Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Budi Prathama
Ilustrasi Suara.com. (Facebook/Suaradotcom)

Bisa mengenal media online semacam Suara.com menjadi anugerah untuk orang biasa seperti saya. Pasalnya, Suara.com dapat menjadi wadah konsumsi informasi dari berbagai topik, mulai dari isu politik, kehidupan para artis, hingga nasib masyarakat yang bergelantungan di jalan. 

Suara.com menjadi ruang terbuka dalam menyajikan informasi yang kredibel, sesuai fakta, dan membuka cakrawala kita semua untuk melihat berbagai persoalan yang menjalar dalam kehidupan masyarakat. 

Sebagai orang biasa yang tinggal di daerah pelosok bagian timur Indonesia, amatlah banyak rasa syukur yang ingin saya sampaikan kepada Suara.com. Di tengah maraknya perkembangan informasi di media sosial, Suara.com mampu hadir dalam memberikan informasi secara cepat dan utuh sesuai fakta yang terjadi. Suara.com menjadi teman diskusi dan membuka ruang berpikir saya, kira-kira sebenarnya apa yang terjadi pada bangsa ini?

Suara.com memberikan pengetahuan kepada saya secara khusus yang tinggal di kepulauan Indonesia bagian timur, tepatnya di provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Saya yang tinggal di Sulawesi Barat ini, dengan cepat mudah menerima informasi dan kejadian yang ada di pulau Jawa melalui Suara.com, apalagi isu-isu politik dan sosial yang tersaji begitu cepat. 

Di sisi lain, isu atau peristiwa yang ada di daerah (terkhusus di daerah saya Sulawesi Barat) justru masih banyak yang tertinggal dalam liputan media nasional, termasuk Suara.com itu sendiri. Entah itu disebabkan karena tidak adanya kantor cabang Suara.com di daerah saya, atau ada hal yang lain. Padahal, peristiwa yang ada di daerah juga amatlah penting untuk diketahui secara nasional. 

Terima Kasih Telah Memberi Ruang

Meski begitu, saya pun berusaha menuangkan peristiwa yang ada di daerah lewat narasi saya sendiri untuk bisa terlihat di media secara nasional. Akan tetapi, tentu itu bukan jalan mudah dan prosedurnya pun bisa jadi panjang dengan rangkaian ketentuan yang berlaku. 

Saya pun mulai mencari-cari media online yang bisa merampung kegelisahan yang ada di daerah lewat narasi saya sendiri. Namun, namanya media digital, tentu itu sulit tersalurkan jika tidak melalui wartawan resmi dari media tersebut. 

Beruntungnya, Suara.com masih bersama kita semua dan menghadirkan platform Yoursay.id yang bisa merampung kegelisahan pembaca. Walaupun tidak secara langsung dari Suara.com, tetapi Yoursay.id memang sengaja disediakan sebagai tempat bagi pembaca bisa berkontribusi secara langsung dalam menuliskan keresahannya. 

Yoursay.id menjadi ruang menulis kepada pembaca dan seakan menjadi mentor bagi penulis secara sederhana, dengan metode dan ketentuan yang telah diterapkan oleh Yoursay.id kepada membernya. 

Awalnya, tulisan yang saya submit di Yoursay.id tidaklah langsung diterbitkan oleh tim editor, itu dikarenakan Yoursay.id mesti mencermati dulu dengan baik, apakah tulisan yang masuk di Yoursay.id layak untuk diterbitkan atau tidak, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

Namun, lambat laun, saya mulai belajar dan tidak pernah bosan untuk mengirim tulisan di Yoursay.id, hingga akhirnya rasa syukur yang tak terhingga saya ucapkan karena tulisan saya di Yoursay.id sudah ada 1000-an lebih telah diterbitkan. 

Dari tulisan saya yang sudah diterbitkan di Yoursay.id, ada banyak isu atau keresahan yang saya sampaikan lewat kanal tersebut. Mulai dari kehidupan sosial masyarakat, budaya, potensi daerah lokal, hingga infrastruktur jalan yang belum merata seperti halnya di daerah tempat tinggal saya. 

Beberapa kali saya mengangkat tema tulisan di Yoursay.in terkait dengan infrastruktur jalan di desa Todang-Todang, kecamatan Limboro, kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yang seakan kurang diperhatikan oleh pemerintah. 

Melalui Yoursay.id, saya bercerita betapa menyedihkannya jalan poros Todang-Todang itu yang tak kunjung dibangun oleh pemerintah setempat, padahal jalanan tersebut menjadi akses satu-satunya dalam hal pendidikan dan perekonomian masyarakat. Saya bahkan bisa mengulas narasi bahwa jalan tersebut layaknya seperti sungai kering. 

Selain itu, Yoursay.id juga telah menerbitkan tulisan saya bagaimana pilunya anak-anak di dusun Bombang, desa Patambanua, kecamatan Luyo, kabupaten Polewali Mandar. Saat itu, saya bersama dengan teman-teman mengunjungi daerah tersebut, betapa mirisnya kehidupan di sana dengan keadaan sungguh jauh tertinggal yang namanya pembangunan dan akses pendidikan. 

Melalui Yoursay.id, kisah dan perjalanan itu pun bisa saya abadikan dan menjadi arsip untuk anak cucu saya nanti, tulisan itu bisa saya kemas dengan judul “Mengenang Kembali Kisah Pilu Kehidupan Masyarakat di Dusun Bombang, Sulawesi Barat” yang telah diterbitkan oleh Yoursay.id pada 11 Februari 2022 lalu. Dan tentu masih banyak lagi yang tak bisa saya sebutkan satu per satu tulisan saya di Yoursay.id terkait dengan kisah hidup kami di daerah tempat tinggal saya dalam lingkup wilayah Sulawesi Barat. 

Oleh karena itu, menjadi rasa syukur yang tak terhingga bisa mengenal Suara.com dan bisa berkontribusi secara langsung di platform Yoursay.id.

Sebagai orang biasa yang tinggal di pulau Indonesia bagian timur, tentu amatlah susah bisa melihat kantor Suara.com dan Yoursay.id secara langsung. Akan tetapi, melalui kanal Yoursay.id, saya merasa sangat dekat dengan Suara.com dan Yoursay.id.

Walau raga terpisah jauh, namun hati terasa amatlah dekat. Kehadiran Suara.com dan Yoursay.id menjadi benar-benar nyata.

Pesan yang terakhir, selamat ulang tahun Suara.com. Di usia ke-10 tahun ini, semoga semakin jaya, terkenal, dan dapat menjadi media yang terus dicintai semua kalangan.

Suara.com menjadi bukti bahwa media lokal juga bisa mengudara dalam tingkat nasional, sebagaimana tulisan saya terkait kisah pilu yang ada di pelosok, namun mampu terungkit secara nasional melalui kanal dari Yoursay.id.  

Budi Prathama