Pendidikan pada hakikatnya menjadi sarana untuk mencerdaskan anak bangsa. Guru memegang peran penting sebagai pihak yang mengemban amanah tersebut di dalam kelas.
Muncul pertanyaan yang hingga kini masih menjadi tantangan, ketika guru sudah berjuang sekuat tenaga, apakah hal itu cukup untuk menjamin keberhasilan pendidikan seorang anak?
Faktanya, dunia pendidikan tidak hanya berdiri di atas pundak guru. Anak belajar dari apa yang ia lihat, dengar, dan alami setiap hari.
Ketika masyarakat, khususnya orang tua, tidak turut andil dalam proses belajar, maka sekeras apa pun usaha guru di sekolah kerap tidak sejalan dengan situasi di kehidupan sehari-hari.
Tanggung Jawab Pendidikan Bukan di Pundak Guru Saja
Melalui unggahan video di kanal YouTube MALAKA pada Kamis (29/8/2024), Galih Sulistyaningra, lulusan S2 University College London (UCL) yang kini menjadi guru di SD Petojo Utara, Jakarta Pusat.
Galih menceritakan bagaimana suka duka menjadi seorang pendidik. Menurutnya, kurangnya keterlibatan masyarakat, terutama orang tua, membuat seakan-akan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya berada di tangan guru.
“Semua bebannya kayak di kita, seolah-olah kayak kita jadi tempat cuci mobil atau laundry. Datang kotor, pulang bersih,” tutur Galih.
Ia menegaskan bahwa pendidikan membutuhkan keterlibatan bukan hanya dari sekolah dan guru, tetapi juga dari masyarakat.
Sebagai guru sekolah dasar, Galih melihat anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Banyak hal yang diajarkan dalam buku pelajaran justru bertentangan dengan realitas yang mereka lihat sehari-hari.
Hal inilah yang menjadi sumber kebingungan bagi anak ketika apa yang ia pelajari hanya berlaku di sekolah, tetapi tidak diaplikasikan oleh lingkungannya.
Peran Orang Tua Menjadi Bagian Penting dalam Pendidikan
Pemikiran tersebut juga sejalan dengan pandangan, Jerome Polin, konten kreator dan lulusan Universitas Waseda, Jepang. Menurutnya, sekeras apa pun guru berupaya, tanpa keterlibatan lingkungan terutama orang tua, hasilnya akan tetap tidak maksimal.
Ia memberi contoh saat di sekolah anak sudah diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, tetapi di lingkungannya orang dewasa melakukan hal sebaliknya. Situasi ini tentu membuat anak bimbang.
Galih juga menceritakan ketika salah satu muridnya tidak berangkat sekolah selama beberapa hari.
Alasan yang ia temukan beragam, mulai dari rendahnya motivasi belajar, harus membantu orang tua bekerja, hingga orang tua yang menuruti keinginan anak tanpa membimbing mereka secara konsisten.
Sementara di Jepang, Jerome melihat bagaimana keterlibatan orang tua sangat diperhatikan. Orang tua wajib mengetahui tugas yang dikerjakan anak, dan bila anak tidak mengerjakan tugas, justru orang tua yang memberikan nasihat.
Ia juga mengingat bagaimana saat SMA, ia kerap melihat contoh langsung penerapan aturan di lingkungan sekitar, termasuk dalam hal sekecil penggunaan helm ketika berkendara. Hal yang menurutnya memiliki dampak pendidikan secara tidak langsung.
Jerome kemudian mengutip pepatah, “It takes a village to raise a child,” bahwa membesarkan anak adalah tanggung jawab bersama.
Anak membutuhkan dukungan dari keluarga, tetangga, guru, teman sebaya, dan masyarakat agar dapat tumbuh dengan baik.
Pada akhirnya, pendidikan tidak akan berjalan maksimal jika hanya mengandalkan sekolah dan guru. Anak adalah cerminan dari apa yang ia lihat dan rasakan di lingkungannya.
Keterlibatan orang tua dan masyarakat bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian penting dari proses pembentukan karakter dan kecerdasan anak. Karena mencerdaskan generasi bukan hanya tugas seorang guru, tapi tugas kita semua.
Baca Juga
-
The Let Them Theory: Self-Healing untuk Kamu yang Sering Overthinking!
-
Punya Mertua Donna Harun, Herfiza: Semoga Aku Bisa Jadi Mertua Seperti Mama
-
Dari Penasaran Jadi Keyakinan, Celine Evangelista Ungkap Alasan Jadi Mualaf
-
Sempat Divonis Mandul, Kini Krisjiana dan Siti Badriah Dikaruniai Dua Putri
-
Antara Keluarga dan Masa Depan, Dilema Tak Berujung Sandwich Generation
Artikel Terkait
-
Peringati Hari Guru, Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh untuk Guru Non ASN dan Swasta
-
Kado untuk Guru Wali Kelas: Bentuk Apresiasi dari Siswa
-
BRI Peduli Beri Apresiasi & Salurkan Bantuan di SDN Sukamahi 02 Megamendung
-
Kegagalan Sistem: Mengkritisi Pernyataan Mendikdasmen soal Nilai TKA
-
Nilai Matematika TKA 2025 Jeblok, JPPI: Bukan Salah Guru, Ini Bukti Gagalnya Sistem Pendidikan
Kolom
-
The Let Them Theory: Self-Healing untuk Kamu yang Sering Overthinking!
-
Ironi Hari Guru: Ketika Cokelat Murid Dianggap Ancaman Gratifikasi
-
Kegagalan Sistem: Mengkritisi Pernyataan Mendikdasmen soal Nilai TKA
-
Refleksi Hari Guru Nasional, Fakta dan Harapan Para Pendidik Bangsa
-
Bukan Sekadar Membaca: Kebijakan Resensi dan Literasi Kritis di Sekolah
Terkini
-
Luna Maya Siapkan Nama Anak Bertema Alam, Ungkap Rencana Hamil Tahun Depan!
-
Kulit Sensitif dan Berjerawat? 4 Phycisal Sunscreen SPF 30 Anti-Whitecast
-
6 Jenis Makanan Terbaik untuk Mencegah Tulang Rapuh di Masa Depan
-
Inara Rusli Terseret Isu Orang Ketiga, Reaksi Mantan Mertua Jadi Sorotan
-
Panduan Nutrisi Anak: 7 Makanan Super yang Wajib Ada di Menu Harian