Saat seseorang terikat dalam menjalani hubungan, konflik dan pertengkaran tidak dapat dihindari. Setiap pasangan pasti pernah mengalami momen ketegangan yang memicu perdebatan dan perasaan tersinggung.
Namun, seringkali terjadi fenomena menarik ketika pasangan memilih untuk diam dalam pertengkaran, menghindari berbicara tentang isu-isu yang menyulitkan. Mengapa mereka memilih keheningan? Berikut ini adalah enam penyebab utama yang dapat menjelaskan fenomena tersebut.
Tidak Ingin Menyakiti Pasangan
Salah satu penyebab paling umum mengapa pasangan memilih diam adalah takut menyakiti perasaan satu sama lain. Mereka mungkin merasa kata-kata mereka dapat merusak hubungan yang sudah dibangun dengan susah payah. Sebagai gantinya, mereka memilih untuk menahan diri dan berpikir bahwa keheningan akan lebih baik daripada menciptakan luka yang lebih dalam.
BACA JUGA: 5 Tips untuk Cegah Terjadinya KDRT dalam Suatu Hubungan, Wajib Dipersiapkan
Tidak Mau Memperburuk Situasi
Ketika suasana hati sedang buruk dan emosi berada di ujung tanduk, berbicara tanpa pertimbangan bisa membuat situasi semakin buruk. Diam dianggap sebagai cara untuk mencegah konflik semakin membesar dan memberikan waktu bagi diri sendiri dan pasangan untuk merenung sebelum berbicara lagi.
Mengkhawatirkan Reaksi Pasangan
Pasangan yang memilih diam mungkin juga khawatir tentang bagaimana pasangan mereka akan merespons apa yang ingin mereka sampaikan. Mereka mungkin takut bahwa pasangan akan marah, menyalahkan, atau bahkan meninggalkan mereka jika berbicara terbuka tentang perasaan atau ketidakpuasan mereka.
Tidak Mampu Mengekspresikan Emosi
Banyak orang mengalami kesulitan dalam mengeksplorasi emosi menggunakan kata-kata yang tepat. Mereka bisa jadi merasa kebingungan, malu, atau kurang percaya diri mengungkapkan apa yang sebenarnya mereka rasakan. Diam dianggap sebagai pilihan aman ketika kemampuan berkomunikasi terhambat.
BACA JUGA: Orang Tua Perlu Tahu! Ini 6 Tips Aman saat Sharenting, Pahami Bahayanya
Mengelola Kesadaran
Saat terlibat dalam pertengkaran, beberapa orang mungkin memilih diam sebagai kesempatan untuk merenungkan perasaan mereka sendiri. Mereka ingin mencari solusi dan kesadaran diri sebelum kembali berdiskusi dengan pasangan.
Tidak Ingin Berkonflik
Beberapa orang tumbuh dalam lingkungan di mana konflik dianggap tabu atau bahkan merugikan diri sendiri dan pihak lain. Kondisi ini membuat mereka cenderung menghindari pertengkaran dan lebih memilih diam sebagai mekanisme melindungi.
Meskipun diam dalam pertengkaran bisa menjadi reaksi yang alamiah, tampaknya setiap pasangan perlu untuk belajar berkomunikasi secara efektif. Berbicara terbuka dan jujur tentang perasaan adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan kuat seperti yang disarikan dari sumber tulisan Roller, M. R., & Lavrakas, P. J. (2015). Silent and invisible: A guide to designating respondents for qualitative research. Qualitative Health Research.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
Artikel Terkait
-
Pria Juga Mengalami Infertilitas, Yuk Cari Tahu 6 Penyebabnya agar Sembuh
-
Tak Hanya Flu, Inilah 5 Penyebab Anda sering Bersin di Pagi Hari
-
Film Porno Bikin Orang Tidak Nafsu Sama Pasangan Sendiri, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
Cemas Menghadapi Dunia Kerja? Kenali 3 Faktor Penyebabnya
-
5 Cara Memulihkan Hubungan yang Renggang dengan Pasangan, Apa Saja?
Lifestyle
-
3 HP Budget 2 Jutaan dengan Spek Kamera Terbaik, Resolusi hingga 108 MP!
-
4 Serum Anti-Aging untuk Kerutan dan Mencerahkan Wajah, Mulai Rp24 Ribu!
-
5 Sheet Mask Berbahan Utama Rose Extract yang Ampuh Cerahkan Kulit
-
Gaya Basic Anti-Gagal, 4 Clean Casual Ala Choerry ARTMS yang Mudah Disontek
-
9 HP Buat Mahasiswa: Budget Pas-pasan, tapi Fitur Gak Kaleng-Kaleng!
Terkini
-
ENHYPEN Umumkan Agenda Konser VR Perdana, mulai dari Jakarta hingga Eropa!
-
Ulasan The Metamorphosis Karya Franz Kafka: Potret Tragis Alienasi dalam Bingkai Absurd
-
Bukan Sekadar Galau, Lagu Save Me oleh BTS Suarakan Jeritan Jiwa yang Sunyi
-
Literasi Keuangan Pasutri Muda di Buku Ngatur Keuangan Keluarga itu Gampang
-
Kelas yang Terjebak Masa Lalu, Saatnya Pendidikan Tinggi Menyesuaikan Diri