Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Penyerang PSS Sleman Hokky Caraka melakukan selebrasi usai bobol gawang Bhayangkara FC di Liga 1 2023/2024. (Dok. PSS Sleman)

Kebijakan baru yang diterapkan oleh PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) ibarat pisau yang bermata dua. Penambahan kuota pemain asing yang akan diterapkan di musim mendatang, selain akan membuat persaingan di liga menjadi semakin kompetitif, dan meningkatkan daya saing klub-klub Indonesia di level benua, juga menimbulkan kekhawatiran tersendiri terkait bakal semakin banyaknya pemain asli Indonesia yang tersisih dari kompetisi.

Sepertimana diberitakan oleh laman Suara.com (8/7/2025), PT LIB atau yang sekarang berubah nama menjadi I-League, telah menetapkan penambahan kuota pemain asing untuk masing-masing klub. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Senin (7/7/2025), salah satu hasil yang diputuskan adalah perihal penambahan kuota pemain asing dari semula 8 pemain, menjadi 11 pemain.

Dalam keterangan lebih lanjut, dari 11 pemain asing yang dimiliki oleh klub-klub peserta BRI Super League, 8 di antaranya bisa dimainkan secara bersamaan. Sebuah keputusan yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan level kompetisi domestik, mengingat kualitas pemain asing yang dinilai lebih baik daripada talenta-talenta lokal. 

Ratusan Pemain Lokal Terancam Terpinggirkan

Namun sayangnya, kebijakan tersebut juga memiliki imbas yang kurang positif dalam hal fasilitasi para pemain lokal. Pasalnya, dengan bertambahnya pemain asing di masing-masing klub, maka tentu saja kuota untuk pemain asli Indonesia akan menjadi berkurang.

Dengan asumsi 8 pemain asing bisa dimainkan bersamaan, praktis hanya akan ada 3 pemain asli Indonesia saja yang bakal mengisi skuat sebelas pertama, jika pihak klub memaksimalkan kuota tersebut.

Bukan hanya itu, penambahan pemain asing yang ditetapkan oleh I-League, juga akan membuat ratusan pemain lokal yang kini berkiprah di Liga Indonesia bakal tersisih, turun kasta liga, atau bahkan menjadi pengangguran untuk opsi terburuknya.

Sebagai contoh, menurut data yang ada di laman transfermarkt.com, dari total 18 kontestan Liga 1 Indonesia musim ini, per saat ini (10/7/2025) mereka memiliki sejumlah 524 pemain terdaftar yang mana jumlah tersebut masih bisa bertambah atau berkurang. Jika dihitung reratanya, maka setiap kesebelasan memiliki kurang lebih 30 pemain.

Dan dari 524 pemain tersebut, 128 pemain di antaranya berstatus sebagai pemain asing, yang mana rerata untuk setiap klubnya adalah 7-8 pemain. Jadi, dari perhitungan awal ini, dengan rata-rata pemain asing di setiap klub yang berjumlah 7-8 pemain, setidaknya sudah ada 128 pemain asli Indonesia yang tak mendapatkan tempat di tim-tim kasta tertinggi Liga Indonesia itut.

Dan dengan maksimal pemain asing yang bisa dimainkan adalah 6, maka perhitungan kasarnya adalah, terdapat 108 pemain Indonesia yang "menganggur" di setiap awal pertandingan ketika klub-klub tersebut langsung memainkan 6 pemain asing sekaligus.

Tentunya, jumlah ini akan mengalami lonjakan yang cukup tajam untuk musim ini. Sebagai perhitungan awalnya, jika setiap kesebelasan di BRI Super League nantinya memaksimalkan 11 pemain asing, maka akan ada sejumlah 198 pemain lokal Indonesia yang akan tersisih. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 70 pemain dari kondisi yang tercatat di laman transfermarkt saat ini.

Sebuah jumlah yang tentu saja cukup miris mengingat kompetisi domestik yang seharusnya menjadi rumah bagi talenta-talenta Indonesia, justru menjadi ajang yang mengesampingkan harapan besar mereka.

Dan nantinya kita tak perlu kaget jika di line-up klub-klub Indonesia, hanya akan ada 3 nama pemain domestik yang mengisi skuat sebelas pertama sebuah klub, mengingat hal tersebut sudah disahkan oleh pemangku kebijakan di kompetisi Indonesia beberapa waktu lalu.

Lantas, bagaimana nasib para pemain yang tersisih itu? Tentu jalan terbijak mereka adalah rela untuk bermain di kasta yang lebih rendah dari Super League, atau bahkan bermain bebas sebagai pemain kompetisi "tarkam" jika sudah tak ada klub yang benar-benar meminati kualitas mereka.

Sebuah kenyataan pahit yang tentunya membuat miris...

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.