Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Timnas Indonesia. (pssi.org)
Rana Fayola R.

Timnas Indonesia masih menjadi topik pembicaraan yang hangat setelah ranking FIFA edisi September 2025 diumumkan. Meski berhasil mencatat hasil positif pada laga uji coba internasional, posisi skuad Garuda justru turun satu tingkat ke urutan 119 dunia. Hal ini pun memunculkan pertanyaan, apakah penurunan tersebut berpengaruh terhadap peluang Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026?

Turunnya peringkat usai FIFA Match Day memang cukup mengejtkan, mengingat Indonesia sebenarnya mampu menambah 3,39 poin dari dua pertandingan terakhir. Total poin Garuda kini berada di angka 1.154,55, namun tambahan itu belum cukup untuk menjaga posisi tetap stabil.

Penyebab utama bukan karena performa Indonesia yang buruk, melainkan pencapaian luar biasa dari negara lain di periode yang sama. suara.com mencatat, tim-tim Afrika seperti Niger dan Gambia sukses menorehkan hasil mengejutkan di kualifikasi, sehingga langsung melesat meninggalkan Indonesia.

Niger sendiri meraih kemenangan tipis 1-0 atas Tanzania di Kualifikasi Piala Dunia zona Afrika. Hasil itu membuat mereka mengoleksi tambahan +12,11 poin dan naik ke posisi 117 dunia, melompati Indonesia.

Lalu ada Gambia yang tampil tak kalah perkasa dengan dua kemenangan beruntun. Mereka menaklukkan Kenya 3-1 dan Burundi 2-0, mengantongi tambahan poin besar 24,57. Alhasil, Gambia naik delapan peringkat dari posisi 123 ke 115 dunia.

Lonjakan ini membuat Indonesia harus puas turun ke posisi 119. Padahal dari segi performa, pasukan Merah Putih tidak terlalu buruk. Namun sistem poin FIFA memang mengutamakan hasil kompetitif, terutama dari turnamen resmi seperti kualifikasi.

Meski begitu, penurunan satu peringkat ini sejatinya tidak terlalu berpengaruh terhadap kans Indonesia di kualifikasi. Performa nyata di lapangan, terutama pada laga-laga kunci melawan tim kuat,  akan lebih menentukan.

Ranking FIFA Tak Berpengaruh, Catatan Sejarah Prediksi Timnas Indonesia Bakal Terseok-seok

Secara langsung, ranking FIFA tidak mengurangi peluang Indonesia. Sayangnya, hasil pertandingan melawan lawan berat seperti Arab Saudi dan Irak akan sangat krusial. Kemenangan atas tim-tim dengan ranking lebih tinggi justru bisa mendongkrak posisi Garuda secara signifikan.

Sejarah pertemuan memang belum banyak berpihak pada Indonesia. Melawan Arab Saudi, dari 14 kali pertemuan, Garuda hanya mampu menang sekali, imbang dua kali, dan kalah sebelas kali. Satu-satunya kemenangan terjadi pada November 2024, ketika Indonesia menorehkan hasil bersejarah dengan skor 2-0 di Jakarta.

Sementara menghadapi Irak, catatan jauh lebih berat. Dari sembilan laga resmi sejak 1973, Indonesia belum pernah menang, dengan delapan kali kalah dan sekali imbang. Pada putaran kedua kualifikasi sebelumnya, Garuda kalah 5-1 di Basra dan 2-0 di kandang sendiri.

Dari sisi ranking FIFA, Irak dan Arab Saudi jelas jauh di atas. Saat ini, Irak berada di posisi 58 dunia, disusul Arab Saudi di peringkat 59. Gap yang cukup besar ini menunjukkan bahwa secara kualitas dan konsistensi, lawan-lawan Indonesia lebih unggul.

Kendati demikian, bukan berarti peluang Garuda tertutup rapat. Dengan komposisi pemain baru, persiapan matang, serta motivasi tinggi, Timnas Indonesia tetap bisa memberi kejutan. Apalagi pengalaman menghadapi dua lawan ini sebelumnya bisa menjadi modal untuk menyusun strategi yang lebih efektif.

Dalam beberapa minggu ke depan, laga melawan Irak dan Arab Saudi akan menjadi penentu nasib Indonesia. Jika mampu mencuri poin atau bahkan menang, posisi di grup kualifikasi akan lebih baik sekaligus mendongkrak ranking FIFA secara otomatis.

Fokus utama kini bukan pada angka di papan ranking, melainkan hasil konkret di lapangan. Indonesia butuh mentalitas kuat dan strategi jitu untuk bisa menahan gempuran lawan sekaligus memanfaatkan setiap peluang yang ada.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS