Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dimas WPS
Ilustrasi Pasangan (Pexels/Leah Kelley)

Seringkali kita mendengar istilah “right person, wrong time” atau orang yang tepat di waktu yang salah, konsep ini percaya bahwa seseorang mungkin adalah orang yang tepat buat kita, tapi datang di waktu yang salah.

Banyak yang percaya bahwa hubungan bisa gagal hanya karena faktor waktu. Tapi jika kita pikir lagi, benarkah orang yang tepat bisa terpengaruh oleh kondisi waktu? Atau apakah ini sekadar cara kita menghibur diri sendiri ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana?

Di satu sisi, percaya pada konsep orang yang tepat di waktu yang salah seolah memberi kenyamanan. Karena ada perasaan bahwa di suatu hari nanti, kamu dan dia akan bertemu lagi di waktu yang lebih tepat. Tapi sayangnya, kepercayaan ini bisa jadi malah menutup mata kita terhadap realita yang ada dan membuat kita terjebak dalam bayangan seseorang yang sebenarnya memang tidak tepat sejak awal.

Menurut seorang penulis bernama Heide Priebe dalam tulisannya yang berjudul “The Truth About Meeting Someone At The Wrong Time”, ketika seseorang benar-benar tepat untukmu, seharusnya ia akan hadir dengan cara yang tidak terikat waktu.

Kehadirannya di hidupmu bukan hanya soal momen yang pas, melainkan soal kesesuaian jiwa dan komitmen yang mampu bertahan di segala keadaan. Orang yang benar-benar cocok untukmu akan mampu memahamimu dan bertumbuh bersama tak peduli apa pun yang sedang kamu alami. Jika orang tersebut tepat, maka waktu harusnya bukanlah penghalang utama.

Konsep “right person, wrong time” ini juga sering kali jadi penghiburan diri atas kenyataan pahit. Ketika hubungan tidak berhasil, kita lebih memilih percaya bahwa masalahnya ada di waktu yang belum tepat,  bukan pada ketidakcocokan atau ketidaksiapan diri kita masing-masing. Tidak ada istilah waktu yang tepat dalam hubungan yang benar-benar kuat dan solid, karena hubungan yang sehat adalah yang mampu bertahan dan bertumbuh bersama, apa pun kondisinya.

Orang yang tepat adalah orang yang mampu beradaptasi di segala keadaan, dan mampu berkompromi dengan keadaan kita. Jika dia pergi hanya karena merasa waktunya tidak tepat, mungkin dia tidak benar-benar tepat untukmu.  Karena kadang kita harus menciptakan kebahagiaan di tengah ketidakpastian. Orang yang benar-benar tepat akan hadir bukan hanya ketika segalanya berjalan mulus, tapi juga saat hidup sedang berantakan.

Jadi, daripada mempercayai konsep “right person, wrong time”, lebih baik bertanya pada diri sendiri apakah orang itu benar-benar tepat, jadikan waktu yang ada untuk melihat ke diri sendiri juga apakah ada yang salah dalam hubungan kalian?

Dimas WPS