Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Totok Suryanto
Ilustrasi toxic leadership (pexels/andrea-piacquadio)

Kehadiran seorang pemimpin dalam dunia kerja diharapkan bisa membawa tim secara bersama-sama menetapkan standar pencapaian tujuan. Pemimpin memiliki tugas dan tanggung jawab moral terhadap proses kinerja organisasi yang melibatkan sumber daya manusia. 

Pemimpin toxic tidak bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam memberdayakan dan mengendalikan bawahan karena gaya kepemimpinan yang diterapkan memberikan pengaruh negatif, menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif, menimbulkan kecurigaan diantara bawahan sehingga menghambat kinerja tim. 

Tulisan berikut akan membahas tentang toxic leadership yang menjadi penghambat kinerja tim. 

BACA JUGA: 6 Tips Cerdas agar Tak Cepat Haus saat Puasa, Auto Tahan Seharian!

Mengutip www.linovhr.com tentang Toxic Leadership di Lingkungan Kerja, berikut tanda-tandanya :

1. Manipulatif

Pemimpin manipulatif tidak bisa menciptakan suasana kerja yang kondusif. Mereka justru membuat bawahan menjadi kebingungan dan serba salah melalui kebijakan yang diterapkannya. Kebiasaan buruknya mengaduk-aduk pikiran dan perasaan orang lain membuat bawahan menjadi jengah.

Kritik yang disampaikan tidak membangun, melakukan kebohongan kemudian melempar kesalahan bahkan menyerang mental emosi bawahan saat terjadi perbedaan pendapat. 

2. Alergi kritik 

Sebenarnya kritik dan saran diperlukan untuk membangun keterbukaan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Tetapi bagi pemimpin toxic, kritik dan saran bisa dianggap sebagai bentuk perlawanan atas kebijakan mutlak yang telah ditetapkan olehnya.

Pemimpin toxic tidak bersedia menerima umpan balik dari bawahan meskipun saran yang disampaikan memiliki nilai positif bagi upaya pengembangan kerja. 

BACA JUGA: 5 Alasan Mengapa Orang Cerdas Lebih Suka Menyendiri, Sudah Tahu?

3. Intimidasi dan perundungan

Pemimpin toxic melakukan intimidasi dan perundungan dengan menempatkan bawahan sebagai batu pijakan dalam mencapai tujuan. Menekan dan tidak menghargai bawahan sehingga bisa menimbulkan konflik antara atasan dan bawahan.

Menjelekkan dan merendahkan bawahan menjadi kebiasaan lumrah bagi pemimpin toxic terutama jika kinerja bawahan tidak sesuai dengan harapannya.

4. Diskriminasi

Iklim kerja menjadi tidak sehat ketika pemimpin toxic berpihak kepada beberapa bawahan yang memiliki persamaan pandangan dan tidak menyukai bawahan yang memiliki pandangan berbeda. Diskriminasi akan semakin tajam saat pemimpin toxic menilai perbedaan pendapat secara negatif yang didasari oleh prasangka buruk.

Jurang pemisah menjadi semakin lebar apabila beberapa bawahan yang berbeda pendapat memberikan respons negatif atas tindakan pemimpin toxic yang diskriminatif. 

5. Kompetitif

Kompetisi yang terjadi dalam pekerjaan diciptakan oleh pemimpin toxic secara berlebihan dan tidak sehat. Alih-alih membangun spirit kompetisi agar bawahan memiliki daya saing yang tinggi, pemimpin toxic justru menekan spirit kompetisi.

Pemimpin toxic ingin menunjukkan kekuatan sendiri dan menganggap bawahan sebagai pesaing yang tidak perlu diberi kesempatan untuk berkembang. 

BACA JUGA: 5 Website Membuat CV Gratis, Hasilnya Bisa Bikin HRD Kepincut

6. Otokratis

Menerapkan sikap ororiter dalam menentukan langkah-langkah kebijakan sejak awal hingga akhir proses kerja. Saat mengambil keputusan pemimpin toxic tidak melibatkan bawahan dalam diskusi.

Komunikasi searah sengaja dibangun oleh pemimpin toxic untuk menunjukkan tingkat kemampuan dirinya dalam menetapkan langkah-langkah kebijakan, seluruh bawahan harus tunduk dan patuh terhadap proses pengambilan keputusan yang ditentukan tanpa kompromi.

Itulah tanda-tanda dari pemimpin toxic yang bisa menimbulkan iklim kerja tidak kondusif dan menghambat kinerja tim. Semoga tidak terjadi dalam lingkup pekerjaan kita. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Totok Suryanto