Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Pelatih Timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri saat memimpin latihan tim jelang SEA Games 2025 di Stadion Madya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). (Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha)
M. Fuad S. T.

Perjalanan Timnas Indonesia di ajang SEA Games 2025 akhirnya harus terhenti di fase penyisihan grup. Menelan sekali kekalahan dan meraih sekali kemenangan tak cukup bagi Pasukan Garuda Muda untuk terus melajudi gelaran.

Tak ayal, misi untuk mempertahankan medali emas yang mereka raih dua tahun lalu itu pun musnah. Meski menang dengan skor 3-1 di partai terakhir melawan Myanmar, namun hasil itu tak cukup untuk mengudeta Malaysia dari posisi puncak klasemen tim runner-up terbaik untuk mengamankan satu tiket ke babak empat besar.

Kegagalan Indra Sjafri dalam meracik tim SEA Games 2025 kali ini tentunya menjadi sebuah ironi tersendiri. Pasalnya, pada ajang yang sama dua tahun lalu di Kamboja, dirinya sukses mengantarkan Pasukan Muda Merah Putih ke podium tertinggi dan membawa pulang medali emas.

Sebuah fakta yang sangat menyakitkan, karena jika dibandingkan, prestasi yang diukirkan oleh Indra Sjafri ini sangatlah terbalik. Jika dua tahun lalu Indonesia dibawanya di puncak tertinggi, kali ini justru dibawanya ke palung terdalam.

Namun ternyata, hasil melatih Indra Sjafri yang fluktuatif seperti itu tidaklah mengagetkan. Bagi para pendukung setia Timnas Indonesia, termasuk saya pribadi yang mengikuti jejak karier kepelatihan Indra Sjafri, hasil yang amat jauh berbeda seperti di ajang SEA Games ini tidaklah mengagetkan.

Pasalnya, pelatih asal Sumatera Barat tersebut sudah beberapa kali mempertontonkannya saat melatih Timnas Kelompok Umur Indonesia.

Seperti misal, di gelaran Piala AFF U-19 edisi tahun 2013, coach Indra berhasil membawa Evan Dimas dan kolega berhasil menjadi juara. Pun ketika mereka melakoni babak kualifikasi Piala Asia U-19, yang mana coach Indra berhasil membawa Garuda Muda mencatatkan kemenangan heroik atas Korea Selatan.

Namun ketika bertarung di Piala Asia U-19 tahun 2014 yang dihelat di Myanmar, Pasukan Garuda Muda hanya bisa menjadi tim juru kunci klasemen grup B. Ironisnya, di turnamen resmi ini, mereka menelan kekalahan tiga kali yang mana salah satunya didapatkan dari Uni Emirat Arab yang di laga uji coba sempat mereka berondong dengan empat gol.

Pun demikian halnya dengan kejadian di tahun 2019. Coach Indra yang diserahi tugas untuk membesut Timnas Indonesia U-22 di ajang Piala AFF U-22, berhasil membawa Marinus Wanewar menjadi kampiun kejuaraan.

Setelah kesuksesan itu, PSSI memberikan beban kepada Indra Sjafri untuk mendampingi Pasukan Garuda Muda di babak kualifikasi Piala Asia U-23 edisi 2020. Hasilnya pun bisa ditebak. Setelah berjaya dengan meraih piala tertinggi, tim asuhan Indra Sjafri gagal lolos ke Piala Asia U-23 edisi 2020 karena kalah dari Vietnam dan Thailand yang notabene adalah 2 tim yang dikandaskan Pasukan Garuda Muda saat menjuarai Piala AFF U-22 tahun 2019.

Jadi, ketika saat ini Indra Sjafri dan anak asuhnya harus pulang cepat setelah sebelumnya menjadi yang terbaik, tentu saja seharusnya kita tak perlu kaget berlebihan. Toh memang dalam perjalanannya selama ini, racikan dari Indra Sjafri kerap menghasilkan prestasi yang fluktuatif.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS