Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | zahir zahir
Ilustrasi Kawasan Hutan (pexels/zhang kai)

Pada tanggal 21 Maret 2023 tahun ini kembali diperingati sebagai Hari Hutan Sedunia atau International Day of Forest. Melansir dari situs National Today, hari hutan sedunia ini pertama kali diresmikan pada tahun 2012 silam dalam Majelis Umum PBB. Peringatan hari hutan sedunia tersebut ditetapkan dalam resolusi Majelis umum PBB yang diresmikan pada 28 November 2012. Diresmikannya hari hutan sedunia tersebut tentunya menjadi sebuah langkah positif dalam menjaga kondisi dan kelestarian hutan di seluruh dunia yang juga berfungsi sebagai paru-paru dunia.

Kawasan hutan memang menjadi sebuah daerah yang cukup penting dalam ekosistem dunia. Hutan menjadi tempat berlindung sebagian besar flora dan fauna yang ada di dunia yang tentunya memiliki peran yang cukup besar dalam kelangsungan ekosistem.

Kawasan hutan bersama area terbuka hijau lainnya juga berperan cukup besar dalam menjaga kondisi udara di dunia dan menjagi penyeimbang dari segala polutan yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang lambat laun kian masif.

Kondisi Hutan di Seluruh Dunia yang Menurun dari Tahun ke Tahun

Ilustrasi Area hutan dan ruang terbuka hijau (pexels/andrei cook)

Hutan menjadi sebuah kawasan di dunia yang tidak bisa diabaikan begitu saja keberadaannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir kondisi hutan yang berada di seluruh dunia kian mengalami penurunan akibat dari beragam pembukaan lahan yang digunakan untuk kepentingan manusia. Melansir dari situs Our World in Data, pada abad ke-20 kondisi hutan dan ruang terbuka hijau di seluruh dunia masih mendominasi sekitar 75% dari luas daratan di bumi. Sekitar 25% sisanya dipergunakan untuk pemukiman penduduk dan area persawahan.

Akan tetapi, pada tahun 2018 silam kondisi hutan tersebut mulai mengalami penurunan secara signifikan menjadi sekitar 52% luas daratan di dunia. Penurunan persentase luas hutan tersebut tentunya dipengaruhi beragam faktor, mulai dari pembukaan lahan untuk aktivitas pertanian dan pemukiman, hingga kondisi alam dan pembabatan hutan secara masif selama beberapa dekade terakhir.

Perkembangan populasi penduduk yang tidak terkontrol dalam 1 abad terakhir tentunya menjadi salah satu faktor terbesar dalam penghilangan kawasan hutan di dunia. Beberapa sumber berpendapat apabila kondisi ini tidak segera menemukan solusi yang konkrit, kemungkinan dalam 100 tahun kedepan kondisi hutan di seluruh dunia hanya tersisa sekitar 25% saja dibandingkan saat abad ke-20.

Perlunya Solusi Jitu dalam Mengatasi Hilangnya Kawasan Hutan

Ilustrasi Kawasan Hutan yang Rusak (unsplash/matt palmer)

Melansir dari situs Global Forest Watch, pada tahun 2021 silam sekitar 11,1 juta hektar area hutan dan ruang hijau di seluruh dunia telah hilang. Hal yang lebih buruk terjadi dan tentunya harus mendapatkan perhatian adalah hilangnya sekitar 3 juta hektar hutan primer di dunia yang berperan cukup besar sebagai penopang kawasan paru-paru dunia. Fakta tersebut tentunya memerlukan perhatian khusus dari pihak di seluruh dunia apabila tidak ingin kehilangan luas lahan hutan yang lebih besar lagi di masa depan.

Hingga saat ini memang belum adanya solusi dan langkah konkrit dalam menanggulangi kehilangan kawasan hutan di dunia. Hilangnya jumlah hutan di dunia dalam beberapa dekade terakhir memang sejalan dengan perkembangan kawasan industri dan area pemukiman serta pertanian di seluruh dunia.

Beragam solusi tentunya mulai ditawarkan dan dikampanyekan oleh berbagai pihak guna mengurangi dampak perkembangan penduduk dan industri terhadap kondisi hutan. Mulai dari pemantauan dan pembatasan pertumbuhan penduduk yang telah dilakukan di beberapa negara, hingga peresmian beragam aturan mengenai pembukaan lahan hutan untuk kegiatan pemukiman, industry dan pertanian.

Namun, tentunya langkah tersebut dirasa masih belum terlalu berdampak secara signifikan. Perlunya kerjasama dari berbagai pihak tentunya bisa lebih memberikan dampak yang lebih besar dalam pelestarian hutan di dunia.

zahir zahir