Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Riva Khodijah
Ilustrasi anak jenius (Freepik.com/jcomp)

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak jenius adalah mereka yang memiliki skor IQ di atas 140. Anak yang jenius biasanya sudah menunjukkan tanda-tanda sejak kecil.

Namun, sayangnya orangtua kerap salah memahami tanda tersebut dan mengartikannya sebagai perilaku nakal, bandel atau pembangkang. Nah, supaya tidak sampai salah, berikut ini tanda-tanda anak jenius yang perlu kamu perhatikan.

1. Problem solver yang andal

Menurut Dr. Wendy Hirsch Weiner, pendiri dan Kepala Sekolah Conservatory Prep Schools, sekolah khusus anak jenius di Florida, ciri anak jenius adalah mereka mampu menyelesaikan masalah meski informasi yang diterima minim.

Tapi, sayangnya mereka sering salah memersepsikan. Misalnya Wendy mencontohkan, anak jenius tahu kalau obat terlarang dijual mahal. Kemudian mereka bisa membuat kesimpulan bahwa menjual obat terlarang bisa bikin kaya raya.

Karena itulah Wendy mengingatkan para orangtua yang memiliki anak yang cerdas di atas rata-rata untuk mengarahkan mereka ke jalan positif agar tidak sampai salah arah.

2. Lebih suka menyendiri

Tanda ini sering disalahpahami orangtua. Anak yang jenius kerap tidak suka keramaian, mereka lebih senang menyendiri.

Menurut Wendy, hal ini terjadi karena saraf sensori mereka tidak mampu menampung stimulasi secara bersamaan sehingga mereka lebih sensitif. Jadi bukan karena ketidakmampuan mereka bersosialisasi.

Anak jenius menurut Wendy juga sering dianggap lambat (lemot). Misalnya, saat ditanya sesuatu jawabannya lama. Bukan karena mereka tidak bisa berpikir, melainkan mereka berpikir jawaban sempurnya seperti apa.

3. Sulit bersosialisasi

Anak yang jenius juga sulit berteman karena biasanya tidak satu frekuensi dengan teman-teman di sekitarnya. Misalnya saat bercanda, bercandanya sulit dipahami. Ini yang membuat mereka sulit berteman padahal mereka ingin sekali memiliki teman.

Penyebab lain kenapa anak jenius sulit bersosialisasi, yakni dimusuhi teman-temannya akibat perasaan iri hati dengan kecerdasan dari si anak jenius.

4. Mudah sekali bosan

Karena mereka lebih gampang memahami sesuatu, mereka jadi bosan karena harus menunggu teman-temannya paham. Jadi, bukan karena mereka membangkang atau bandel.

Mereka juga tidak suka mengulang-ulang hal yang sama. Mereka menginginkan sesuatu yang baru.

Dari uraian tadi tampak jelas kalau tidak benar-benar diperhatikan, orangtua bisa salah menilai kalau anak bandel. Padahal, nyatanya dia jenius. Semoga pemaparan tadi bisa membantu ayah bunda memahami buah hati dengan lebih baik, ya!

Riva Khodijah