Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Skuat Timnas Indonesia di babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Ketiga (pssi.org)
M. Fuad S. T.

Setelah pemecatan Patrick Kluivert dan gerbong Belandanya dari kursi kepelatihan, Timnas Indonesia kini tengah mengalami kekosongan nakhoda.

Maka tak mengherankan jika di khalayak luas, publik mulai mengembuskan nama-nama pelatih yang dinilai cocok untuk menangani Skuat Garuda. Selain nama seorang Shin Tae-yong, nama-nama besar juga turut disodorkan oleh para penggemar Timnas untuk mengisi posisi lowong ini.

Termasuk di antaranya adalah pelatih berkebangsaan Belanda yang mana sudah berpengalaman menangani tim-tim berkelas dunia, Louis van Gaal.

Bahkan, laman Suara.com (18/10/2025) menuliskan, eks pelatih Manchester United tersebut terpantau tengah asyik menjalani liburan di tempat yang memiliki jarak 20 jam dari Jakarta.

Sejatinya, tak ada salahnya jika PSSI memilih pelatih yang memiliki nama besar. Namun jika mereka benar-benar belajar dari kasus penunjukan seorang Patrick Kluivert kemarin, tentu nama besar bukanlah kriteria utama untuk diboyong ke Timnas Indonesia.

Yang paling bijak adalah, mereka cukup mencari pelatih yang memiliki satu kriteria, yakni mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh para pemain yang dimilikinya.

Kita mungkin bisa membuat perbandingan kecil-kecilan antara Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert yang menjadi pelatih di tubuh Timnas Indonesia dalam dua rentangan waktu terakhir.

Jika dibandingkan dengan Kluivert, tentu nama seorang Shin Tae-yong akan tenggelam. Kluivert dengan segala pencapaiannya sebagai pesepak bola, tentu secara telak mengalahkan STY. Pun demikian dengan kepopulerannya.

Di dunia sepak bola, nama Kluivert tentunya lebih menggaung di seluruh penjuru dunia ketimbang dengan Shin Tae-yong yang mungkin hanya dikenal di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, atau mentok-mentoknya di tingkatan benua Asia.

Namun dari segi melatih, STY yang memiliki hobi mendalami karakter para pemain yang dimilikinya, sukses memberikan beragam pencapaian bagi Timnas Indonesia  dan membuat Kluivert tersungkur telak. 

Kuncinya jelas, keberhasilan STY menggapai beragam sejarah bersama Timnas Indonesia karena sang pelatih mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh para pemain di Skuat Garuda.

Nama-nama yang sebelumnya bahkan kurang terkenal di persepakbolan Indonesia sekalipun, mampu disulap oleh STY menjadi barisan monster yang mengerikan bagi pertahanan lawan. 

Sementara Kluivert? Bahkan dengan barisan pemain yang berkompetisi di liga utama negara-negara benua Eropa pun dirinya tak mampu berbuat banyak. Ironisnya, di tangan Kluivert, para pemain berkelas itu justru menjadi sebuah tim yang amburadul karena sang pelatih tak mampu memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

Jadi, terkhusus untuk PSSI, siapapun nantinya pelatih yang kalian pilih, jangan pernah meninggalkan kriteria "mampu memaksimalkan potensi pemain" dalam pemilihan pelatih itu. Karena kegagalan bernama "Patrick Kluivert" itu hingga kini masih tengiang di telinga dan terpampang nyata di pelupuk mata para pencinta Timnas Indonesia. 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS