Pandawara Group adalah sekelompok sukarelawan sekaligus juga sebagai motor penggerak bagi masyarakat untuk peduli terhadap isu permasalahan sampah di lingkungan sekitar dan pentingnya menjaga kebersihan. Mereka berasal dari Bandung yang terdiri dari lima orang yaitu Agung Permana, Gilang Rahma, Muhammad Ikhsan, Rafla Pasya, dan Rifki Sa'dulah.
Mulai dari konten membersihkan area pantai dari banyaknya tumpukan sampah hingga penolakan kepala desa yang merasa mencemarkan nama baik daerah. Pandawara mulai mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat dan netizen setelah membagikan konten video di berbagai jejaring media sosial.
Menurut pandangan saya, hal tersebut tentu merupakan awal yang baik untuk meningkatkan rasa peduli masyarakat terhadap lingkungan melalui konten video bersih-bersih yang dilakukan. Bahkan, mulai bermunculan sekelompok pemuda yang mengikuti jejak yang sama seperti halnya Pandawara.
Seiring berjalan waktu, mulai tersebar berbagai konten yang berisi tumpukan sampah di lingkungan sekitar dari netizen. Terdengar dari pembicaraan di video pendek tersebut menginginkan Pandawara Group beraksi membersihkan sampah di area yang tercemar itu.
Beredar pula konten video tumpukan sampah yang berada di kawasan pantai dan sungai, padahal sudah dibersihkan pada akhir-akhir ini oleh Pandawara. Hal seperti ini membuat saya merasa tidak respect kepada orang yang menginginkan Pandawara datang kembali untuk membersihkan sampah disana hingga masyarakat yang tidak peduli untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Seharusnya ketika mereka mengunjungi suatu daerah yang banyak bertumpuk sampah membuat kita merasa malu yang dimana kita sebagai masyarakat sekitar tak mampu untuk menjaga kebersihan di area tersebut.
Setidaknya kita sebagai masyarakat bisa merubah pola hidup diri sendiri dengan menjaga kebersihan dan melakukan hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya di mana pun berada.
Selain itu, pemerintah setempat juga seharusnya merasa perlu ada pergerakan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Melalui gotong royong, kampanye, dan edukasi kepada masyarakat untuk membersihkan sampah hingga merawat ekosistem sekitar.
Oleh karena itu, saya berharap pemerintah dan masyarakat untuk dapat melakukan penghijauan, pengelolaan sampah yang bijak, dan memahami dampak atau efek yang terjadi bila masyarakat sekitar tidak menjaga lingkungan dengan baik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Kecurangan Pelaksanaan TKA 2025: Cermin Buram Rapuhnya Nilai Integritas?
-
Menimbang Kesiapan TKA 2025: Dari Gangguan Server hingga Suara Siswa
-
Dana Masyarakat: Antara Transparansi Pemerintah dan Tanggung Jawab Warga
-
Evaluasi Program MBG: Transparansi, Kualitas, dan Keselamatan Anak
-
Ketika Whoosh Bikin Anggaran Bengkak, Kereta Konvensional Jadi Anak Tiri?
Artikel Terkait
-
ASN Medan Wajib Naik Transportasi Umum Setiap Selasa, Ini 8 Manfaatnya Dibanding Kendaraan Pribadi
-
Bupati Terpilih Polewali Mandar, Mampukah Tangani Masalah Sampah?
-
New Delhi Sesak Napas: Kualitas Udara Memburuk, Malam Hari Kritis
-
7 Obat Herbal Terbaik untuk Mengatasi Gangguan Pernapasan yang Ampuh
-
Penampakan Gunungan Sampah Hiasi Pasar Induk Caringin di Bandung
Kolom
-
Antara Keluarga dan Masa Depan, Dilema Tak Berujung Sandwich Generation
-
Judicial Review: Strategi Politik Menghindari Tanggung Jawab Legislasi
-
Banjir Bukan Takdir: Mengapa Kita Terjebak dalam Tradisi Musiman Bencana?
-
Pasal 16 RKUHAP: Bahaya Operasi Undercover Buy Merambah Semua Tindak Pidana
-
Saat Emosi Mengendalikan Ingatan: Mengenal Fenomena Mood-Congruent Memory
Terkini
-
Buy or Bye: 6 Aksesoris iPad yang Wajib Dipertimbangkan sebelum Checkout
-
Bukan soal Pajak! Purbaya Tegaskan Thrifting Tetap Ilegal di Indonesia
-
Cliquers, Bersiap! Ungu Guncang Yogyakarta Lewat Konser 'Waktu yang Dinanti'
-
Vidi Aldiano Menang Gugatan Nuansa Bening, Tuntutan Rp28,4 Miliar Gugur!
-
Bukan Cuma Kekeringan, Banjir Ekstrem Ternyata Sama Mematikannya untuk Padi