Seorang wanita senang sekali dipuji. Biasanya, bagian yang sering dipuji adalah wajah. Wajah yang cantik akan mendatangkan banyak pujian kepadanya. Namun, apakah wanita itu tahu apa sih yang disebut cantik?
Cantik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan menjadi dua, yaitu elok; molek (tentang wajah, muka perempuan) dan indah dalam bentuk serta buatannya.
Dari definisi tersebut, menurut saya cantik itu keadaan seseorang yang tampak bagus, baik dari segi fisik, psikologis, dan perilakunya. Untuk itu, saya kadang tidak mau memuji kalau si A cantik bila hanya tampangnya, sedangkan cara bertuturnya kurang layak.
Ada juga yang menganggap bahwa cantik itu seperti artis Korea, berwajah putih, tirus, dan penampilan seksi. Bahkan ada yang menganggap cantik itu seperti wajah Barbie dalam serial kartun, hingga membuat tiruan pada dirinya sendiri.
Kebanyakan anggapan itu berdasarkan dari penampilannya saja. Semua anggapan tersebut disebabkan karena pengaruh iklan pemutih di televisi. Hampir seluruh iklan pemutih wajah, yang membuat glowing menyatakan wajah putih bersih itu disebut cantik.
Pengaruh iklan memang dasyat ya, sehingga banyak wanita yang ingin menjadi seperti bintang itu. Mereka berlomba-lomba memutihkan wajah dan membuatnya terlihat bersinar. Bahkan ada yang rela menghabiskan banyak uang agar mirip seperti idola mereka.
Imitasi dari sosok idola yang dianggap cantik menghasilkan wajah yang mirip Barbie, ada yang tirus seperti artis Korea atau Jepang. Semua dilakukan untuk mendapatkan kecantikan yang hanya dinilai dari fisik.
Coba kamu lihat artis favoritmu. Tentunya kamu memiliki artis favorit masing-masing bukan? Apa yang membuatmu menyatakan dia pantas disebut cantik? Ya, sekali lagi, kriteria cantik itu berasal dari fisik wajah yang enak dipandang. Lalu, apa sebenarnya kriteria kecantikan itu?
Wanita cantik itu ada di mana-mana, loh. Kok bisa sih? Kata anakku, semua wanita itu cantik. Menurut mereka, kalau tidak cantik berarti bukan wanita. Ya, iya. Kaum laki-laki tidak mungkin disebut cantik kan? Itu menurut penilaian anak-anak saya. Meskipun seorang wanita secara fisik tidak terlihat menarik, kata cantik tetap disematkan untuknya. Jadi, di mana pun ada wanita, pasti ada orang cantik di sana. kalau tidak cantik berarti bukan wanita.
Sebagai orang yang cantik menurut anak-anak, saya pun memiliki kriteria tersendiri untuk kata-kata itu. Pertama, cantik itu jangan dinilai dari fisiknya saja. Banyak wanita yang cantik, tetapi mulutnya bawel tidak terkira, setiap berucap membuat sakit hati orang. Maka, wanita yang seperti itu belum bisa dikatakan cantik.
Berbeda dengan wanita yang tampak biasa secara fisik, tetapi tutur katanya halus tanpa ada kecederungan menghina orang lain, maka dia akan saya katakan cantik. Jadi, saya sepakat dengan anak-anak bahwa cantik itu tidak bisa dilihat dari fisik saja.
Kedua, cantik itu bisa tampak dari perilakunya dalam menghadapi suatu masalah. Setiap orang pasti memiliki masalah. Namun, banyak dari orang itu menyikapi masalah itu dengan cara yang serampangan. Bahkan merugikan orang lain.
Misalnya, seorang wanita yang ada masalah dengan saudaranya, bukannya mencari solusi untuk masalah itu. Dia malah membuka aib saudaranya. Menurut saya wanita yang seperti ini tidak bisa disebut cantik. Ada yang sepakat dengan pendapat saya?
Ketiga, wanita cantik itu bisa memikirkan orang lain, tidak egois pada kepentingan bersama. Banyak kan wanita sosialita yang kehidupannya glamor dengan kekayaan dan mementingkan gaya hidup seperti itu. Mereka kadang menyingkirkan perasaan orang lain demi perasaannya. Mereka ingin tampak 'wah' di mata orang lain dengan berpose mengenakan barang mewah. Padahal, banyak orang di sekitar mereka yang memerlukan bantuan.
Keempat, wanita cantik itu adalah yang mau berbagi dengan orang lain. Wanita yang memiliki banyak kekayaan bila tidak mau berbagi atau pelit, maka dia belum bisa dikatakan cantik. Cantik itu bila dia mau memberikan sebagian kekayaannya kepada orang lain.
Tuhan telah memberikan setiap orang fisik yang sempurna, terlepas ada cacat atau tidak pada tubuhnya. Meskipun seorang wanita cacat secara fisik, di dalam dirinya pasti menyimpan potensi atau kemampuan yang tidak dimiliki wanita lain. Potensi dan kemampuan itu yang membuatnya cantik.
Tag
Baca Juga
-
Dear Suara.com: Anakmu, Yoursay.id, Telah Membantuku Berlatih Menulis
-
Kisahku: Bahasa Indonesia Pemersatu Keragaman Suku di Masa Perantauanku
-
3 Tips Belanja Baju Lebaran, Cek Lemarimu Segera
-
Heboh Pemerintah Akan Terapkan NIK Berbayar, Warganet: Lama-lama Semua Bayar
-
Viral Kebakaran di Tunjungan Plaza, Surabaya
Artikel Terkait
Kolom
-
Mengapa Remaja Perempuan Jadi Target Favorit Kekerasan Digital? Yuk Simak!
-
Eco-Anxiety Bukan Penyakit: Saat Kecemasan Iklim Menggerakkan Perubahan
-
Antara Keluarga dan Masa Depan, Dilema Tak Berujung Sandwich Generation
-
Judicial Review: Strategi Politik Menghindari Tanggung Jawab Legislasi
-
Banjir Bukan Takdir: Mengapa Kita Terjebak dalam Tradisi Musiman Bencana?
Terkini
-
Strategi Jitu Hadapi Persaingan! Begini Langkah Berani Avery Kusumanegara Merombak Total Hotel Mereka
-
Bukan Emas, Erick Thohir Ungkap Target Timnas Indonesia di SEA Games 2025
-
Jennifer Coppen Sentil Haters usai Raih Penghargaan di TikTok Awards 2025
-
Raisa Kabur dari Wartawan di AMI Awards, Alasannya Bikin Netizen Ngakak!
-
Ungguli Severance Season 2, Debut Tayang Pluribus di Apple TV Pecah Rekor