Gregoria Mariska Tunjung pantas untuk menangis pasca kekalahan dari Akane Yamaguchi. Dalam pertandingan yang digelar di Utilita Arena, Birmingham, Inggris pada Jumat (15/3/2024), Jorji mengalami kekalahan yang sangat dramatis.
“Di poin terakhir tadi, saat saya servis ada flash kamera yang menyala di depan saya dan itu cukup mengganggu. Saya refleks saja untuk menghentikan pertandingan tapi sayangnya umpire memutuskan pertandingan selesai karena mungkin dia tidak melihat kejadiannya. Itu cukup mengganjal di hati saya,” ungkap Gregoria Mariska Tunjung di laman resmi PBSI (15/3/2024).
Insinden itu sangat memukul bagi Jorji karena terjadi dalam situasi krusial. Saat itu Jorji berada dalam gim ketiga, dengan kedudukan 18-20. Yang lebih menyakitkan saat itu Jorji memegang bola.
Insinden bermula saat Jorji melakukan servis. bola dikembalikan Akane Yamaguchi ke sisi kiri Jorji. Namun Jorji tidak menyambut bola tersebut, sebab dari arah depan ada lampu kamera menyala.
Umpire yang memimpin pertandingan ternyata menganggap Jorji tidak bisa mengembalikan bola Akane. Hingga poin pun untuk Akane sekaligus menutup gim ketiga dengan skor 21-18 untuk kemenangan Akane Yamaguchi atas Jorji.
Protes yang dilakukan Jorji tidak ditanggapi oleh umpire, dan Jorji dinyatakan kalah tidak lolos ke babak semifinal.
Situasi ini jelas sangat menyesakkan bagi Jorji. Jerih payah yang dilakukan sepanjang pertandingan seakan menjadi tidak ada gunanya.
Lepas dari apapun, hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi siapapun dan dalam cabang olahraga apapun. Wasit sebagai pengadil pertandingan mempunyai kekuasaan penuh.
Saat Jorji diam saja, tidak menyambut bola yang datang, sementara di mata wasit tidak ada apa-apa, maka itu dikatakan sah. Protes pun tidak akan ada gunanya.
Hal serupa juga dialami Viktor Axelsen saat berhadapan dengan Ginting. Anggapan Axelsen yang mengatakan bahwa raket Ginting menyentuh net ditolak umpire. Akibatnya walaupun mau protes dengan cara apaun, umpire tetap pada sikapnya.
Pelajaran yang dapat diambil dari insinden Jorji adalah tetap bermain sepanjang wasit tidak memerintahkan menghentikan permainan.
Baca Juga
-
Gigit Jari! Indonesia Open 2025 Buktikan Bulutangkis Indonesia Merosot Tajam?
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
3 Hal yang Membuat Prestasi Timnas Indonesia U-17 Layak Mendapat Apresiasi
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
Artikel Terkait
-
Head to Head Ginting vs Jojo Jelang Final All England 2024: Indonesia Pasti Juara, Ini Jadwalnya
-
All Indonesian Final di All England 2024, Sejarah Terulang Setelah 30 Tahun
-
Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto Lolos ke Final All England 2024
-
Jonatan Christie Bungkam Lakshya Sen, Tunggal Putra Indonesia Pastikan Juara All England 2024!
-
Kalahkan Christo Popov, Anthony Ginting ke Final All England 2024!
Kolom
-
Budaya Me Time: Self-Care, Self-Reward, atau Konsumerisme Terselubung?
-
Dekonstruksi Stereotip Gender Perempuan: Antara Menjadi Cantik atau Pintar
-
Desain Kebijakan yang Lemah: Pelajaran dari Program Makan Bergizi Gratis
-
Tragedi Sunyi Pendidikan Indonesia: Saat Nikel Lebih Viral dari Siswa SMP Tak Bisa Baca
-
Raja Ampat di Simpang Jalan: Kilau Nikel atau Pesona Alam?
Terkini
-
Ulasan Novel Murder at Gulls Nest: Rahasia di Kamar Penginapan Gulls Nest
-
Hidup Sehat Dimulai dari Pikiran: Refleksi Ringan ala James Allen
-
Girls Will Be Girls oleh ITZY: Bersama Menjadi Lebih Kuat dan Percaya Diri
-
Tiga Pilar Kedamaian: Solusi Atasi Emosi di Lapas Narkotika Muara Sabak
-
Meski Diisi Pemain Pelapis, 3 Hal Ini Bisa Buat Jepang Kalahkan Timnas Indonesia