Kehadiran seorang pemimpin dalam dunia kerja diharapkan bisa membawa tim secara bersama-sama menetapkan standar pencapaian tujuan. Pemimpin memiliki tugas dan tanggung jawab moral terhadap proses kinerja organisasi yang melibatkan sumber daya manusia.
Pemimpin toxic tidak bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam memberdayakan dan mengendalikan bawahan karena gaya kepemimpinan yang diterapkan memberikan pengaruh negatif, menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif, menimbulkan kecurigaan diantara bawahan sehingga menghambat kinerja tim.
Tulisan berikut akan membahas tentang toxic leadership yang menjadi penghambat kinerja tim.
BACA JUGA: 6 Tips Cerdas agar Tak Cepat Haus saat Puasa, Auto Tahan Seharian!
Mengutip www.linovhr.com tentang Toxic Leadership di Lingkungan Kerja, berikut tanda-tandanya :
1. Manipulatif
Pemimpin manipulatif tidak bisa menciptakan suasana kerja yang kondusif. Mereka justru membuat bawahan menjadi kebingungan dan serba salah melalui kebijakan yang diterapkannya. Kebiasaan buruknya mengaduk-aduk pikiran dan perasaan orang lain membuat bawahan menjadi jengah.
Kritik yang disampaikan tidak membangun, melakukan kebohongan kemudian melempar kesalahan bahkan menyerang mental emosi bawahan saat terjadi perbedaan pendapat.
2. Alergi kritik
Sebenarnya kritik dan saran diperlukan untuk membangun keterbukaan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Tetapi bagi pemimpin toxic, kritik dan saran bisa dianggap sebagai bentuk perlawanan atas kebijakan mutlak yang telah ditetapkan olehnya.
Pemimpin toxic tidak bersedia menerima umpan balik dari bawahan meskipun saran yang disampaikan memiliki nilai positif bagi upaya pengembangan kerja.
BACA JUGA: 5 Alasan Mengapa Orang Cerdas Lebih Suka Menyendiri, Sudah Tahu?
3. Intimidasi dan perundungan
Pemimpin toxic melakukan intimidasi dan perundungan dengan menempatkan bawahan sebagai batu pijakan dalam mencapai tujuan. Menekan dan tidak menghargai bawahan sehingga bisa menimbulkan konflik antara atasan dan bawahan.
Menjelekkan dan merendahkan bawahan menjadi kebiasaan lumrah bagi pemimpin toxic terutama jika kinerja bawahan tidak sesuai dengan harapannya.
4. Diskriminasi
Iklim kerja menjadi tidak sehat ketika pemimpin toxic berpihak kepada beberapa bawahan yang memiliki persamaan pandangan dan tidak menyukai bawahan yang memiliki pandangan berbeda. Diskriminasi akan semakin tajam saat pemimpin toxic menilai perbedaan pendapat secara negatif yang didasari oleh prasangka buruk.
Jurang pemisah menjadi semakin lebar apabila beberapa bawahan yang berbeda pendapat memberikan respons negatif atas tindakan pemimpin toxic yang diskriminatif.
5. Kompetitif
Kompetisi yang terjadi dalam pekerjaan diciptakan oleh pemimpin toxic secara berlebihan dan tidak sehat. Alih-alih membangun spirit kompetisi agar bawahan memiliki daya saing yang tinggi, pemimpin toxic justru menekan spirit kompetisi.
Pemimpin toxic ingin menunjukkan kekuatan sendiri dan menganggap bawahan sebagai pesaing yang tidak perlu diberi kesempatan untuk berkembang.
BACA JUGA: 5 Website Membuat CV Gratis, Hasilnya Bisa Bikin HRD Kepincut
6. Otokratis
Menerapkan sikap ororiter dalam menentukan langkah-langkah kebijakan sejak awal hingga akhir proses kerja. Saat mengambil keputusan pemimpin toxic tidak melibatkan bawahan dalam diskusi.
Komunikasi searah sengaja dibangun oleh pemimpin toxic untuk menunjukkan tingkat kemampuan dirinya dalam menetapkan langkah-langkah kebijakan, seluruh bawahan harus tunduk dan patuh terhadap proses pengambilan keputusan yang ditentukan tanpa kompromi.
Itulah tanda-tanda dari pemimpin toxic yang bisa menimbulkan iklim kerja tidak kondusif dan menghambat kinerja tim. Semoga tidak terjadi dalam lingkup pekerjaan kita.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Menjawab Keraguan Gen X Lewat Saksi Bisu Kebersamaan Tim Futsal
-
Kaum Intelektual Kudu Ngerti kalau 'Literasi bukan Sekadar Calistung' Mulu
-
Karakteristik Schadenfreude dalam Psikologi Massa Sound Horeg
-
Tokoh Perempuan di Balik Sukses Ki Hajar Dewantara Pertahankan Taman Siswa
-
Tumbuhkan Jiwa Patriot lewat Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara
Artikel Terkait
-
Berikut 5 Kebiasaan Toxic yang Perlu Kamu Hindari, Simak yuk!
-
4 Tanda Kamu dan Pasangan Tidak Cocok secara Seksual, Mulai Merasa Bosan?
-
Sering Disepelakan! 5 Tanda Bahwa Jantung Tidak Sehat
-
Sering Diabaikan! Ini Ciri-Ciri dan 4 Tanda Tumor Payudara
-
Stop Hubungan Beracun! Yoursay Gelar Kelas 'Save Me From Toxic Relationship'
Lifestyle
-
Intip 4 OOTD Kebaya Maudy Ayunda, Simpel tapi Berkelas Buat Wisuda!
-
4 Serum Ekstrak Lemon yang Ampuh Bikin Wajah Cerah Seketika, Kaya Vitamin C
-
Jangan Sampai Ketipu! Bongkar 7 Trik Jitu Bedakan Sepatu KW vs Ori
-
Ayah Ojak Pamer Emas Segambreng: Netizen Ribut Soal Duit Ayu Ting Ting!
-
Uya Kuya Nangis! Anak Istrinya Jadi Sasaran Hinaan Pasca Rumah Dijarah
Terkini
-
Stop Asal Pilih! Ini 6 Kandungan Skincare Anti Jerawat yang Direkomendasikan Dokter Kulit
-
Uya Kuya Emosi Rumah Dijarah hingga Dinding Dicoret: Maki Saya, Jangan Keluarga Saya!
-
Tegas! Laman Transfermarkt Langsung Hapus 7 Pemain Bermasalah dari Skuat Timnas Malaysia
-
The Apothecary Diaries Umumkan Musim 3 dengan Misteri Baru di Luar Istana
-
Dia Bukan Ibu: Ketika Komunikasi Keluarga Jadi Horror