Hustle culture didefinisikan sebagai gambaran kehidupan seseorang yang terobsesi dengan pekerjaannya. Fenomena ini telah menjadi tren gaya hidup di kalangan remaja atau dewasa muda.
Seseorang dengan hustle culture akan memaksa dirinya untuk bekerja keras dan cepat hingga melampaui batas kemampuan diri, sehingga sering dianggap sebagai "budaya kerja gila".
Ada beberapa pemicu seseorang mengalami hustle culture, mulai dari rasa insecure akibat kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, obsesi pribadi untuk mencapai status sosial yang tinggi di mata orang lain, serta untuk memenuhi tuntutan hidup.
Ciri utama seseorang yang terjebak dalam hustle culture adalah anggapan bahwa bekerja dengan produktif berarti harus dilakukan tanpa henti. Bila tidak melakukannya, dia akan merasa sangat bersalah dengan dirinya sendiri. Selain itu, beberapa ciri lain dari hustle culture yang perlu diketahui yakni:
- Memikirkan pekerjaan setiap waktu, kapanpun, dan di mana pun
- Mengorbankan waktu tidur untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan
- Mengabaikan saran dari orang lain untuk istirahat dan mengurangi waktu bekerja
- Merasa terobsesi dengan kesuksesan soal pekerjaan
- Memiliki ketakutan yang kuat akan kegagalan di tempat kerja
- Bekerja untuk mengatasi perasaan bersalah atau depresi
- Memiliki work-life balance yang buruk
- Menggunakan alasan pekerjaan sebagai cara untuk menghindari hubungan dengan orang lain
- Merasa tidak percaya diri dan selalu merasa dirinya kurang mampu
- Jarang merasa puas terhadap apa yang telah diraih dan selalu merasa ada yang salah
- Tidak memiliki waktu untuk memikirkan kebahagiaan diri sendiri
- Mengabaikan kesehatan diri hingga sering lupa makan, tidur larut malam, dan lelah secara mental akibat bekerja secara berlebihan
Lantas, bagaimana dampak hustle culuture bagi kesehatan?
Penelitian dari Frontiers in Psychology menyebutkan bahwa, jam kerja yang panjang berkaitan erat degan stres dan depresi. Selain itu, bekerja selama 55 jam atau lebih per minggu bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular.
BACA JUGA: 4 Alasan Mengapa Kamu Wajib Punya Lebih dari Satu Sumber Penghasilan
Oleh sebab itu, Anda perlu menerapkan work life balance dengan menyeimbangkan antara waktu kerja, istirahat, dan liburan. Jika mulai merasa terlalu lama bekerja dan tubuh terasa lelah, sebaiknya segera istirahat. Disamping itu, Anda perlu menetapkan batasan waktu untuk bekerja, diri sendiri, keluarga, dan teman-teman.
Itulah tadi pembahasan tentang fenomena hustle culuture. Sebagian isi artikel ini menyadur dari laman Healthline.com dan verywellmind.com. Semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
6 Penyebab Penis Berdarah yang Perlu Anda Waspadai, Pernah Mengalaminya?
-
6 Penyebab Mata Kaki Bengkak, Mulai dari Cedera hingga Penyakit Ginjal
-
Catat! Ini 4 Posisi Tidur yang Dianjurkan bagi Ibu Hamil
-
Jangan Anggap Remeh, Ini 5 Dampak Negatif Telat Makan bagi Kesehatan
-
5 Manfaat dan Aturan Penggunaan Minyak Ikan untuk Kucing
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Biar Gak Cuma Pesan Es Kopi Susu: Kamus Ngopi Lengkap Buat Gen Z
-
Liburan ala Gen Z di Jogja: 6 Spot Hits yang Wajib Masuk Itinerary
-
Centil Bukan Genit: Gaya Ekspresi Diri Perempuan di Tren My Centil Era
-
Simpel dan Keren! 4 Inspirasi Outfit Chic ala Gong Myung Buat Look Harian
-
4 Ide Fashion Harian Cha Woo Min yang Bisa Jadi Outfit Andalan Nongkrong!
Terkini
-
FIFA Matchday, Timnas Indonesia dan Patrick Kluivert yang Urung Pasang Barisan Bek Mewah
-
Pamer Kemesraan di Sydney, Angel Karamoy Resmi Pacaran dengan Gusti Ega?
-
Bahagia! Zaskia Sungkar Umumkan Kehamilan Kedua Hasil Program Bayi Tabung
-
Nepal Membara: 5 Fakta Gokil Demo Gen Z yang Bikin PM Mundur Hingga Bakar Gedung Parlemen!
-
Sinopsis Film Horor Getih Ireng: Teror Santet yang Bikin Merinding!