Minat dan bakat harus digali sedari remaja saat duduk di bangku sekolah menengah. Tentunya berkaitan dengan generasi muda yang perlu berpikir panjang melalui ide kreatif yang menjunjung masa depan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kegemaran atau hobi yang disukai remaja terhadap sesuatu sehingga dapat diasah dan dikembangkan dengan mengikuti sejenis perlombaan atau sebuah kegiatan yang meningkatkan pengetahuan di minat dan bakat yang dimiliki.
Salah satu organisasi di sekolah yang bertugas untuk mengembangkan minat dan bakat siswa adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Melalui kegiatan yang diselenggarakan berdasarkan program OSIS, seperti adanya class meeting, memperingati hari nasional, dan lain sebagainya.
Setiap organisasi pasti memiliki tantangan dan masalah tersendiri. Jika dalam konteks OSIS menyelenggarakan suatu kegiatan di sekolah sebagai langkah acuan untuk meningkatkan minat dan bakat siswa, maka yang pasti dipikirkan adalah partisipasi siswa agar tertarik untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan.
Banyaknya siswa yang tidak masuk sekolah dalam mengikuti suatu kegiatan atau perlombaan di sekolah akibat rendahnya antusiasme bukan hanya disebabkan oleh ketidakpedulian atau ketidakmampuan siswa dalam mengikuti perlombaan atau kegiatan.
Jika kita mengambil contoh perlombaan yang perlu membutuhkan keterampilan khusus dan tidak dimiliki oleh semua siswa yakni menulis puisi dan cerpen. Mengapa demikian? Karena tidak semua siswa merasa percaya diri untuk terampil dalam menulis karya sastra sehingga membuat mereka enggan mengikuti kegiatan atau perlombaan yang diselenggarakan.
Tantangan tersebut wajar karena setiap individu memiliki minat dan bakat yang berbeda. Di sisi lain, siswa bisa saja kurang tertarik dengan jenis perlombaan akibat ketidaksesuaian minat dengan mayoritas siswa. Mungkin bisa saja siswa lebih menyukai aktivitas fisik atau lomba yang lebih kreatif dibanding dengan perlombaan tersebut.
Ketika OSIS akan mengadakan sebuah perlombaan tentu diadakan technical meeting, salah satu kunci sukses untuk meningkatkan partisipasi siswa sebenarnya ada disini. Pastikan semua siswa memahami informasi, tujuan, dan manfaat dari perlombaan tersebut. Jabarkan secara sistematis, jelas dan rinci dengan tidak adanya keraguan. Jika terjadi sebaliknya, mereka pasti akan lebih enggan untuk berpartisipasi.
Salah satu cara yang biasa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi siswa yaitu dengan menjatuhkan hukuman kepada setiap kelas. Bila ada siswa yang tidak mengikuti suatu perlombaan di acara sebelumnya, maka siswa tidak boleh mengikuti perlombaan yang ada di acara setelahnya sesuai dengan jumlah pada perlombaan yang tidak diikuti.
Adanya pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi siswa melalui cara seperti ini akan tentu berisiko menciptakan rasa ketegangan antara penyelenggara acara dan peserta. Selain itu, memiliki dampak negatif terhadap motivasi siswa di masa depan. Maka dapat disimpulkan tindakan seperti ini tidak sepenuhnya tepat.
Siswa yang tidak mengikuti perlombaan di acara sebelumnya dan ingin berpartisipasi dalam acara selanjutnya akan merasa dirugikan karena akibat dipengaruhi oleh ketidakikutsertaan kelas mereka dalam perlombaan sebelumnya.
Dampak dari cara seperti ini juga akan membuat siswa merasa diperlakukan dengan cara negatif yang dapat menurunkan rasa percaya diri dalam mengikuti acara atau kegiatan yang diselenggarakan di masa mendatang.
Sebagai alternatif, OSIS dapat mencoba pendekatan yang lebih konstruktif. Misalnya, memberikan penghargaan/intensif bagi kelas yang berpartisipasi atau mengadakan sesi pelatihan dan sosialisasi tentang lomba-lomba yang dilakukan agar siswa merasa lebih siap dan lebih tertarik untuk berkompetisi.
Seperti yang diketahui, OSIS juga memiliki peran besar dalam mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang akademik dan non-akademik. Oleh karena itu, keputusan untuk membatasi partisipasi siswa dalam kegiatan seharusnya bukan merupakan solusi utama.
Selain itu, OSIS bisa mencoba mengadakan survei atau diskusi dengan siswa, menyediakan sesi pelatihan, dan mengidentifikasi berbagai potensi yang ada pada siswa. Dengan pendekatan lainnya, OSIS mampu meningkatkan keterlibatan siswa tanpa menimbulkan ketidakadilan dan perasaan negatif.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Antara Amarah dan Harapan: Bagaimana DPR Seharusnya Merespons Demonstrasi?
-
Kereta Api Bebas Rokok: Menjaga Kesehatan atau Mengurangi Kebebasan?
-
Hargai Karya Siswa: Pentingnya Etika Mengelola Konten Digital di Sekolah
-
Fotografer Belum Bisa Buat Video, Tapi Videografer Jago Motret: Mengapa?
-
Purwakarta Run 5K 2025: Ribuan Pelari Padati Jalanan dan Alun-Alun Kota
Artikel Terkait
-
Sekolah Jadi Medan Perang, Siswa Tembak Guru dan Temannya di Amerika Serikat
-
Ratusan Ribu Siswa di Jawa Barat Masa Depannya Bergantung Penilaian Akhir Sekolah, Bisakah Terobosan Ini Jadi Solusi?
-
Waktu 21 Hari Bagi Aipda Robig Usai Dipecat, Untuk...
-
Dapatkah P5 Mendorong Kreativitas dan Kemandirian Siswa?
-
Kasus Penembakan Siswa SMK Semarang Tak Terdengar Lagi, Pandji Pragiwaksono Minta Kejelasan
Kolom
-
Demokrasi Bukan Sekadar Kotak Suara, Tapi Nafas Kehidupan Bangsa
-
Repot? Mempertanyakan Sikap Pemerintah pada Tuntutan Rakyat 17+8
-
Rakyat Ingin RUU Perampasan Aset, DPR Sibuk Pangkas Tunjangan
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
-
Lebih dari Sekadar Demo: Aksi Ibu-Ibu Ini Buktikan Aspirasi Bisa Disampaikan Tanpa Anarki!
Terkini
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Pestapora Minta Maaf soal Freeport, Gestur Kiki Ucup Dihujat: 'Minimal Tangan Jangan di Saku!'
-
Classy & Cozy, 4 OOTD Street Style Hyunjin STRAY KIDS yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Toner Lotus Kaya Antioksidan untuk Kulit Glowing Alami dan Bebas Kusam