Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Rion Nofrianda
Ilustrasi hadapi quarter life crisis (pexels/Andrea Piacquadio)

Quarter life crisis atau dikenal dengan istilah fenomena krisis seperempat abad merupakan sebuah kondisi krisis periode ketidakpastian dan kecemasan. Individu yang menghadapi fase ini berada pada rentang usia pertengahan 20-an hingga awal 30-an, biasanya setelah menyelesaikan pendidikan dan memasuki dunia kerja. Robbins dan Wilner menyebutkan bahwa krisis identitas yang terjadi dan dialami seseorang akibat dari ketidaksiapan saat proses transisi dari masa remaja menuju dewasa.

Fase ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti lulus kuliah, memasuki dunia kerja, atau mengalami perubahan besar dalam hidup seperti permasalahan dalam menjalin hubungan, hijrah  ke kota baru, atau kematian orang yang dicintai. Ini juga merupakan saat ketika orang mulai membandingkan diri dengan rekan-rekan lainnya.  

BACA JUGA: 5 Tips Agar Rumah Tetap Bersih dan Rapi Ketika ART Pergi Pulang Kampung

Quarter life crisis ditandai dengan perasaan tersesat, tidak terpenuhi keinginan dan kebutuhan, tidak memiliki arah hidup yang jelas serta seringkali disertai dengan perasaan cemas, stres, dan depresi. Beberapa penyebab umum dari krisis paruh baya diantaranya terdapat perasaan tertekan untuk memantapkan diri dalam karier, hubungan serta beranggapan bahwa pendidikan yang ditempuh tidak sepenuhnya mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia nyata. Selain itu terdapat pula perasaan kecewa yang teramat dalam terhadap harapan dan norma yang ada pada lingkungan masyarakat.

Meskipun demikian, perlu kiranya untuk individu yang memasuki fase ini benar-benar mempersiapkan diri sehingga mampu melewatinya dengan penuh kesiapan. Perlu untuk merenungkan kembali langkah-langkah penting yang akan diambil dan tidak memunculkan kekecewaan yang mendalam bahkan lebih matang untuk meraih keinginan-keinginan yang benar-benar diharapkan tersebut.

Perlu kiranya untuk dapat mempertimbangkan faktor yang membuat Kamu bahagia dan puas dalam menjalaninya dengan perubahan-perubahan kecil untuk menyelaraskan hidup dengan nilai-nilai yang kelak akan dihadapi. Hal ini dapat berupa mencari pengalaman baru, menjelajahi jalur karier baru, atau membuat perubahan dalam kehidupan pribadi Kamu.

Penting juga untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau ahli kesehatan mental jika Kamu mengalami perasaan cemas atau depresi yang berlebihan dalam menghadapi fase ini. Ingatlah bahwa krisis paruh baya adalah bagian normal dari proses pertumbuhan, dan dengan waktu, usaha, dan dukungan, Kamu dapat kembali menjadi pribadi yang lebih kuat dan percaya diri dari sisi lainnya. 

Bagi yang mengalami krisis paruh baya, penting untuk diingat bahwa Kamu tidak sendirian. Banyak orang yang melewati fase ini dan keluar dengan lebih kuat dan lebih sadar diri. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda melewati masa ini:

1. Merenungkan diri

Memberikan waktu merenungi diri sendiri untuk dapat kembali mengevaluasi dan mempersiapkan nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup kembali. Tidak ada salahnya untuk bertanya kepada diri sendiri tentang keinginan serta yang membuat bahagia dalam hidup. Hal ini tentu saja dapat membantu memetakan kembali langkah-langkah yang tepat untuk meraih semua itu.

BACA JUGA: 4 Fakta Menarik Tupperware, Wadah Plastik Legendaris yang Terancam Bangkrut

2. Mencoba hal baru

Jelajahi hobi atau aktivitas baru yang menarik minat Kamu. Hal ini dapat membantu Kamu menemukan gairah dan minat baru yang dapat mengarahkan pada peluang karier baru serta dapat meraih kepuasan pribadi. Menjelajahi hobi, minat, atau jalur karier baru dapat membantu Anda menemukan apa yang Anda sukai.

3. Bicaralah dengan orang lain

Istilah orang tua lebih dahulu makan asam garam adalah tepat, oleh sebab itu berupayalah untuk terhubunglah dengan anggota keluarga maupun teman yang telah melalui pengalaman serupa dan berhasil melewati fase krisis tersebut. Ceritakan pikiran dan perasaan yang dialami kepada mereka serta mintalah saran dan mintalah dukungan dari keluarga maupun teman. Berbicara dengan seseorang tentang apa yang Kamu alami bisa sangat membantu dalam menghadapi persoalan.

4. Jangan bandingkan diri 

Peru untuk menyadari diri bahwa hidup bukan merupakan sebuah kompetisi, setiap orang memiliki jalan suksesnya masing-masing. Saat ini media sosial dapat memudahkan Kamu untuk membandingkan hidup dengan orang lain, kurangi melihat konten-konten yang dapat membuat dirimu down. Ingatlah bahwa perjalanan hidup setiap orang berbeda-beda dan fokuslah pada jalan hidup Kamu sendiri.

BACA JUGA: 4 Alasan Orang Memilih Tidak Mudik saat Lebaran, Kamu Salah Satunya?

5. Cari bantuan professional

Jika Kamu merasa kewalahan atau mengalami gejala kecemasan atau depresi, pertimbangkan untuk berbicara dengan profesional kesehatan mental. Mereka dapat membantu mengembangkan strategi mengatasi masalah dan memberikan dukungan selama masa-masa sulit ini untuk dilalui. 

5 hal diatas semoga membantu Kamu untuk lebih siap menghadapi fase Quarter life crisis  ini.  Perlu digaris bawahi bahwa krisis ini merupakan bagian normal dari proses tumbuh dewasa dan mencari tahu siapa dan apa yang Kamu inginkan dalam hidup. Semua orang akan melalui  masa perubahan dan pertumbuhan, namun hanya orang-orang yang memiliki kesabaran dan ketekunanlah bisa keluar lebih kuat setelah berhasil lulus pada fase ini.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rion Nofrianda