Sebagian besar orang mengenal toxic relationship, toxic friendship dan seterusnya. Namun, ternyata ada yang namanya toxic positivity yang di mana kita terlalu berpikir positif sehingga berdampak adanya emosi, stres yang tidak tersalurkan karena berlindung dari kata "berpikir positif".
Toxic positivity merupakan perilaku yang mendorong seseorang untuk berusaha keras berbuat dan berpikir positif hingga menekan emosi negatif keluar.
Beberapa contoh toxic positivity adalah seperti mengatakan kepada seseorang yang sedang berduka bahwa mereka harus "tetap tersenyum" atau "berpikir positif", padahal itu dapat membuat orang tersebut merasa tidak dihargai atau ditekan untuk tidak bisa berbagi perasaannya dengan jujur.
Mengutip dari siloamhospital.com terdapat dampak buruk atau bahaya toxic positivity sebagai berikut:
1. Kesulitan Mengungkapkan Emosi
Berpikir positif adalah alibi seseorang untuk melindungi emosi negatifnya sehingga emosi yang seharusnya diselesaikan justru malah membuat individu tersebut merasa tidak nyaman dan merasa tertekan sendiri tanpa mampu meluapkannya.
2. Emosi yang Menumpuk
Dalam kondisi ini, ketika individu tidak berusaha untuk mengeluarkan emosinya, maka akan terjadi penumpukan emosi negatif yang dapat memicu gangguan seperti anxiety disorder, post traumatic disorder (PTSD), dan berbagai macam gangguan lainnya.
Maka, sebaiknya penting bagi suatu individu untuk mampu mengelola emosi dengan baik, serta lebih selektif dalam pengambilan keputusan emosi. Sekiranya emosi tersebut sudah terlalu berat, maka konsultasikanlah kepada psikolog, atau professional lainnya sesuai kebutuhan.
3. Mengabaikan Keadaan Buruk yang Berbahaya bagi Diri Sendiri
Adanya pengabaian pada keadaan buruk adalah akibat dari pola pikir "toxic positivity" yang membuat seseorang cenderung menghindari atau mengabaikan keadaan yang buruk, meskipun sebenarnya keadaan tersebut sangatlah berbahaya bagi dirinya sendiri.
Hal ini sering terjadi ketika individu terlalu fokus pada pemikiran positif dan merasa bahwa semua akan baik-baik saja, padahal realitanya tidak selalu demikian.
4. Rendah Diri
Toxic positivity membuat individu menjadi rendah diri Pola pikir yang terlalu fokus pada hal-hal positif dapat membuat seseorang menjadi rendah diri karena merasa bahwa dirinya belum mencapai tingkat kesempurnaan yang diinginkan.
Hal ini terjadi karena individu merasa perlu untuk terus terlihat baik-baik saja dan dalam kondisi optimal, sehingga tidak bisa menerima kekurangan dan kelemahan yang dimilikinya. Sebagai hasilnya, individu menjadi sulit untuk merasa puas dengan dirinya sendiri dan kurang percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi hidup.
Untuk itu, pahamilah bahwa berpikir positif tidaklah selalu baik jika itu sudah mengganggu keseharianmu, mengganggu produktivitasmu, atau malah mengganggu kesehatan mentalmu. Perbaikilah pola pikir positif sesuai pada proporsinya dan tidak memaksakan diri untuk baik-baik saja. Ceritakan masalahmu pada orang terdekat atau temui ahli professional untuk membantu kamu. Semoga bermanfaat!
Tag
Baca Juga
-
Tim PPK Ath-thobib Universitas Jambi Ubah Rumah Terlantar Jadi Wadah Ekspansi Anti-Stunting
-
Resmi! Tim PPK Ormawa Opening Program STARLING Guna Turunkan Risiko Stunting
-
Kompak! Mahasiswa Universitas Jambi dan Warga Legok Beraksi Goro Toga Tangkul
-
Cegah Stunting: Penyuluhan Stunting dan PHBS Disambut Antusias Warga Legok Jambi
-
Begini Kata Mantan Direktur WHO tentang Pandemi di Seminar Internasional FKIK UNJA
Artikel Terkait
-
Budaya Victim Blaming dan Kesehatan Mental
-
4 Manfaat Mengikuti Kegiatan Volunteer bagi Kesehatan Mental, Bikin Bahagia
-
6 Tanda Kamu Miliki Kesehatan Mental Stabil, Wajib Dijaga dengan Baik
-
Sempat Dingin ke Rizky Febian, Ternyata Mahalini Korban Selingkuh dan Toxic: Ditendang sampai Ditoyor
-
Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik
Lifestyle
-
4 Rekomendasi Krim Wajah Mengandung Gold, Skincare Mewah untuk Anti-Aging
-
4 Rekomendasi Brand Batik Couple Modern yang Stylish dan Elegan, Wajib Tahu!
-
4 Serum Korea dengan Tranexamic Acid untuk Wajah Cerah Bebas Bekas Jerawat
-
Julia Prastini Minta Maaf Selingkuh, Netizen: Isinya Kok Malah Takut Kehilangan Endorse?
-
Keju Mozzarella: Kunci Rahasia Ciptakan Rasa Restoran di Dapur Anda!
Terkini
-
Buka Suara soal Isu Perselingkuhan, Jule Kena Cancel Culture Warganet?
-
The New Era of Raisa! Menyelami Sisi Rapuh dan Ramai Seorang 'AmbiVert'
-
Indra Sjafri Ungkap Tujuan Utama Timnas U-23 di FIFA Match Day November
-
Satu Tahun Prabowo-Gibran, Apa Kabar Pendidikan Kita?
-
Jika Tanpa Erick Thohir, Timnas Indonesia Tak akan Punya Skuad Semewah Ini?