Menjalani hubungan persahabatan kadangkala memang tidaklah mudah. Diperlukan banyak tenaga baik hati dan pikiran untuk bisa mewujudkan persahabatan yang baik dan suportif. Sahabat, bisa diartikan sebagai suatu hubungan antar teman yang bisa dibilang memiliki kedekatan yang lebih intensif. Dari kedekatan itulah akan muncul perbedaan satu sama lain yang tersingkap seiring berjalannya waktu. Baik perbedaan yang disadari maupun yang tidak disadari.
Perbedaan yang disadari misalnya adalah perbedaan latar belakang, ras, suku, bangsa, agama, perbedaan ciri fisik, dan perbedaan lainnya. Sedangkan perbedaan yang tidak sadari misalnya adalah perbedaan dalam cara pandang dan cara berfikir, perbedaan karakter dan kepribadian, dan perbedaan lainnya yang hanya bisa diketahui seiring berjalannya waktu bersama.
Adanya perbedaan ini pastinya akan rentan menimbulkan konflik satu sama lain apabila kedua belah pihak atau lebih tidak mampu berpikir secara positif dan kurangnya kemampuan dan kesediaan untuk memahami satu sama lain. Akibat dari konflik atas dasar perbedaan antar sahabat ini dapat menimbulkan masalah yang lebih serius, yakni retaknya hubungan persahabatan yang telah terjalin dengan indahnya.
Oleh karena itu, perlu adanya sikap saling terbuka baik dalam berpikir maupun dalam berkomunikasi. Untuk mengurangi resiko konflik atas dasar perbedaan ini, kita perlu untuk mengesampingkan ego pribadi dan lebih bijaknya kita perlu untuk berpikir selaras dengan perasaan yang kita miliki. Itu artinya, dalam menyikapi perbedaan yang ada, kita tidak hanya mengedepankan logika dalam memahami sahabat kita yang berbeda, akan tetapi kita juga harus berusaha untuk menyeimbangakn pemikiran dengan intuisi atau perasaan. Karena kadang kala, tak selamanya logika mampu memecah persoalan, namun justru terkadang persoalan dapat diseleseikan melalui cara damai, yakni melalui komunikasi.
Melalui komunikasi yang baik antar satu sama lain, maka persahabatan dapat terjalin secara positif dengan memperhatikan asas saling menghargai kelebihan dan kekurangan satu sama lain. Selain itu, masing-masing sahabat akan mampu memahami dan mengerti akar perbedaan diantara keduanya dan berupaya memunculkan alternatif lain yang bisa mendamaikan kedua belah pihak secara mandiri.
Walaupun terdengar sulit dan rumit, nyatanya komunikasi mampu menjadi satu sarana efektif untuk mengurai akar permasalahan sehingga persahabatan dapat terjalin dengan baik di tengah perbedaan.
Baca Juga
-
Dear HRD, Ini 6 Cara Membangun Lingkungan Kerja yang Positif
-
Kamu Seorang Karyawan? Yuk Kenali 6 Jenis Izin Meninggalkan Pekerjaan ini!
-
Ketahui Waktu Istirahat dan Izin untuk Meninggalkan Pekerjaan Menurut UU Ketenagakerjaan dan Cipta Kerja
-
4 Tantangan yang Harus Dihadapi oleh HRD di Perusahaan, Kamu Harus Siap!
-
5 Tips untuk Mengatasi Overthinking di Kantor, Terapkan Mindfullness!
Artikel Terkait
-
Dijenguk, Pasien RS Ini Malah Duduk di Kursi karena Kasurnya Dipakai Teman Nongkrong
-
Juru Kunci Makam: Persahabatan Anak-anak Kaum Marginal
-
Indonesia Diversity Day: Memahami Makna Keberagaman sebagai Kekayaan
-
24 Agustus, Barcelona Tantang Manchester City di Estadio Spotify Camp Nou
-
Belajar Konsep Keberagaman Sederhana ala Gus Dur di Indonesia Diversity Day
Kolom
-
Hidupmu Bukan Konten: Melawan Standar Sukses Versi Media Sosial
-
Bagaimana Budaya Membentuk Cara Kita Berpikir dan Merasa
-
Bencana Sumatra: Alarm Keras untuk Kebijakan Lingkungan yang Gagal
-
Restitusi untuk Korban Tindak Pidana Masih Sulit Direalisasikan
-
Simfoni di Teras Rumah: Seni, Kesabaran, dan Kedamaian dalam Merawat Burung Kicau
Terkini
-
Bukan Meninggalkan, Hanya Mendefinisikan Ulang: Kisah Anak Nelayan di Era Modern
-
Hada Cable Car Taif: Menyusuri Pegunungan Al-Hada dari Ketinggian
-
Udah Rajin Nge-gym tapi Hasilnya Zonk? Jangan-jangan 7 'Blunder' Ini Biang Keroknya!
-
Sama-sama Gagal, Ini Beda Nasib Timnas Putri dan Putra di SEA Games 2025
-
Bukan Jam Makan, Ini 4 'Golden Rules' Jauh Lebih Penting untuk Kesehatan Pencernaanmu