Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rizky Pratama Riyanto
Ilustrasi Contoh Kreativitas Siswa (Pexels/Valeriia Miller)

Meningkatkan minat dan bakat siswa merupakan salah satu acuan untuk menjadi wadah mengembangkan kreativitas melalui berbagai kegiatan di dalam lingkungan sekolah.

Namun, terkadang munculnya sebuah tantangan dalam hal koordinasi, transparansi, dan pengelolaan kebijakan yang melibatkan berbagai pihak. Tantangan semacam ini perlu disikapi dengan bijaksana agar dapat dipastikan kegiatan tetap berjalan dengan lancar tanpa menghambat potensi siswa. 

Salah satu contoh situasi yang kerap terjadi adalah ketika adanya perbedaan pandangan terkait pengelolaan kegiatan tertentu. Hal tersebut termasuk dalam hal pembagian tanggung jawab, keuntungan, dan kontribusi masing-masing pihak yang bersangkutan.

Kegiatan yang dirancang untuk memberikan manfaat dalam bentuk pengalaman, pembelajaran, maupun pendapatan kadang terkendala oleh kebijakan yang belum disepakati bersama atau diterapkan secara mendadak. 

Selain itu, terjadinya seperti ini tentu akan menyoroti pentingnya transparansi dalam pembuatan kebijakan yang melibatkan kegiatan siswa. Setiap perubahan aturan atau kebijakan baru sebaiknya dibahas secara terbuka dengan bekerja sama pada semua pihak terkait.

Dengan begitu, setiap keputusan yang diambil dapat dipahami dan diterima oleh semua pihak sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau konflik yang merugikan. 

Transparansi dan kolaborasi pun ikut menjadi kunci penting dalam pengelolaan kegiatan siswa. Ketika pihak-pihak yang terlibat dapat bekerja sama secara harmonis, maka hasilnya tidak hanya akan mendukung keberhasilan kegiatan.

Tetapi, dapat mempererat hubungan antara siswa, pembina, dan berbagai elemen lainnya. Jika terjadi kolaborasi yang baik, maka akan berbuah komunikasi yang efektif, pembagian peran yang jelas, dan kesepakatan yang adil mengenai pembagian hasil atau kontribusi yang didapatkan. 

Sekolah seharusnya menjadi tempat di mana siswa dapat belajar tidak hanya secara akademik, tetapi juga dalam hal kerja sama, memecahkan suatu masalah, dan berwirausaha.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk fokus pada tujuan utama kegiatan siswa yang mendukung pengembangan kreativitas, potensi, dan pengalaman. Kebijakan yang diberlakukan juga sebaiknya mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif, bukan menjadi sebaliknya yang menjadi penghambat. 

Buatlah kebijakan yang jelas dan terbuka pada setiap aturan yang baru, apalagi memengaruhi kegiatan siswa. Maka sebaiknya disosialisasikan jauh sebelum diterapkan. Dalam mengambil sebuah keputusan pun tentu harus berdiskusi bersama dengan pihak terkait sehingga mencegah terjadinya potensi konflik.

Setiap kebijakan yang menguntungkan semua pihak akan terciptanya hubungan yang baik. Kemudian, perlu diingat untuk tetap fokus pada kerja sama sesuai dengan tujuan bersama, bukan keuntungan satu pihak saja. 

Dengan pendekatan yang inklusif dan berorientasi pada pengembangan minat dan bakat siswa akan mampu memastikan bahwa setiap kegiatan menjadi pengalaman yang positif dan mendukung potensi siswa secara maksimal di masa mendatang.

Secara keseluruhan, kebijakan yang diterapkan bila tanpa adanya SOP yang jelas mampu menjurus pada sikap ketidakadilan, dan tidak transparan, serta menghancurkan pengembangan siswa dalam minat dan bakat yang dimiliki.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Rizky Pratama Riyanto