Mural “Jokowi 404: Not Found” sampai saat ini masih menjadi perbincangan yang hangat di berbagai kalangan masyarakat, pasalnya mural tersebut saat ini telah dihapus dan sempat dipermasalahkan secara serius oleh pihak kepolisian. Mural yang terletak di Batuceper, Tangerang, Banten tersebut dinilai menghina ataupun melecehkan presiden yang menurut kepolisian adalah lambang negara. Tetapi, tindakan berlebihan yang diambil pihak kepolisian pada akhirnya memicu amarah masyarakat. Masyarakat ramai memperbincangkan di berbagai media sosial dan berhasil menjadi trending dengan berbagai tagar seperti #Jokowi404Not Found, #MuralkanIndonesia, dan lain sebagainya.
Masyarakat dan beberapa ahli ataupun tokoh masyarakat menilai mural tersebut sebagai bentuk ekspresif sang muralis untuk menunjukkan kekecewaannya terhadap pemerintahan Presiden Republik Indonesia (RI) saat ini yaitu Bapak Joko Widodo. Penilaian mural sebagai bentuk penghinaan disinyalir masyarakat sebagai salah satu langkah dalam membatasi kebebasan berpendapat. Padahal, kebebasan berpendapat merupakan tiang utama dalam berjalannya negara dengan sistem demokrasi. Apabila dibatasi dengan cara yang berlebihan, maka tidaklah menjadi hal yang aneh atas semakin banyak kemunculan pihak-pihak yang mengecam pemerintah.
Tidak hanya mural “Jokowi 404: Not Found” saja yang menjadi dasar atas mencetusnya isu kritis kebebasan berpendapat di Indonesia saat ini. Dalam masa-masa ini, juga terdapat mural dengan tulisan “Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit” dimana mural itu juga akhirnya dihapus oleh pemerintah setempat di Pasuruan, Jawa Timur. Meskipun alasan penghapusan adalah Perda mengenai larangan mencoret dinding ataupun sarana umum, aksi pemerintah dalam menghapus mural tersebut tetaplah menjadi polemik dan menimbulkan berbagai asumsi di negatif dalam masyarakat. Kebebasan berpendapat seharusnya menjadi suatu kemerdekaan mutlak bagi seluruh elemen masyarakat. Hal tersebut justru semakin menimbulkan pertanyaan di benak masyarakat, apakah hak kebebasan berpendapat masih ada?
Salah satu mural yang kembali menarik perhatian masyarakat adalah sebuah mural “Wabah Sesungguhnya adalah Kelaparan” di Ciledug, dimana mural tersebut juga kembali dihapus oleh pihak aparat. Sebelumnya, mural dengan tulisan yang sama juga ada di Kalimantan Selatan dan mengalami penindakan yang sama. Alasan penghapusan mural-mural tersebut adalah sama, dimana pembuatan mural dinilai melanggar aturan Pemerintah Daerah (Perda) dalam mencoret dinding atau sarana umum.
Bersembunyi dibalik pelanggaran perda mengenai pembuatan mural tersebut, berbagai pihak mempertanyakan mengenai dibiarkannya berbagai mural yang dinilai condong pro-pemerintah ataupun memuji pihak-pihak berkepentingan. Selain itu, di masa yang tengah kritis pandemi saat ini, perhatian berlebih pemerintahan terhadap mural-mural kritis tersebut dinilai tidak sesuai.
Baca Juga
-
Rekap Kejuaraan Kelas Atas BWF, Indonesia Nol Gelar Juara!
-
Indonesia Open 2025: Semifinal, Fajar/Rian Bersiap Lawan Juara All England!
-
Indonesia Open 2025: Match Sengit, Jafar/Felisha Terhenti di Babak Kedua
-
Indonesia Open 2025: Laga Pembuka, Adnan/Indah Amankan Tiket Perempat Final
-
Indonesia Open 2025: Jadi Andalan, Dejan/Fadia Terhenti di Babak Awal
Artikel Terkait
-
Kritik Pidato Prabowo, Amnesty: Banyak Warga Alami Kriminalisasi Hanya karena Bicara Kritis
-
Saat Kreativitas Dibungkam, Lahirlah Sindiran: Perang Mural dan Masa Depan Ekspresi Seni
-
Mural One Piece Dibungkam, Viral Warga Sragen Balas dengan Sindiran Keras Koruptor
-
Penantian Puluhan Tahun Berakhir Saat Ajal Tiba, Kisah Cinta Mbah Arifin Getarkan Tegal
-
Setia Seumur Hidup Tunggu Kekasih Tak Kembali, Kisah Mural Mbah Arifin Bikin Hati Pilu
Kolom
-
Bukan soal Birokrasi: Mengapa Kementerian Haji dan Umrah Diragukan Publik?
-
Kalau Kamu Memaknai Literasi Hanya dengan Membaca Buku, Kamu Masih Keliru!
-
Pemerintah Tambah Utang Rp781 T: Antara Pembangunan dan Beban Rakyat
-
Israel vs Iran: Potensi Perang Dunia III?
-
Terjebak Reading Slump? Saatnya Kamu Harus Menjadi Seorang Mood Reader!
Terkini
-
Ulasan Film Virus: Saat Wabah Virus Menyebar dan Menyebabkan Jatuh Cinta
-
Sinopsis Kingdom, Film Aksi India Terbaru Vijay Deverakonda di Netflix
-
Ogah Diremehkan, Jorge Martin Tinggal Menunggu Waktu untuk Raih Kemenangan
-
Ada 7 Wajah Baru, Gerald Vanenburg Rilis Daftar Skuad Timnas Indonesia U-23
-
2 Tahun Pacaran, Taylor Swift dan Travis Kelce Resmi Tunangan