digital, cukup suara seluruh pendukung yang bersatu padu membentuk ritme. Inilah yang membuat futsal berbeda: ia lahir dari lapangan, berkembang dengan kreativitas, dan hidup lewat energi penontonnya.

Atmosfer seperti ini sangat terasa di AXIS Nation Cup. Dari sinilah masa depan futsal bisa tumbuh dengan identitas yang khas.