Hari Kasih Sayang tentu saja menjadi momen penting bagi para pasangan untuk merayakan cinta. Tidak lain karena ungkapan cinta yang sering diungkapkan dengan konteks positif. Hal yang kini dianggap wajar dan seringkali berlebihan dinyatakan oleh para generasi muda khususnya. Walaupun ungkapan negatif tentu saja tetap melekat bagi para penganut Valentine Day.
Ungkapan cinta oleh generasi saat ini biasanya hanya sebatas ungkapan rasa hati yang sesaat. Walau terkadang justru melewati norma-norma kewajaran bagi adat dan budaya Indonesia. Pasalnya, Hari Kasih Sayang ini bukanlah adat dan budaya bangsa Indonesia, apalagi kebiasaan, tentu saja bukan.
Ketika pemaknaan Hari Kasih Sayang dapat direalisasikan menjadi hal yang positif, semisal ungkapan rasa cinta kepada para pahlawan bangsa, sudah pasti dianggap anti-mainstream bagi kalangan muda mudi saat ini. Dalam sudut pandang realitas, hal ini dapat membangkitkan rasa nasionalisme para ganerasi muda, yang tengah mengalami masa learning loss, selama pandemi.
Kecintaan terhadap sejarah bangsanya, dapat menjadi alternatif wacana yang dapat dikembangkan. Khususnya bagi kalangan edukator maupun legislator. Pengenalan dengan sejarah beserta para pahlawan-pahlawan bangsa, sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama.
Tidak harus menunggu ketika Hari Pahlawan, karena banyak media bagi kita untuk mengutarakan cinta kita terhadap perjuangan para pahlawan bangsa. Era digital memberikan banyak ruang yang bisa diakses dan dikembangkan dalam berbagai metode. Pengenalan dan pendekatan berbasis media juga sudah tentu dapat dikembangkan lebih baik. Semua bertujuan untuk proses edukasi tentunya.
Mencintai sejarah dan bangsa di masa learning loss bukan menjadi mustahil dapat terlaksana. Dengan dua pilihan, dapat dijalankan sebagai wahana pemacu nasionalisme atau tidak dapat direalisasikan. Semua memiliki dampak yang bisa terbayangkan tentunya. Masa depan bangsa adalah hal utama, apalagi mencintai negerinya.
Dengan tidak mengurangi makna dan tujuan Hari Kasih Sayang, tentu akan lebih baik bila dirayakan dengan membangun rasa cinta kepada para pahlawan bangsa. Sekedar memberi cinta dalam berbagai wujud adalah solusi alternatif saat ini. Tentu akan membuat bangga bagi kita semua selaku warga negara yang mempunyai cita-cita nasionalisme.
Baca Juga
Artikel Terkait
Kolom
-
Luka Psikologis yang Tak Terlihat di Balik Senyum Ibu Baru
-
Mindful Eating atau Makan Sambil Scroll? Dilema Makan Sehat dan Screen Time
-
Membangun Resiliensi Intelektual untuk Pendidikan Indonesia 2030
-
Refleksi Diri Mahasiswa di Balik Kritik, Jangan Terlalu Defensif!
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
Terkini
-
7 Rekomendasi Film Horor Terbaik dari tahun 80-an, Sudah Nonton?
-
Mees Hilgers, Laga Kontra Cina dan Performa Buruknya di Timnas Indonesia
-
Harapan Pupus! Ada 2 Alasan Kekalahan MU dari Spurs Kali Ini Terasa Jauh Lebih Menyakitkan
-
Kembang Goyang Luna Maya Patah Detik-Detik Sebelum Akad, Pertanda Apa?
-
Mulai Rp1,4 Juta, Ini Daftar Harga Tiket Konser Doh Kyung-soo di Jakarta