Heteronormativitas telah lama mendominasi cara pandang sebagian besar kalangan-masyarakat, memandang heteroseksualitas sebagai satu-satunya norma paling sah dan mengabaikan keberagaman seksual.
Diakui atau tidak konsep ini telah memengaruhi cara pandang kita tentang hubungan, keluarga, peran gender, dan bahkan kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, tidak sedikit yang menggugat paradigma di atas yang mengedepankan keberagaman seksual sebagai pijakan berpikir.
BACA JUGA: Telak! Pemain Argentina Bungkam Tudingan Malaysia Perihal Laga vs Indonesia
Pemahaman tentang Heteronormativitas
Sebagaimana diketahui bahwa heteronormativitas merupakan suatu konsep yang menekankan bahwa heteroseksual adalah satu-satunya bentuk hubungan yang dianggap paling normal, alamiah, dan diinginkan dalam kehidupan masyarakat.
Konsep ini mendasarkan pandangannya terhadap asumsi-asumsi yang melekat pada norma-norma sosial yang telah di internalisasi sejak usia dini, seperti pandangan bahwa laki-laki dan perempuan saling tertarik secara alamiah, pernikahan hanya terjadi antara laki-laki dan perempuan, dan tujuan utama hubungan pernikahan memperoleh keturunan.
Dampak Heteronormativitas
Kenyataannya, Heteronormativitas memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan ini. Pertama, konsep ini menempatkan orang-orang non-heteroseksual dalam posisi yang terpinggirkan dan dianggap tidak "normal".
Hal Ini berarti individu-individu non-heteroseksual seperti LGBT+ acap kali mengalami stigmatisasi, diskriminasi, dan bahkan penindasan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga lembaga sosial dan politik.
Kedua, heteronormativitas juga memengaruhi konstruksi peran gender yang berdampak pada ekspektasi dan pembatasan yang ditempatkan pada laki-laki dan perempuan. Pemahaman ini mengharuskan laki-laki dan perempuan mengikuti norma-norma gender yang telah ditetapkan, seperti stereotipe laki-laki harus tangguh, berkuasa, memimpin dan haram hukumnya mengungkapkan sisi emosionalnya, sementara perempuan diwajibkan patuh, penyayang, dan menjalankan peran sebagai ibu dan sebagai pengasuh utama.
Mengakui Keberagaman
Namun, saat ini semakin banyak orang yang menyadari bahwa heteronormativitas bukanlah satu-satunya cara melihat dan memahami seksualitas. Pemahaman yang inklusif dan cara pandang beragam telah mulai berkembang, dengan cara mengakui keberagaman orientasi seksual dan identitas gender sebagai sesuatu yang alamiah dan memiliki keabsahan.
Langkah-langkah telah diambil untuk mengubah heteronormativitas. Munculnya gerakan-gerakan pengakuan atas hak non heteroseksual, dan tampilnya para aktivis di ranah publik telah bekerja keras untuk memperjuangkan hak atas kesetaraan, menghapuskan diskriminasi, serta mempromosikan pengakuan dan penghormatan terhadap keberagaman seksual.
Mereka mengorganisir, mendampingi individu atau kelompok untuk kampanye sosial, dan advokasi politik untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, lembaga-lembaga pendidikan dan media meskipun jumlahnya masih terbatas juga memiliki peran mengubah pandangan publik tentang heteronormativitas. Hadirnya ruang representasi non-heteroseksual dalam kurikulum pendidikan, acara televisi, film, dan media lainnya, semata-mata dilakukan demi mendorong pemahaman inklusif dan menghilangkan stigmatisasi.
Baca Juga
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
Artikel Terkait
-
Apa Itu Kecanduan Seks, Bahaya, dan Bagaimana Cara Mengatasinya
-
MERINDING! Istri Cantik Sempurna Masih aja Main Belakang, Ini Deretan Pasangan Selebritis yang Memilih Cerai Gara-Gara...
-
Cowok Penis Besar Bikin Perempuan Auto Orgasme, Dokter Boyke Bilang Begini
-
Razman Nasution Polisikan Iqlima Kim soal Kasus Dugaan Keterangan Palsu
-
Joshua Suherman Dinilai Terlalu Umbar Urusan Ranjang, Langsung Tuai Cibiran Netizen
Kolom
-
Misteri Kematian Yu Menglong dan Bayang-Bayang Seram Museum 798 Tiongkok
-
Pacaran: Topik yang Tak Pernah Lolos di Ruang Tamu
-
Meme Bahlil Dilaporkan, Warganet: Siap-Siap Satu Indonesia Masuk Penjara
-
Pandai Minta Maaf, tapi Nggak Pandai Berubah, Cermin Budaya Kita?
-
Tumbuh dengan Parenting VOC, Ternyata Tidak Seburuk Itu
Terkini
-
Rekap French Open 2025 Day 3: Wakil Indonesia Berguguran, Tersisa Tiga
-
4 Moisturizer Korea dengan Vitamin C, Ampuh Atasi Wajah Kusam dan Flek Hitam
-
8 Tahun Pernikahan Kandas, Raisa Akhirnya Gugat Cerai Hamish Daud
-
PSM UAJY Kembali Harumkan Nama Indonesia di Panggung Internasional
-
Rilis ChatGPT Atlas, Ini Fitur-fitur Canggih di Browser Baru Buatan OpenAI