- Bonus demografi dan teknologi jadi peluang besar jika generasi muda siap memanfaatkannya.
- Pendidikan berkualitas adalah kunci membentuk agen perubahan dengan karakter kuat.
- Indonesia Emas 2045 menuntut SDM unggul untuk atasi kesenjangan, pendidikan, dan kesehatan.
Indonesia punya mimpi besar: jadi negara maju pada tahun 2045, tepat saat kita merayakan 100 tahun kemerdekaan. Mimpi ini dikenal dengan sebutan Indonesia Emas 2045. Bukan cuma soal ekonomi yang tumbuh pesat, tapi juga soal kualitas manusia, pemerataan pembangunan, keadilan sosial, hingga ketahanan bangsa.
Masalahnya, jalan menuju visi itu jelas tidak mudah. Seperti ditulis dalam jurnal karya Novitasari & Dwijayanthi (2024), yang berjudul “Peran Pendidikan Dalam Meningkatkan Pemahaman Generasi Muda Mengenai Tantangan dan Peluang Menuju Indonesia Emas 2045”, bahwa salah satu tantangan terbesar adalah kualitas sumber daya manusia kita yang masih rendah. Jadi, kalau mau mimpi ini jadi kenyataan, generasi muda harus benar-benar disiapkan sejak sekarang.
Tantangan Nyata di Depan Mata
Ada beberapa persoalan besar yang masih jadi PR Indonesia. Pertama, ketimpangan ekonomi. Kita bisa lihat sendiri, kekayaan banyak menumpuk di segelintir orang, sementara sebagian besar masyarakat masih kesulitan. Ini bikin pertumbuhan ekonomi yang inklusif susah tercapai.
Kedua, soal pendidikan. Masih banyak daerah yang belum punya akses pendidikan berkualitas. Fasilitas minim, guru kurang, dan kurikulum kadang belum sesuai kebutuhan zaman. Akibatnya, anak muda dari daerah tertinggal sering kalah saing dengan mereka yang tinggal di kota besar.
Ketiga, masalah kesehatan. Stunting dan gizi buruk masih menghantui banyak anak di Indonesia. Kalau ini tidak segera ditangani, jelas akan memengaruhi kualitas generasi mendatang. Apalagi tantangan global seperti perubahan iklim, persaingan ekonomi dunia, sampai perkembangan teknologi yang super cepat, semuanya butuh generasi muda yang tangguh.
Peluang yang Jangan Disia-siakan
Tapi bukan berarti kita nggak punya peluang. Justru ada banyak hal yang bisa jadi modal kuat. Bonus demografi misalnya. Saat jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan yang tidak produktif, ini bisa jadi mesin pertumbuhan ekonomi. Asal dikelola dengan tepat, generasi muda bisa jadi motor pembangunan.
Selain itu, perkembangan teknologi digital juga membuka banyak pintu. Dari ekonomi kreatif, pendidikan, sampai kesehatan, semua bisa berkembang lebih cepat lewat inovasi. Ditambah lagi, posisi Indonesia yang strategis di Asia Tenggara bikin kita punya peluang besar di panggung internasional. Nah, semua ini akan percuma kalau generasi mudanya nggak siap mengambil peran.
Pendidikan Jadi Kuncinya
Di sinilah peran pendidikan jadi sangat penting. Bukan cuma sekadar transfer ilmu, tapi juga membentuk cara berpikir kritis, kreatif, dan tanggung jawab sosial. Perguruan tinggi misalnya, bisa jadi tempat lahirnya agen perubahan yang siap menghadapi tantangan sekaligus jeli memanfaatkan peluang.
Contohnya bisa dilihat dari kegiatan yang dilakukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ngurah Rai. Mereka menggelar seminar dan diskusi soal tantangan dan peluang menuju Indonesia Emas 2045. Hasilnya cukup menggembirakan. Mahasiswa jadi lebih paham isu-isu penting seperti ketimpangan ekonomi, kualitas pendidikan, hingga masalah kesehatan. Bahkan mereka juga mulai melihat peluang besar di bidang teknologi dan inovasi.
Hasil evaluasi juga menunjukkan mayoritas mahasiswa merasa lebih siap berkontribusi setelah ikut kegiatan itu. Artinya, pendidikan yang menyentuh kesadaran sosial dan kemampuan berpikir kritis memang bisa membentuk generasi muda yang siap jadi agen perubahan.
Generasi Muda sebagai Agen Perubahan
Pendidikan bukan cuma soal akademik, tapi juga soal karakter. Integritas, nasionalisme, gotong royong, hingga kemandirian adalah nilai penting yang harus ditanamkan. Kalau generasi muda punya karakter kuat, mereka akan lebih siap menghadapi persaingan global.
Mereka bisa berperan lewat banyak cara: ikut organisasi mahasiswa, terlibat di kegiatan sosial, atau berkontribusi langsung di masyarakat. Intinya, generasi muda harus berani mengambil bagian. Karena masa depan Indonesia ada di tangan mereka.
Mimpi Indonesia Emas 2045 memang ambisius, tapi bukan mustahil. Tantangan seperti kesenjangan ekonomi, masalah pendidikan, dan kesehatan memang besar, tapi peluangnya juga sama besar. Kuncinya ada di pendidikan.
Seperti ditekankan dalam jurnal, kegiatan pendidikan yang baik membuat mahasiswa “lebih siap berperan sebagai agen perubahan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, dengan pemikiran kritis dan kemampuan kolaboratif yang lebih kuat, serta tanggung jawab sosial yang meningkat”.
Jadi, kalau generasi muda terus dibekali dengan pendidikan yang tepat, karakter yang kuat, dan kesadaran kritis, mimpi Indonesia Emas 2045 bukan cuma wacana, tapi masa depan yang nyata.
Baca Juga
-
9 HP Kamera 0,5 Harga 1-2 Jutaan Terbaik 2025, Foto Ramean Jadi Full Team!
-
9 Rekomendasi Casing iPhone Terbaik 2025: Harga Mulai Rp 30 Ribuan
-
Guru Hebat Butuh Kebijakan yang Nggak Setengah-Setengah
-
Review ASUS Zenbook S16 OLED: Otak Einstein & Bodi Supermodel untuk Profesional
-
Generasi Z, UMKM, dan Era Digital: Kolaborasi yang Bikin Bisnis Naik Level
Artikel Terkait
-
Suami Tasya Farasya Kuliah di Mana? Lulusan Universitas Bergengsi hingga Jadi Pebisnis Sukses
-
Siswa SMKN 1 Cileungsi Kembali Belajar dengan Tenda Darurat usai Gedung Rusak
-
Dorong Generasi Muda Jadi Katalis Ekonomi, BRI Gelar Program Pengusaha Muda BRILiaN 2025
-
Yang Kosong dari Pendidikan Kita
-
Roy Suryo Bawa 'Jokowis White Paper' ke DPR, Ijazah SMA Gibran Disebut 'Dagelan Srimulat'
Kolom
-
Cermin Nggak Pernah Bohong: Gaya Selfie Favorit Sepanjang Generasi
-
Apa yang Membuat RUU Perampasan Aset Begitu Mendesak bagi Publik?
-
Yang Kosong dari Pendidikan Kita
-
Sebuah Janji yang Terus Ditunda, Sejauh Mana RUU Perampasan Aset Bergulir?
-
Pentingnya Sensitivitas Pejabat Publik di Tengah Kecemburuan Sosial
Terkini
-
Kerja Remote Gaji Gede? Awas Loker Palsu! Tips Cerdas Buat Gen Z Biar Gak Ketipu
-
Demam Thrifting: Solusi Fashion Berkelanjutan atau Konsumerisme Terselubung?
-
Gagal Total, Gerald Vanenburg Terlalu Paksakan Gaya Bermain Ala Eropa?
-
Rivalitas dalam Futsal: Panas di Atas Lapangan, Meriah di Tribun Penonton
-
Rambut Kering Kayak Dompet Tanggal Tua? Ini 7 Jurus Simpel Biar Tetap 'On Point'