Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Cuplikan Laga Timnas Indonesia vs. Arab Saudi. (instagram.com/@timnasindonesia)
zahir zahir

Timnas Indonesia harus rela takluk dari Arab Saudi di babak ronde empat ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan skor 2-3. Melansir dari laman resmi AFC (the-afc.com), laga yang digelar pada Kamis (09/10/2025) dini hari tersebut atau Rabu (08/10/2025) waktu Jeddah, Arab Saudi tersebut menjadi pukulan telak bagi skuad garuda guna mengusung misi lolos ke ajang Piala Dunia 2026.

Kekalahan menyakitkan atas Arab Saudi dengan skor 2-3 tersebut tentunya membuat peluang Jay Idzes dkk guna lolos ke ajang Piala Dunia 2026 cukup kecil. Pasalnya, dengan hasil kekalahan tersebut, timnas Indonesia kini berada di posisi juru kunci grup B dengan torehan nol poin. Sementara itu, Arab Saudi yang sukses memenangi laga dari Indonesia kini bercokol di peringkat pertama grup B dan berpeluang besar lolos ke ajang Piala Dunia 2026.

Kalah dari Arab Saudi Jadi Bukti Kegagalan Tim Kepelatihan Terbaik?

Hasil kekalahan 2-3 dari Arab Saudi dalam laga babak ronde empat ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 tentunya menjadi pukulan telak bagi skuad garuda. Pasalnya, tim kepelatihan yang dipimpin oleh Patrick Kluivert yang digadang-gadang sebagai “tim kepelatihan terbaik” justru memberikan performa yang jauh dari kata memuaskan. Hal ini tentunya tercermin dalam pemilihan susunan pemain dan taktik yang diberlakukan saat laga kontra Arab Saudi dalam laga kemarin.

Timnas Indonesia yang melakoni laga tandang di King’s Abdullah Stadium, Jeddah, Arab Saudi tampil dengan formasi yang terbilang cukup aneh. Timnas Indonesia tak memasang beberapa pemain yang dinilai sedang top performance di klubnya seperti Calvimn Verdonk, Rizky Ridho dan Nathan Tjoe-A-On. Justru, Patrick Kluivert lebih memilih memasang Beckham Putra, Marc Klok dan Yakob Sayuri yang dinilai kurang begitu menunjukkan performa baik saat bermain di klub.

Dari sisi formasi dan susunan pemain, Patrick Kluivert hadir dengan formasi 4-3-3 yang mejadi ciri khasnya dalam beberapa laga terakhir di timnas Indonesia. Namun, pemilihan taktik ini dirasa kurang tepat dan justru berujung menjadi blunder bagi timnas Indonesia. Pemilihan skuad yang kurang tepat dan beberapa pemain yang underperform dalam laga tersebut tentunya dianggap menjadi ‘biang keladi’ buruknya performa timnas Indonesia dalam laga kontra Arab Saudi.

Meskipun dalam laga tersebut timnas Indonesia sukses mencetak dua gol. Akan tetapi, kedua gol yang sukses dicetak oleh skuad garuda tersebut hanya dihasilkan melalui titik pinalti yang sukses dieksekusi dengan sempurna oleh Kevin Diks. Namun, di sisi lain, timnas Indonesia seakan-akan tak memiliki pola penyerangan yang jelas dan hanya sekedar bermain saja saat laga melawan Arab Saudi dalam laga kemarin.

Kondisi ini tentunya menjadi gambaran timnas Indonesia yang tengah dalam situasi yang cukup buruk dan menjadi awal mula kritikan dari statemen “tim kepelatihan terbaik” yang pernah dilontarkan oleh anggota Exco atau Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga beberapa waktu lalu. Tim kepelatihan terbaik yang hampir seluruhnya berasal dari Belanda ternyata tak mampu memberikan permainan yang memukau. Bahkan, beberapa pihak yang menyebut jika timnas Indonesia bermain tanpa pola yang terstruktur dalam laga kontra Arab Saudi kemarin.

Jika dibandingkan dengan masa kepelatihan Shin Tae-yong, tentunya performa timnas Indonesia saat ini jauh lebih menurun daripada saat dua laga sebelumnya melawan Arab Saudi di babak ronde tiga kualifikasi. Saat itu, timnas Indonesia mampu menahan imbag Arab Saudi 1-1 di Jeddah dan menang 2-0 di Jakarta.

Kini, kita berharap timnas Indonesia melakukan evaluasi jelang laga penentuan melawan Irak yang akan digelar Minggu (12/10/2025) akhir pekan nanti.