Fase perempat final di gelaran piala dunia 2022 akan mempertemukan dua negara yang bisa dibilang memiliki kisah masa lalu yang panjang, yakni Maroko dan Portugal. Pada babak 16 besar, Maroko di luar dugaan sukses mempermalukan mantan juara dunia Spanyol melalui drama adu pinalti dengan skor 3-0, sekaligus membuat rekor baru dalam sejarah keikutsertaan mereka di gelaran piala dunia.
Di sisi lain, Portugal berhasil menang telak atas Swiss dengan skor meyakinkan 6-1. Kemenangan itu sekaligus membuat Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan kembali berada di fase perempat final.
Pertemuan kedua negara tersebut di fase putaran final piala dunia memang terbilang jarang. Tercatat baru dua laga yang mempertemukan kedua negara dalam gelaran 4 tahunan tersebut. Dilansir dari situs 11v11.com, Portugal pertama kali bertemu Maroko yakni pada fase grup piala dunia 1986.
BACA JUGA: Terkuak Rumah Tangga Nia Ramadhani Sempat Nyaris Bobrok, Ternyata Ini Biang Keroknya
Saat itu tim nasional Portugal harus rela takluk 1-3 sekaligus gagal lolos ke fase selanjutnya. Pertemuan keduanya kembali terjadi lagi-lagi dalam gelaran piala dunia yakni pada tahun 2018 di Russia. Ketika itu Portugal sukses mempecundangi Maroko dengan skor tipis 1-0 melalui gol Cristiano Ronaldo.
Laga yang Dibumbui Sejarah Penaklukan di Masa Lalu
Laga yang akan digelar pada akhir pekan nanti dipastikan akan berlangsung cukup ketat. Hal tersebut dikarenakan selain sama-sama membutuhkan kemenangan untuk melaju ke babak semifinal, pertandingan tersebut akan dibumbui nuansa konflik kedua negara di masa lalu.
Relasi antara kedua negara yang berbatasan langsung dengan Spanyol ini sejatinya telah terjadi sejak abad ke-8 masehi. Saat itu kesultanan Maroko melakukan ekspansi ke wilayah semenanjung Iberia.
Namun, konflik antara kedua negara mulai memanas memasuki abad ke-15. Saat kekaisaran Portugis melakukan ekspansi militer ke wilayah Maroko. Peperangan dan konflik sekitar 1 abad tersebut membuat beberapa kota di wilayah Maroko harus takluk dan menjadi daerah kekuasaan kekaisaran Portugis.
Konflik antara kedua belah pihak tersebut kemudian kembali memanas pada abad ke-16 hingga abad ke-18. Konflik tersebut juga dipengaruhi peran beberapa pihak lainnya seperti Spanyol yang berhasil menguasai daerah Ceuta.
BACA JUGA: 5 Fakta di Balik Terjungkalnya Spanyol pada Babak 16 Besar di Piala Dunia Qatar 2022
Konflik antara kedua negara kemudian reda pada pertengahan abad ke-18, di mana kesultanan Maroko dan kekaisaran Portugis sepakat membuat perjanjian damai antara kedua belah pihak. Hal ini juga sekaligus menandai awal masa damai dan hubungan yang harmonis antara kedua negara di masa lalu.
Selain sejarah di masa lalu, tentunya laga peremat final piala dunia 2022 nanti antara Portugal dan Maroko ini akan dibumbui gengsi yang cukup tinggi antara kedua tim. Pasalnya, Maroko yang dipimpin oleh Hakim Ziyech sedang dalam trend positif usai mencatatkan rekor sebagai salah satu negara yang belum terkalahkan di gelaran piala dunia kali ini.
Lain hal dengan Portugal, kemenangan atas Swiss dengan skor 6-1 beberapa waktu lalu pastinya menjadi pemacu semangat skuad Pimpinan Cristiano Ronaldo untuk bisa meraih gelar juara dunia pertama kalinya.
Baca Juga
-
Nasib Thom Haye: Dipersimpangan Berkarir di Liga Indonesia atau Liga Eropa
-
Jelang Idul Adha, 3 Jenis Kambing Lokal Ini Cocok Dijadikan Hewan Kurban
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya
-
Teka-teki Elkan Baggott: Misteri Kembali Tak Dipanggil ke Timnas Indonesia
-
Mees Hilgers, Laga Kontra Cina dan Performa Buruknya di Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
Bawa Kemenangan Maroko, Yassine Bounou: Ini Adalah Sejarah, Bahkan Saya Belum Siap untuk Adu Penalti
-
Profil Goncalo Ramos, Pemain Portugal yang Cetak Hattrick
-
Spanyol Bukan Korban Pertama Ketangguhan Yassine Bounou, Coba Tanya Manchester United dan Inter
-
Rahasia Belanda Melaju Jauh dengan Gaya "Membosankan" di Piala Dunia 2022
-
5 Fakta Menarik Timnas Maroko yang Berhasil Mencapai Perempat Final Piala Dunia 2022
Kolom
-
Dosen di Era Digital: Antara Pendidik dan Influencer
-
Menari di Antara Batas! Kebebasan Berekspresi di Sekolah vs Kampus
-
Menyusuri Lorong Ilmu! Buku Perpustakaan vs Jurnal Akademik
-
Janji Mundur atau Strategi Pencitraan? Membaca Ulang Pernyataan Prabowo
-
Tari Kontemporer Berbalut Kesenian Rakyat: Kolaborasi Komunitas Seni Jogja
Terkini
-
Penggemar Antusias, Game Clash of Clans Bakal Dijadikan Serial Animasi
-
Beragam Genre, Ini 5 Drama China yang Dibintangi Wang Ziwen
-
T-Ara Sugar Free: Lagu Patah Hati dalam Irama Pesta yang Membara
-
WKU Kadin Saleh Husin: Perlu Keberpihakan Pemerintah Agar Industri Baja Nasional Tidak Mati
-
Ulasan Lagu LUCY Flowering, Musim Semi yang Penuh Harapan dan Kehangatan