Tidak lama lagi umat muslim di seluruh dunia akan menyambut datangnya bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah dan janji ampunan. Semua orang tentu akan menyibukkan diri dengan aktivitas ibadah, seperti shalat tarawih berjama'ah, buka puasa bersama, tadarus al qur'an, dan membuat minuman khas Ramadhan, yakni Kolak.
Sebagaimana diketahui, bahwa kolak adalah salah satu makanan yang sering dikonsumsi selama bulan Ramadhan, utamanya di negara kita, Indonesia. Kolak biasanya terbuat dari campuran pisang, ubi, jagung, atau kacang hijau yang dimasak dalam santan dan gula merah, dan biasanya disajikan dingin.
Mengapa kolak identik dengan Ramadhan di Indonesia
Pertama, kolak adalah makanan yang mudah dibuat dan meskipun berbahan murah tidak murahan, sehingga cocok untuk disajikan di bulan Ramadhan ketika umat muslim berpuasa dan perlu makanan yang dapat memberikan energi.
Kedua, kolak disukai oleh banyak orang karena rasanya yang manis dan segar, sehingga cocok untuk disantap setelah berbuka puasa. Selain itu, makanan yang mengandung karbohidrat dan gula seperti kolak juga dapat membantu mengembalikan energi yang hilang selama berpuasa.
BACA JUGA: 4 Amalan Syaban Ala Rasulullah, Maksimalkan Sebelum Ramadhan
Ketiga, tradisi menyajikan kolak selama Ramadhan juga menjadi bagian dari budaya Indonesia. Kolak merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang memiliki cita rasa yang unik dan kaya akan rempah-rempah.
Jadi, ternyata kolak telah menjadi salah satu makanan ikonik yang identik dengan Ramadhan di Indonesia dan selalu menjadi sajian yang dinantikan oleh banyak orang setiap tahun. Istilahnya Ramadhan belum lengkap tanpa kolak.
Memang, meskipun asal mula kolak tidak dapat dipastikan darima sumbernya, tetapi ada beberapa cerita dan teori yang menyebutkan asal-usul makanan ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Melansir gridkids, istilah kolak disebut berasal dari kosa kata “khalik” atau Tuhan yang maha pencipta alam semesta. Namun, kata kolak juga disebut berasal dari bahasa Arab, yaitu “kul laka” yang berarti makanlah, untukmu.
Ada pula yang menyatakan bahwa kolak berasal dari kata "kalakan" atau "kalak" dalam bahasa Jawa Kuno yang berarti campuran bahan-bahan yang direbus dengan air atau santan. Teori ini menunjukkan bahwa kolak sudah dikenal sejak zaman kerajaan Jawa Kuno.
Ada juga teori lain menyebutkan kalu kolak berasal dari pengaruh budaya India yang masuk ke Indonesia pada abad ke-7. Makanan yang mirip dengan kolak, yaitu "kheer" atau "payasam" merupakan makanan tradisional India yang dibuat dari beras, gula, dan susu.
BACA JUGA: Apakah Puasa Syaban Diperbolehkan? Begini Penjelasan Lengkapnya
Selain itu, terdapat pula teori bahwa kolak berasal dari pengaruh Arab yang membawa rempah-rempah seperti kayu manis dan cengkeh ke Indonesia. Rempah-rempah ini kemudian diolah bersama santan dan gula merah untuk membuat makanan yang manis dan harum seperti kolak.
Meskipun tidak ada kepastian asal mula kolak, kudapan ini telah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia dan sering disajikan selama acara-acara spesial seperti Ramadhan, lebaran, atau acara keluarga. Kolak juga telah mengalami banyak variasi dan inovasi dengan ditambahkan bahan-bahan seperti ketan atau bubur sumsum, dan variasi rasa seperti pandan, durian, atau stroberi. Hmm, selamat menyambut Ramadhan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sudah Tahu Well Being? Ini Cara Mewujudkannya agar Hidupmu Jadi Lebih Baik
-
Mengulik Polemik Iuran Tapera yang Diprotes Banyak Pekerja
-
7 Cara Menghadapi Orang Sombong Menurut Psikolog Klinis, Hadapi dengan Santai!
-
Orang Tua Harus Waspada, Apa Saja yang Diserap Anak dari Menonton Gadget?
-
Tidak Harus Karier dan Finansial, 8 Hal Ini Bisa Dijadikan Resolusi Tahun 2024
Artikel Terkait
-
Dicoret Shin Tae-yong karena Cedera, Asnawi Mangkualam Sudah Main 90 Menit di Port FC
-
Shin Tae-yong Sumringah Ayase Ueda Cedera: Bisa Jadi Keuntungan Buat Timnas Indonesia
-
Timnas Indonesia 'Baik Hati', Hajime Moriyasu Mengaku Diuntungkan
-
Mauro Zijlstra Kasih Kabar Buruk saat Lagi Urus Naturalisasi Timnas Indonesia
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
Kolom
-
Guru dan Masa Depan yang Dikorbankan: Refleksi Profesi yang Terabaikan
-
Soroti Pernyataan Mendikti, Alumni LPDP Tidak Harus Pulang, Setuju Tidak?
-
Menghargai Pekerjaannya, Menghargai Kebutuhannya: Realitas Gaji Guru
-
Indonesia dan Lunturnya Budaya Malu, dari "Jam Karet" hingga Korupsi
-
Simak! Ini Pentingnya Penguasaan Calistung dalam Pendidikan Dini
Terkini
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
-
EXO 'Monster': Pemberontakan dari Psikis Babak Belur yang Diselamatkan Cinta
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings