Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Wasit asal Thailand, Sivakorn Pu-udom. (Dok. Tuoitre.vn)
M. Fuad S. T.

Beberapa waktu lalu, Induk Sepak Bola Indonesia alias PSSI melayangkan surat protes kepada AFC. Seperti yang diinformasikan oleh laman Suara.com (16/9/2025), protes yang diluncurkan oleh PSSI tersebut berkenaan dengan penunjukan wasit Ahmad al-Ali untuk memimpin pertarungan antara Indonesia melawan Arab Saudi.

Namun ternyata, bukan hanya wasit di laga Indonesia dan Arab Saudi saja yang sejatinya berpotensi untuk membuat para pemain Timnas Indonesia dan para pendukungnya tak nyaman.

Wasit di laga kedua antara Indonesia melawan Irak, juga kerap membuat keputusan kontroversial dan merugikan salah satu tim yang bertanding. 

Dilansir dari pengumuman resmi AFC, induk sepak bola benua Asia tersebut telah menunjuk wasit asal China, Ma Ning sebagai pemimpin pertarungan kedua Indonesia melawan Irak. Bukan hanya itu, AFC juga menugaskan wasit asal Thailand, Sivakorn Pu-Udom sebagai wasit VAR di pertandingan tersebut.

Bagi para penggemar Timnas Indonesia dan persepakbolaan benua Asia, tentunya dua nama yang ditugaskan oleh AFC ini seolah menjadi sebuah "combo maut" yang sewaktu-waktu bisa saja memicu amarah para pemain di lapangan maupun mereka yang menyaksikan pertandingan.

Bagaimana tidak, baik wasit Ma Ning maupun Sivakorn Pu-Udom, sampai sejauh ini masih memiliki "cacat" yang sepertinya tak akan pernah bisa dilupakan kala mereka memimpin pertandingan.

Seperti misal, sepertimana data yang ada di laman transfermarkt, wasit Ma Ning sendiri sampai saat ini masih digelayuti dengan kontoversi final Piala Asia edisi 2023 lalu.

Kala itu, saat memimpin jalannya pertandingan antara tuan rumah Qatar melawan Yordania, wasit asal China daratan tersebut menghadiahkan tiga kali penalti dalam satu pertandingan kepada tim tuan rumah! Iya, teman-teman tak salah membaca, wasit Ma Ning memberikan hadiah penalti sebanyak tiga kali, dalam pertarungan final sebuah turnamen berlevel benua.

Sebuah hal yang tentunya sangat tendensius, mengingat pada pertarungan final tersebut, Yordania sejatinya juga mampu tampil dengan sangat baik.

Berbeda dengan Ma Ning yang sampai saat ini masih akan terus dikenang karena kontroversi 3 penalti untuk Qatar di partai final, wasit Sivakorn Pu-Udom bahkan sudah menjadikan Timnas Indonesia sebagai korbannya secara langsung.

Dalam catatan laman transfermarkt, wasit asal Thailand itu berkali-kali "menjadi kompor" bagi wasit utama untuk mengambil keputusan yang merugikan Indonesia. Termasuk bisikannya untuk memberikan kartu merah kepada Rizky Ridho yang membuatnya absen di pertarungan selanjutnya.

Tercatat, di laga melawan Qatar pada pertarungan pembuka fase grup A dan melawan Uzbekistan di fase semifinal, wasit Sivakorn "membisiki" wasit utama untuk memberikan kartu merah kepada pemain Indonesia. Dan bahkan, pelanggaran dari Rizky Ridho, yang berada di luar kotak penalti, diklaim terjadi di dalam kotak 16.

Lantas, apakah pemilihan duet maut wasit bermasalah untuk memimpin pertarungan Indonesia melawan Irak ini menjadi tanda tak berpihaknya AFC kepada Skuat Garuda? Ah, apapun itu, yang jelas selama ini memang tim-tim non-Arab kerap mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dari AFC.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS