Pada tanggal 10 Februari dinobatkan sebagai Hari Kacang-kacangan Sedunia atau yang lazim dikenal sebagai World Pulses Day.
Peringatan Hari Kacang-kacangan Sedunia ini ditetapkan sejak tahun 2018 oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam upaya sebagai pemenuhan gizi di masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi dalam pemenuhan gizi ideal.
Sejatinya penetapan kacang-kacangan sebagai sumber pangan yang cocok dalam pemenuhan gizi telah dicanangkan sejak tahun 2013 dan diperkuat pada tahun 2016 dalam International Year of Pulses (IYP) yang dilakukan oleh FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations).
Ditetapkannya tanggal 9 Februari sebagai Hari Kacang-Kacangan Sedunia juga turut mengingatkan kepada masyarakat bahwa kacang-kacangan juga memiliki andil dalam kesuburan tanah, pemenuhan gizi masyarakat dan juga sebagai alat dalam menghadapi ketahanan pangan.
BACA JUGA: Sensus Pertanian 2023: Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani
Permasalahan Pemenuhan Gizi dan Ketahanan Pangan di Dunia
Hingga hari ini kondisi ketahanan pangan di dunia masih mengalami proses pengembangan di beberapa daerah.
Ketahanan pangan masih menjadi isu yang seringkali digaungkan di dunia, khususnya pasca pandemi Covid-19 yang sempat mewabah dengan ekstrem selama kurang lebih 3 tahun terakhir. Hal tersebut juga diperparah adanya konflik Russia-Ukraina yang mengganggu pasokan pangan dunia.
Perang Ukraina berdampak dalam pemenuhan kebutuhan gandum di dunia, khususnya di Uni Eropa. Produksi gandum dunia diprediksi akan berkurang sekitar 1 juta ton dalam periode 2022/2023 ini yang diakibatkan oleh imbasnya perang di negara Ukraina dan beberapa proteksi pangan yang dicanangkan di beberapa negara lain.
Hal tersebut juga bisa semakin diperparah mengingat konflik di kawasan Ukraina yang belum menunjukan tanda-tanda akan segera berakhir. Kondisi inilah yang menjadi salah aspek yang membuat adanya isu runtuhnya ketahanan pangan dunia.
Belum lagi adanya ancaman resesi di masa mendatang juga turut menjadi faktor kemungkinan terganggunya pasokan pangan dunia.
BACA JUGA: Tentang Resesi dan Cara yang Bisa Kita Lakukan untuk Menghadapinya
Momentum Hari Kacang-kacangan Sedunia sebagai Penyuplai Ketahanan Pangan
Kacang-kacangan atau biji-bijian yang umumnya dikonsumsi sehari-hari memang memiliki beragam manfaat dalam kesehatan maupun penguatan pangan dunia.
Beberapa daerah atau negara juga menjadikan kacang-kacangan atau biji-bijian sebagai sumber makanan pokoknya. Organisasi FAO juga menyerukan penggunaan kacang-kacangan sebagai salah satu suplai asupan nutrisi yang bisa menyokong ketahanan pangan dunia.
Konsumsi kacang-kacangan di dunia memang terbilang tidak terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan konsumsi tanaman lain yang menyokong ketahanan pangan global.
Padahal, kacang-kacangan bisa menjadi solusi yang cukup murah dan dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat dalam pemenuhan gizi dan penyuplai ketahanan pangan. Kacang-kacangan juga dianggap lebih tahan terhadap perubahan suhu dan cuaca yang seringkali melanda sebagian besar daerah di dunia.
Selain itu, kacang-kacangan juga dapat menjadi sarana dalam menjaga kesuburan tanah secara alami sehingga mengurangi penggunaan pupuk kimiawi yang dapat merusak kondisi tanah dalam jangka panjang.
Meskipun wacana dalam mempromosikan kacang-kacangan sebagai penyuplai ketahanan pangan sudah berlangsung cukup lama, akan tetapi hal ini juga belum terlalu mendapatkan dampak yang cukup signifikan.
Hal tersebut diakibatkan beberapa kebiasaan masyarakat yang belum terbiasa dalam mengkonsumsi kacang-kacangan sebagai kebutuhan pokok pangan.
Namun, hal tersebut bukan tidak mungkin akan semakin mengarah ke hasil yang positif apabila seluruh pihak dapat bekerja sama dalam mengenalkan kacang-kacangan yang terdapat pada daerah tersebut sebagai sumber pangan lain yang tentunya dapat lebih terjangkau bagi masyarakat kelas bawah.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Coret Banyak Nama Diaspora Jelang Sea Games, Ini Klarifikasi Indra Sjafri!
-
Targetnya Emas, tapi Pelatih 'Buta' Kekuatan Lawan: Timnas U-23 Bisa Apa di SEA Games 2025?
-
PSSI Target Timnas Raih Emas Sea Games 2025, Indra Sjafri Justru Pesimis!
-
PSSI Anak Tirikan Timnas Indonesia Senior, Media Asing Berikan Sorotan!
-
Cadangkan Zahaby Gholy saat Jumpa Brazil, Nova Arianto Berikan Klarifikasi!
Artikel Terkait
-
Bantu Perangi Stunting, Danone Gelar Aksi Gizi Indonesia Maju di Lombok
-
4 Langkah Cegah Stunting, Orang Tua Wajib Tahu!
-
Dua Lumbung Pangan Dibangun di Purbalingga, Habiskan Miliaran Rupiah
-
Apakah Diet Bisa Membantu Menurunkan Gejala Depresi? Cek Faktanya!
-
1 dari 3 Anak Indonesia Alami Anemia, Ini yang Perlu Dilakukan Agar Perkembangan Si Kecil Tak Terhambat
Kolom
-
Krisis Empati: Mengapa Anak-Anak Tidak Lagi Tahu Caranya Berbelas Kasih?
-
Saat Hidup Tidak Sesuai Ekspektasi, Kenapa Kita Selalu Menyalahkan Diri?
-
18 November: Cukup! Tidak Ada Lagi Alasan untuk Menoleransi Pelecehan Anak
-
Kota Tanpa Trotoar: Indonesia untuk Mobil, Bukan Manusia?
-
Kisruh Pendanaan Gaji Karyawan SPPG yang Belum Cair, Polemik MBG Jilid II?
Terkini
-
Tak Sekadar Mood Swing, Ini 4 Fase Perempuan yang Perlu Kamu Tahu!
-
Rekomendasi 5 Game Keluarga yang Bisa Dimainkan Semua Umur
-
Lee Chae Min Bahas Harapan Tahun Baru 2026: Ingin Dikelilingi Orang Baik
-
4 Sunscreen dengan Color Corrector untuk Proteksi Kulit dan Redakan Redness
-
PV dan Visual Teaser Kusunokis Garden of Gods Rilis, Tayang April 2026