Kadang kita berpikir, menjaga bumi itu urusan besar: menanam ribuan pohon, membersihkan sungai, atau membuat kebijakan global. Padahal, seringkali yang membuat bumi “sakit” justru hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari—hal sepele yang kita anggap tidak berpengaruh. Padahal, jika dikalikan dengan jutaan orang yang melakukannya, dampaknya bisa luar biasa besar. Mari kita lihat tiga kebiasaan sederhana yang sering luput dari perhatian.
1. Banyak Pakai Tisu
Tisu mungkin terlihat ringan, bersih, dan praktis. Sekali usap, langsung buang. Namun, pernahkah kamu berpikir dari mana tisu berasal? Untuk memproduksi satu ton tisu, dibutuhkan 17 pohon besar dan lebih dari 20 ribu liter air. Artinya, setiap kali kita mengambil lembaran tisu, ada pohon yang dikorbankan dan air yang terbuang untuk proses produksinya.
Lebih menyedihkan lagi, tisu yang kamu pakai hanya 3 detik itu akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) selama bertahun-tahun. Ia tercampur dengan sampah lain, menumpuk, dan sulit terurai sempurna.
Alternatifnya sebenarnya sederhana: gunakan saputangan atau lap kain. Bisa dicuci, dipakai berulang kali, dan tentu lebih ramah lingkungan. Perubahan kecil ini bisa mengurangi jumlah sampah tisu yang luar biasa banyak setiap harinya.
2. Sikat Gigi, Tapi Keran Nyala
Kebiasaan ini mungkin paling sering kita lakukan tanpa sadar. Saat sedang sikat gigi, kita membiarkan keran air terus menyala. Padahal, menurut penelitian, kebiasaan membiarkan keran terbuka selama dua menit dapat membuang lebih dari 6 liter air bersih.
Air bersih sendiri semakin langka. Laporan UNICEF dan WHO menyebutkan bahwa 1 dari 3 orang di dunia masih kesulitan mengakses air minum yang aman. Jadi, setiap tetes air yang kita biarkan mengalir sia-sia adalah bentuk ketidakpedulian terhadap masalah global ini.
Solusinya mudah: gunakan gelas saat berkumur atau matikan keran ketika sedang menggosok gigi. Kedengarannya sepele, tapi kalau semua orang melakukan ini, miliaran liter air bisa diselamatkan setiap harinya.
3. Masih Pakai Plastik Sekali Pakai
Tahukah kamu kalau plastik pada mulanya adalah usaha untuk melestarikan alam lho! Tapi kok sekarang jadi masalah lingkungan? Karena penggunaan yang tidak bertanggungjawab dan berlebihan.
Plastik sekali pakai adalah salah satu masalah terbesar lingkungan modern. Setiap kali kamu mengambil kantong plastik di warung atau minimarket, bumi seakan mengelus dada. Kantong plastik rata-rata hanya dipakai 5–10 menit, tapi butuh waktu ratusan tahun untuk terurai.
Dampaknya tidak berhenti di TPA. Banyak plastik berakhir di laut. Data dari United Nations Environment Programme (UNEP) mencatat, lebih dari 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya. Akibatnya, jutaan hewan laut mati karena menelan atau terjerat plastik.
Apa yang bisa kita lakukan? Mulailah dari hal sederhana: bawa tas belanja sendiri, gunakan botol minum isi ulang, serta simpan alat makan portable di tas. Dengan begitu, kita mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai yang berbahaya.
Bumi Butuh Perubahan dari Hal Kecil
Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Mengurangi tisu, mematikan keran, dan membawa tas belanja mungkin tampak remeh. Tapi bayangkan, jika kebiasaan sederhana ini dilakukan oleh jutaan orang, dampaknya akan terasa nyata bagi bumi kita.
Ingatlah: bumi tidak meminta kita jadi pahlawan super. Ia hanya butuh kita lebih peduli dalam keseharian. Jadi, mari mulai dari sekarang—karena dari hal sepele yang kita ubah, ada masa depan bumi yang bisa kita selamatkan.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Mean Streak: Keberanian Memilih Jalan Hidup Sendiri
-
Ulasan Novel Yang Telah Lama Pergi: Runtuhnya Negeri Penuh Kemunafikan!
-
Ulasan Novel Algoritme Rasa: Ketika Setitik Luka Jadi Dendam Abadi
-
Ulasan Novel Bandit-Bandit Berkelas: Nasib Keadilan di Ujung Tanduk!
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
Artikel Terkait
-
Merdeka dari Energi Fosil: Menyelamatkan Bumi dengan Energi Terbarukan
-
Hijau dari Rumah: Satu Pohon Tanaman Melawan Gunungan Sampah
-
Tak Perlu Jadi Pahlawan Super: Aksi Sederhana untuk Bumi yang Lebih Baik
-
Kurangi Kertas, Cintai Bumi: Digitalisasi dalam Kehidupan Sehari-hari
-
Bumi Tak Perlu Berteriak: Saatnya Kita Lawan Krisis Air dari Sekarang
Kolom
-
Media Sosial, Jalan Pintar UMKM Biar Cuan Makin Deras
-
QRIS dan Dompet Digital: Siapkah Indonesia Cashless Total?
-
QRIS Antarnegara: Simbol Indonesia Jadi Pemain Utama Ekonomi Digital ASEAN
-
Dulu Ramai, Kini Sepi: Kisah Redupnya Pusat Buku Taman Pintar Yogyakarta
-
E10 Wajib 10 Persen: Kenapa Kebijakan Etanol Ini Dikhawatirkan?
Terkini
-
Heboh! Kolaborasi Jisoo BLACKPINK & Zayn Malik Bikin Netizen Histeris!
-
Kesepian di Era Digital: Apakah Adanya Pacar AI Jadi Solusi atau Justru Bencana?
-
Bukan Wasit dan Faktor Eksternal, yang Patut Dikhawatirkan Justru Taktik Patrick Kluivert Sendiri!
-
Geger Azizah Salsha Diduga Langgar Masa Iddah, Apa Itu Masa Iddah?
-
Ammar Zoni Terjerat Kasus Narkoba Lagi, Naik Pangkat Jadi Pengedar di Rutan