Sudah bukan sebuah rahasia lagi jika setiap daerah selalu memiliki stereotype di mata masyarakat daerah lain. Tak hanya yang berkaitan dengan sifat dan perilaku secara umum, namun stereotype itu juga terkadang menyangkut hal-hal yang spesifik. Termasuk salah satunya adalah gaya dalam menaiki motor.
Sebagai salah satu warga yang hidup di daerah berplat K, sudah tak asing lagi jika saya mendengar bahwa warga daerah Pati, Kudus Jepara, Rembang, Blora dan Grobogan memiliki gaya yang cenderung liar dan katrok saat berkendara sepeda motor. Bahkan dalam sebuah tulisan yang pernah saya baca, orang-orang yang berasal dari plat K memiliki gaya berkendara yang aneh dan cenderung ngawur.
Namun, bagiku pribadi, gaya berkendara penduduk plat K justru lebih terkesan mengerikan daripada aneh dan ngawur. Seperti contoh, warga plat K seringkali berkendara dengan orientasi "asal dia sampai" tanpa memperhatikan lingkungan atau bahkan pengendara yang ada di sekitar mereka.
Akan banyak kalian temui orang-orang di daerah ini yang tanpa menyalakan lampu sein, akan berbelok tanpa memperhatikan pengendara lain yang ada di belakang mereka. Hal ini pernah aku rasakan sendiri pada tahun 2018. Ketika hendak melaksanakan tugas ke daerah Pati, ibu-ibu pembawa keranjang yang aku temui di daerah Juwana, tiba-tiba saja berbelok ke kanan tanpa menyalakan lampu sein terlebih dahulu.
Protes? Tentu saja protes karena motor kami berdua bergesekan dan hampir membuat kami mencium aspal. Namun, tahu apa yang terucap dari si ibu?
"Motoran mbok ya sek ati-ati to, Mas. Opo sampeyan ora ngerti lak aku wes biasa menggok nang pasar (Juwana) kene? (Naik motor yang hati-hati, mas. Apa kamu tidak tahu kalau aku sudah biasa berbelok di pasar Juwana sini?"
Sebuah kalimat yang tentu saja membuatku harus melongo beberapa saat. Ingin menjelaskan jika aku bukan warga setempat juga sepertinya percuma karena si ibu secara tak langsung sudah mengklaim bahwa jalur yang dilewatinya adalah hak mutlak atas dirinya, sehingga siapapun pengendara yang lewat harus tahu kebiasaan si ibu tadi setiap harinya.
Tak hanya itu, warga plat K juga memiliki gaya bermotor yang tak kenal takut. Sedari kecil terbiasa hidup di lingkungan Pantura yang selalu ramai dengan kendaraan besar, jumbo, maupun kecil dan imut-imut, membuat mereka tak mengenal takut untuk menyalip dari kiri maupun kanan. Bahkan rasa takut itu juga tak hilang ketika mereka harus mengendarai motor di antara dua kendaraan yang tentunya bikin miris masyarakat dari daerah lain yang melihat.
Warga plat K perlu untuk kumpul dan rasan-rasan di sini deh sepertinya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Miliki 2 Modal Besar untuk Permalukan Arab Saudi
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
AFF Bentuk Tim ASEAN All Stars, Perlukah Para Pemain Timnas Indonesia Turut Serta?
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
Artikel Terkait
-
Di Forum Parlemen, Puan Tegas Tolak Relokasi Warga Palestina: Gaza Itu Rumah Mereka
-
Biar Awet dan Kembali Bertenaga, Begini Cara Rawat Motor Pasca Turun Mesin
-
Warga Kerap Kepung Kantor Polisi, ICJR Harap RKUHAP Akomodir Ketersedian Pengawasan dan Keberatan
-
Yamaha Keluar dari Zona Nyaman, Mengintip Sosok Mesin V4 yang Siap Menggetarkan MotoGP
-
Terungkap, 5 Fakta di Balik 3 Mobil Polisi Terbakar Dekat TPU Pondok Ranggon
Kolom
-
Kartini di Antara Teks dan Tafsir: Membaca Ulang Emansipasi Lewat Tiga Buku
-
Refleksi Taman Siswa: Sekolah sebagai Arena Perjuangan Pendidikan Nasional
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Laba Menyusut: Suara Hati Pengusaha Indonesia
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
Terkini
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Miliki 2 Modal Besar untuk Permalukan Arab Saudi
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia U-17 akan Tambah Pemain Diaspora Baru, Benarkah?
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan