Dalam beberapa hari terakhir, jagad dunia maya di Indonesia dihebohkan dengan kemunculan grup di media sosial Facebook yang diduga memiliki unsur pelecehan seksual. Melansir dari akun Instagram @suaradotcom, grup yang memiliki nama “Fantasi Sedarah” ini memperlihatkan banyak anggotanya yang memiliki kelainan seksual terhadap keluarga sendiri atau memiliki hasrat seksual kepada keluarga kandungnya.
Tak tanggung-tanggung, grup ini sendiri memiliki ribuan anggota di dalamnya yang tentu menjadikannya sebuah kehebohan tersendiri di jagad social media. Bagaimana tidak? dalam potongan percakapan dan komentar yang diduga berasal dari grup tersebut, terdapat kata-kata tak senonoh yang seakan-akan menunjukkan hasrat seksual kepada keluaganya sendiri seperti anak, saudara, ibu, ayah ataupun anggota keluarga lainnya.
Sontak, kehadiran grup ini menuai banyak kecaman dari berbagai pihak di media sosial. Banyak netizen yang geram dan mengutuk kehadiran grup tersebut dan bahkan mendesak pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas keberadaan grup yang tentunya cukup meresahkan masyarakat tersebut.
Jika melihat dari fenomena adanya grup “Fantasi Sedarah” yang ada di social media Facebook tersebut, hal ini memandakan kondisi masyarakat Indonesia yang seakan-akan mengalami kemerosotan moral yang sangat memprihatinkan. Bayangkan saja, mereka dengan mudahnya mengeluarkan hasrat seksual mereka kepada keluarga kandungnya sendiri tak peduli itu anak atau orang tua mereka sendiri.
Melansir dari laman alodokter.com, fenomena ini bisa dikategorikan sebagai inces atau inses yang berarti hubungan perkawinan atau pernikahan sedarah. Perkawinan sedarah ini sendiri tentunya sangat dilarang baik secara agama, hukum negara maupun kesehatan. Dari aspek agama dan negara, hal ini tentunya bertentangan dengan moral dan norma yang ada di dalam masyarakat. Tidak heran hampi seluruh negara di dunia sangat menentang perkawinan sedarah tersebut saat ini.
Dari sisi dunia kesehatan, hubungan inses ini sendiri juga berpeluang menciptakan adanya penyakit keturunan karena penggabungan genetik secara langsung. Keturunan ataupun anak yang lahir dari hubungan inses ini sendiri juga berisiko membawa cacat bawaan akibat dari pengaruh genetik kedua orang tuanya. Oleh karena itu, dalam dunia medis perkawinan atau hubungan inses ini sendiri sangat dilarang.
Pendidikan Moral di Indonesia Perlu Ditekankan Kembali
Heboh munculnya grup “Fantasi Sedarah” yang merebak di dunia maya, khususnya di social media Facebook ini tentunya sangat meresahkan masyarakat sekaligus menjadi bukti kemunduran moral dan norma yang ada di masyarakat Indonesia. Keberadaan grup tersebut menjadi salah satu bukti bahwa pendidikan moral di negeri ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius lagi guna menghindari adanya kasus serupa kedepannya.
Pendidikan moral yang perlu ditekankan disini tentunya mencakup segala aspek, mulai dari pendidikan moral di keluarga, di lingkungan dan di sektor-sektor lainnya. Dalam lingkup keluarga, tentunya pendidikan moral harus ditekankan sejak sebelum terbentuknya keluarga atau saat kedua pasangan ingin melalukan pernikahan. Calon pasangat suami-istri sebisa mungkin harus dibekali dengan pendidikan moral dalam keluarga yang sangat kuat sehingga bisa menjadi bekal bagi mereka, anak-anak mereka dan keluarganya di kemudian hari.
Pondasi moral yang kokoh yang terdapat di dalam keluarga tentunya menjadi ‘tembok’ pertama yang harus dibangun dalam aspek moralitas di dalam masyarakat. Banyak kasus pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia justru berasal dari orang-orang terdekat korban seperti keluarga sendiri. Hal ini tentunya cukup miris mengingat peran keluarga yang seharusnya menjadi ‘rumah’ dan tempat berlindung bagi setiap orang justru menjadi petaka.
Pemerintah sendiri juga tak bisa tinggal diam atas merebaknya kasus grup “Fantasi Sedarah” tersebut. Pasalnya, jika tak ditangani secara serius bagi secara hukum maupun secara psikologis, hal-hal semacam ini bisa saja berpeluang untuk muncul kembali di kemudian harinya.
Tentunya kita berharap bahwa segera adanya solusi jitu dari permasalahan yang menghebohkan sekaligus menjadi cerminan dari kondisi moral masyarakat saat ini yang seakan-akan kian menjauh dari nilai-nilai akidah dan norma yang positif.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Mainkan Skema Dua Bek, Siapakah yang Layak Jadi Tandem Jay Idzes di Timnas Indonesia?
-
Futsal dan Ekspresi Gen Z: Dari Maskot Hingga Nyanyian Yel-yel Suporter
-
Fenomena Maskot dalam Futsal: Sarana Pengekspresian Diri bagi Anak Muda
-
BRI Super League: Takluk dari Persib, Pelatih Persebaya Isyaratkan Evaluasi
-
Rivalitas dalam Futsal: Panas di Atas Lapangan, Meriah di Tribun Penonton
Artikel Terkait
-
Heboh Klub Alumni Diblokir Inces: Komentar Receh Berujung Blokir
-
Rekomendasi Serum Korea Anti Aging yang Sering Viral, Mana yang Cocok?
-
Kronologi Lengkap Oknum Kadin Cilegon "Minta Jatah" ke PT Chandra Asri Alkali (CAA)
-
Firli Norachim, Pengusaha "Mama Khas Banjar" yang Tutup Gegara UU Perlindungan Konsumen
-
Guru SD Pertaruhkan Nyawa di Jembatan Maut, Dedi Mulyadi Diminta Turun Tangan ke Jambi
Kolom
-
Good Intention, Bad Impact: Saat Kasih Sayang Orang Tua Justru Menyakitkan
-
Jumlah Pengangguran Tinggi, Benarkah Gen Z Cenderung Pilih-Pilih Pekerjaan?
-
Strategi Karier ala Gen Z: Portfolio Karier atau Sinyal Tidak Komit?
-
Dia Bukan Ibu: Ketika Komunikasi Keluarga Jadi Horror
-
Gaji Pencuci Tray MBG Jadi Sorotan, Netizen Bandingkan dengan Guru Honorer
Terkini
-
Smartwatch Selamatkan Nyawa: Kisah Pasien yang 'Diperintah' Jam Pintar untuk Periksa ke Dokter
-
Sambut Album Baru, Louis Tomlinson Rilis Single Terbaru Bertajuk 'Lemonade'
-
Babak Baru Siap Dimulai, Intip PV Resmi Anime Hell's Paradise Season 2
-
4 Mix and Match OOTD Street Style ala Ryu Da In,Simpel tapi Fashionable!
-
Dear Kluivert, di Ronde Keempat Nanti, Pemain Bertenaga Lebih Berharga daripada Pengalaman