Belajar dari Insinden Gregoria Mariska Tunjung dalam Ajang All England 2024

Hernawan | Agus Siswanto
Belajar dari Insinden Gregoria Mariska Tunjung dalam Ajang All England 2024
Pebulu tangkis Tunggal Putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat bertanding dengan Tunggal Putri Jerman Yvonne Li dalam babak 32 besar turnamen Indonesia Masters 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (17/6/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Gregoria Mariska Tunjung pantas untuk menangis pasca kekalahan dari Akane Yamaguchi. Dalam pertandingan yang digelar di Utilita Arena, Birmingham, Inggris pada Jumat (15/3/2024), Jorji mengalami kekalahan yang sangat dramatis.

“Di poin terakhir tadi, saat saya servis ada flash kamera yang menyala di depan saya dan itu cukup mengganggu. Saya refleks saja untuk menghentikan pertandingan tapi sayangnya umpire memutuskan pertandingan selesai karena mungkin dia tidak melihat kejadiannya. Itu cukup mengganjal di hati saya,” ungkap Gregoria Mariska Tunjung di laman resmi PBSI (15/3/2024).

Insinden itu sangat memukul bagi Jorji karena terjadi dalam situasi krusial. Saat itu Jorji berada dalam gim ketiga, dengan kedudukan 18-20. Yang lebih menyakitkan saat itu Jorji memegang bola.

Insinden bermula saat Jorji melakukan servis. bola dikembalikan Akane Yamaguchi ke sisi kiri Jorji. Namun Jorji tidak menyambut bola tersebut, sebab dari arah depan ada lampu kamera menyala.

Umpire yang memimpin pertandingan ternyata menganggap Jorji tidak bisa mengembalikan bola Akane. Hingga poin pun untuk Akane sekaligus menutup gim ketiga dengan skor 21-18 untuk kemenangan Akane Yamaguchi atas Jorji.

Protes yang dilakukan Jorji tidak ditanggapi oleh umpire, dan Jorji dinyatakan kalah tidak lolos ke babak semifinal.

Situasi ini jelas sangat menyesakkan bagi Jorji. Jerih payah yang dilakukan sepanjang pertandingan seakan menjadi tidak ada gunanya.

Lepas dari apapun, hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi siapapun dan dalam cabang olahraga apapun. Wasit sebagai pengadil pertandingan mempunyai kekuasaan penuh.

Saat Jorji diam saja, tidak menyambut bola yang datang, sementara di mata wasit tidak ada apa-apa, maka itu dikatakan sah. Protes pun tidak akan ada gunanya.

Hal serupa juga dialami Viktor Axelsen saat berhadapan dengan Ginting. Anggapan Axelsen yang mengatakan bahwa raket Ginting menyentuh  net ditolak umpire. Akibatnya walaupun mau protes dengan cara apaun, umpire tetap pada sikapnya.

Pelajaran yang dapat diambil dari insinden Jorji adalah tetap bermain sepanjang wasit tidak memerintahkan menghentikan permainan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak