Tak sedikit saya mendengar kisah klasik retaknya hubungan asmara pasangan karena salah satu dari mereka masih belum selesai dengan masa lalunya. Jangan salah, hal ini tidak hanya terjadi di level pacaran anak muda saja, bahkan di level pernikahan pun masalah ini kerap kali jadi alasan retaknya rumah tangga.
Contohnya bermacam-macam, seperti masih berhubungan dengan mantan, sering membanding-bandingkan pasangan sekarang dengan mantan, atau terus-menerus membahas kisah manis dengan sang mantan. Hal ini membuat pasangan baru mereka merasa kecil hati bahkan hingga naik pitam. Bagaimana tidak, jika hal ini dilakukan terus menerus bisa menyakiti pasangan bukan?
Menurut Gary W Lewandowski Jr. dalam jurnalnya yang berjudul “The influence of past relationships on subsequent relationships: The role of the self” hubungan masa lalu memiliki peran yang cukup signifikan terhadap hubungan berikutnya. Ia menulis, seseorang akan memasukkan aspek dari pasangan sebelumnya ke dalam konsep diri mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka mencari pasangan yang serupa di masa depan.
Orang yang belum menyelesaikan perasaan mereka dengan masa lalu atau mantan pasangannya akan lebih cenderung memilih pasangan baru yang mirip dengan mantan mereka. Hal ini dapat membuat sulit untuk move on dari hubungan masa lalu. Oleh karena itu, penting untuk kita selesaikan masa lalu kita terlebih dahulu sebelum memulai hubungan yang baru.
Menyelesaikan masa lalu tidak selalu berarti meninggalkan semuanya di belakang secara total. Namun, lebih tentang menerima dan memahami bagaimana masa lalu mempengaruhi kita saat ini. Menyelesaikan masa lalu berarti kita melakukan introspeksi dengan kesadaran diri, dan dalam beberapa kasus mungkin membutuhkan bantuan dari profesional. Proses ini bisa memakan waktu dan membutuhkan usaha yang konsisten, tapi hasilnya bisa sangat bermanfaat dalam jangka panjang. Bukan hanya untukmu tapi juga untuk pasanganmu selanjutnya.
Memang tidak ada yang bisa menebak kapan cinta akan datang, dan tidak ada yang bisa menahanmu untuk tidak jatuh cinta. Tapi ada baiknya kamu meluangkan waktu untukmu sendiri. Setelah dirasa siap, kamu bisa membawa versi terbaikmu ke hubungan yang baru dan menjalin hubungan dengan lebih baik tanpa bayang-bayang masa lalu.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Viral Gempi Dapat HP Baru, Kapan Sebaiknya Anak Diberi HP Pertama?
-
Masalah Komunikasi, Apa Timnas Sepak Bola Wajib Dilatih oleh Pelatih Lokal?
-
Stop Gaya Hidup YOLO, Sekarang Waktunya YONO: You Only Need One!
-
Viral Istilah Self-Serving Bias Jadi Penyakit Orang Indonesia, Apa Artinya?
-
Welcome Desember, 4 Rekomendasi Tontonan Spesial Natal yang Ada di Netflix!
Artikel Terkait
-
Bikin Baper! Aksi "Meratukan" Maxime Bouttier ke Luna Maya di Depan Publik
-
Apa Arti Open Marriage? Istilah yang Lagi Tren di Medsos
-
Aspek-aspek Penting dalam Buku Seni Berhubungan dengan Orang Lain Karya Richard Templar
-
Detik-detik Menegangkan Saat Wanita Minnesota Coba Remukkan Pacar dengan Mobil di Tengah Jalan
-
Belajar dari Banyaknya Perceraian, Ini 6 Fase yang Terjadi pada Pernikahan
Kolom
-
Gaya Hedonisme Generasi Z: Antara Santai dan Tantangan di Era Digital
-
OpenAI Bikin Sejarah Lagi: GPT-5 Tidak Hanya Cerdas, Tapi Juga Empatik?
-
Merah Putih One For All: Propaganda Politik Berkedok Animasi Anak?
-
Merah Putih One For All: Potensi Cerita vs Realita Visual yang Mengecewakan
-
Jolly Roger Serial One Piece Jadi Peringatan Kesekian untuk Pemerintah
Terkini
-
Ulasan Novel Bumi Karya Tere Liye: Dunia Fantasi Tak Cuma Werewolf!
-
4 Face Mist Panthenol Ampuh Redakan Kulit Kemerahan Akibat Cuaca Panas!
-
Go! oleh Cortis: Raih Mimpi dengan Rasa Percaya Diri dan Energi yang Tinggi
-
Bertemu Kemenko Bapan, GEF SGP Indonesia Perkenalkan Pendekatan Inovatif untuk Ketahanan Pangan
-
Bukan Tentang Ayah, Ini Arti Lagu Usher "Daddy's Home" yang Viral di TikTok