Zaman sekarang, kehidupan agaknya sudah sangat dipengaruhi oleh teknologi. Sama seperti banyak negara lainnya, Indonesia juga sudah mengikuti perkembangan zaman. Berjalannya waktu, semua bidang sudah mulai menggunakan digital, baik dari bidang pendidikan, sosial, politik, budaya dan sebagainya.
Tak ketinggalan pula, karya sastra pun marak bertebaran di media digital maupun internet. Penulis sekarang sudah dimudahkan dengan adanya platform digital. Mereka yang suka menulis bisa mencurahkan imajinasinya di platform digital. Untuk penikmat karya sastra bisa membaca dan menikmati tanpa harus membeli yang versi cetak.
Dengan adanya media digital, kita bisa mengurangi eksploitasi pohon yang tiap tahun mulai berkurang banyak. Apalagi sekarang, Indonesia sudah tidak serimbun dahulu, hutannya tak lagi utuh seperti sedia kala, saat dijuluki sebagai paru-paru dunia. Kalaupun tidak dijaga dan lestarikan dengan baik kita bisa kehilangan udara segar.
Untuk karya sastra sendiri, banyak penikmat karya sastra di platform digital. Apalagi yang gratis, itu sangat diminati sekali oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan pengalaman sendiri, saya termasuk penikmat karya sastra. Ada salah satu platform digital yaitu aplikasi yang saya sebut Oranye. Aplikasi ini berisi kumpulan cerita-cerita yang bisa dinikmati siapa saja bahkan gratis untuk semua kalangan.
Saat itu, saya bergabung di tahun 2017, kala semua cerita masih free dibaca. Tanpa merogoh saku, kita bisa menikmatinya secara gratis. Bahkan untuk menulis di aplikasinya pun gratis. Beda dengan sekarang, di tahun 2020 sudah mulai ada koin untuk membaca cerita. Itu kebijakan dari penulis sendiri. Di aplikasi kita bisa menikmati cerita-cerita tentang cinta, pembunuhan, fantasi,historis sesuai selera. Tak cuma itu, bahkan kita bisa berkomentar di setiap part tulisan cerita.
Di internet, cerita dewasa pun bisa dikaakan tak sedikit. Untuk cerita dewasa ini, sebenarnya ada ratingnya sendiri dan yang pasti kebanyakan genre romance. Walaupun sudah ada tanda khusus dewasa dan angka usia 20, tetap banyak anak di bawah mur yang membaca. Karena, di dunia penulisan cerita yang berbau dewasa 80 persen sangat dinikmati masyarakat Indonesia.
Sangat disayangkan sekali walaupun sudah ada peringatan konten dewasa, banyak pembaca yang masih di bawah umur mengaksesnya. Untuk cerita dewasa ini bukan mengenai masalah orang dewasa saja. Ada beberapa cerita diberi rating dewasa karena di dalamnya terdapat kekerasan atau kata-kata kasar. Namun, untuk cerita dewasa yang saya bahas ini banyak unsur seks dalam ceritanya.
Bahkan saya lihat di komentar ada banyak komentar yang sangat menikmati. Ada pula yang secara terang-terangan merasa terangsang setelah membaca cerita tersebut. Hal yang bikin saya geleng-geleng kepala, ada pula cerita romance tidak dikasih peringatan rate dewasa. Padahal, dalam ceritanya ada unsur edukasi seksnya, bahkan gambar gifnya. Lebih parahnya lagi, ada readers komentar “tambah lagi gambar gif-nya”. Bukan hanya gif, ada pula gambar-gambar yang begitu vulgar. Saya berpikir apakah di aplikasi tersebut tidak ada filter untuk beberapa content cerita? Bahkan untuk usia di bawah umurpun bisa lolos baca.
Saya lebih terkejut saat tahu bahwa penulis cerita dewasa itu anak di bawah umur. Saya menemukan komentar dari penulisnya. Dia mengatakan baru anak SMP. Sangat disayangkan sekali untuk anak remaja yang dibilang masih di bawah umur, malahan lebih pro dari yang sudah berpengalaman.
Dari kasus tersebut, harusnya ada perbaikan sistem untuk mengatur sesuai usia untuk membuat dan membaca cerita. Untuk saat ini, sejujurnya saya belum tahu perkembangan dari aplikasi tersebut. Saya hanya menyampaikan pengalaman saya saat masih punya Aplikasi Oranye.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Sukses Digelar, Kompetisi Dahua Technology Indonesia Tingkatkan Kualitas Installer CCTV
-
Diduga Pacaran dengan Bocah di Bawah Umur, Aliando Bisa Terjerat Pasal Ini?
-
Dua Startup Lokal Pakai AI buat Inovasi Geospasial dan Perjalanan Antar Negara
-
Rilis Teknologi AI, GoTo Dukung Penguatan Talenta Digital Indonesia
-
Perjalanan Dr. Agung Wicaksono, Bercita-Cita Membawa ITB sebagai Perguruan Tinggi Kelas Dunia
Kolom
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
Ujian Nasional dan Tantangan Integritas Pendidikan Indonesia
-
Menggali Makna Mahasiswa 'Abadi': Antara Idealisme dan Keterlambatan Lulus
-
Nggak Perlu Inget Umur, Melakukan Hobi di Umur 30 Itu Nggak Dosa Kok!
-
Kuliah atau Kerja? Menyiasati Hidup Mahasiswa yang Multitasking
Terkini
-
Sinopsis Film The Sabarmati Report, Kisah Dua Jurnalis Mengungkap Kebenaran
-
Melihat Jadwal Tur Linkin Park, Jakarta Satu-satunya Kota di Asia Tenggara
-
Ulasan Novel Seribu Wajah Ayah: Kisah Perjuangan dan Pengorbanan Ayah
-
Wajib Beli! Ini 3 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Banyak Pilihan Shade
-
3 Rekomendasi Drama China yang Dibintangi Cheng Yi, Terbaru Ada Deep Lurk