Nasionalisme singkatnya adalah rasa cinta dan bangga terhadap negara. Rasa cinta tersebut memunculkan rasa setia terhadap tanah air dan berusaha untuk menjadikan kepentingan negara di atas segalanya.
Terkadang kita berpikir nasionalisme itu bentuknya bagaimana? Bagaimana cara kita mengetahui jika kita mencintai Indonesia? Apakah ada tolak ukur atau standar dalam mencintai sebuah negara?
Ben Anderson dalam bukunya yang berjudul Komunitas Terbayang menjelaskan bahwa nasionalisme memunculkan suatu kumpulan-kumpulan orang yang mempunyai tujuan sama yang disebut komunitas terbayang.
Untuk memahami komunitas terbayang, kita dapat melihat dari sepak bola. Tepatnya pertandingan sepak bola Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia sebagai Representasi Negara Indonesia
Timnas Indonesia merupakan tim yang mewakili Indonesia ketika bertanding melawan negara lain. Dengan membawa lambang garuda di dada dan tersemat kata Indonesia dalam tim yang dibela, para pemain menjadi muka dari bangsa Indonesia.
Membawa nama Indonesia bukanlah hal yang sembarangan, mereka adalah perwakilan dan representasi dari Sabang sampai Merauke. Mereka dianggap menjadi yang terbaik dari ratusan juta warga negara Indonesia yang pantas membela Indonesia dalam olahraga Sepak Bola.
Para pemainnya pun beragam, diisi oleh mereka yang mempunyai darah keturunan Indonesia serta mereka yang sudah sumpah setia terhadap bangsa dan negaranya. Hal ini menjadi sakral bahwa orang yang boleh membela Tim Nasional hanyalah orang yang menjadi warga negara, berbeda dengan klub yang boleh mengambil warga negara asing.
Suporter Indonesia kemudian memandang sebelas orang yang berada di dalam lapangan ketika bertanding melawan negara lain ialah Indonesia itu sendiri. Sebelas orang tersebut adalah perwakilan dari harga diri negara dengan semua pulau dan seisinya.
Munculnya Nasionalisme
Ketika pertandingan berlangsung, Masyarakat Indonesia mempunyai harapan dan tujuan yang sama, yakni kemenangan untuk Timnas Indonesia. Banyak pertandingan yang berlangsung di Indonesia namun kita dapat melihat pola yang sama bagaimana tindakan para suporter Indonesia di Stadion.
Pada awalnya kita melihat suporter Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan di awal pertandingan dengan kompak dan penuh semangat. Kemudian setelahnya disusul dengan meneriakkan yel-yel dukungan untuk Timnas Indonesia.
Para pemain di lapangan dianggap sebagai seorang pahlawan. Layaknya para pahlawan yang membela Tanah Air di masa lampau mengusir penjajah, para pemain Timnas Indonesia berusaha untuk mengalahkan Tim Negara lain dan mencetak gol sebagai cara untuk memenangkan pertandingan.
Munculnya tim negara lain sebagai lawan dari Timnas Indonesia adalah bentuk bagaimana Suporter Indonesia melihat siapa yang menjadi kawan dan siapa yang menjadi musuh. Para Suporter menempatkan pemain Timnas Indonesia sebagai pihak protagonis dan negara lain sebagai pihak antagonis yang harus di kalahkan.
Selanjutnya ketika para pemain Indonesia mencetak gol, para suporter Indonesia yang tidak kenal dari daerah manapun sama-sama bangga dan bergembira. Mereka mempunyai kesenangan yang sama yakni Timnas Indonesia mencetak gol.
Perasaan yang sama itu lah yang membangkitkan kebanggaan terhadap bangsa Indonesia. Tidak mengenal siapa yang cetak gol dari suku, ras atau daerah manapun yang penting Timnas Indonesia mampu memenangkan pertandingan.
BACA JUGA: Cari Pemain Keturunan, Ketum PSSI Jalin Komunikasi dengan KBRI Qatar
Mereka yang berbeda latar belakang namun mempunyai tujuan yang sama yakni Timnas Indonesia mampu memenangkan pertandingan ini lah yang kemudian dapat dikatakan sebagai Komunitas Terbayang.
Masyarakat Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke lebih mendapatkan perasaan yang sama karena disatukan oleh sebuah nama Indonesia. Biarpun orang Jawa dan Papua terbentang jarak yang jauh namun mereka tetap disatukan oleh Indonesia.
Misalnya saja ada orang Melayu Riau ketika menonton pertandingan Indonesia vs Malaysia tentunya orang Melayu Riau mendukung Indonesia sebagai negaranya. Walaupun pemain Indonesia diisi oleh orang Jawa atau Papua yang berbeda suku ataupun ras mereka tetap menganggap orang Jawa dan Papua yang harus dibela. Biarpun orang Malaysia mempunyai kesamaan suku, mereka bukanlah bagian dari apa yang dianggap oleh orang Melayu Riau sebagai bagian dari komunitas yang dibayangkan.
Sehingga, kita dapat melihat bahwa dalam sepak bola bukan hanya sekedar hiburan saja melainkan secara tidak langsung dapat memunculkan rasa nasionalisme dan bangga terhadap kemampuan Indonesia dalam mengalahkan negara lain melalui sepak bola.
Video yang Mungkin Anda Suka.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Sharp Hydro Heroes Program Kewirausahaan Bidang Pertanian Masa Depan
-
Rating Elkan Baggott Pasca Comeback: Kapan Bela Timnas Indonesia?
-
Siapa Wasit Timnas Indonesia vs Arab Saudi? Profil Rustam Lutfullin dan Jejak Kontroversialnya
-
Terkuak! Ini Sosok Striker Keturunan yang Segera Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Punya Darah Medan!
-
Liga Sepak Bola Putri Masih Sekadar Janji, PSSI Kembali Tegaskan Komitmen
Kolom
-
Guru dan Masa Depan yang Dikorbankan: Refleksi Profesi yang Terabaikan
-
Soroti Pernyataan Mendikti, Alumni LPDP Tidak Harus Pulang, Setuju Tidak?
-
Menghargai Pekerjaannya, Menghargai Kebutuhannya: Realitas Gaji Guru
-
Indonesia dan Lunturnya Budaya Malu, dari "Jam Karet" hingga Korupsi
-
Simak! Ini Pentingnya Penguasaan Calistung dalam Pendidikan Dini
Terkini
-
Intip 4 Look OOTD Trendi ala Danielle NewJeans, Ideal untuk Daily Wear!
-
Bintang Laga, Milla Jovovich Bergabung dalam Film Protector
-
Film Orphan 3 Resmi Produksi, Kembali Gandeng Isabelle Fuhrman
-
Ulasan Buku TAN: Menelusuri Jejak Kehidupan Tan Malaka Seorang Pejuang
-
3 Film Jepang Dibintangi Yuki Amami, Terbaru Fushigi Dagashiya Zenitendo