Kamu pernah merebus air untuk menyeduh kopi? Air yang direbus akan menimbulkan perubahan dari cair menjadi gas. Perubahan inilah yang disebut menguap.
Ngomongin soal perubahan, dalam bahasa Jawa ada satu kata unik tentang perubahan lho. Kata unik tersebut adalah owah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Jawa Indonesia, owah mengandung dua arti kata yang berjauhan yaitu:
- Owah, yang bermakna sakit jiwa atau gila, dan
- Owah, yang bermakna berubah.
Penggunaan kata owah sendiri dalam percakapan sehari-hari juga harus memperhatikan objek yang dibahas. Lain objek, lain juga makna yang hendak disampaikan. Sehingga penggunaan kata owah memang agak tricky yah, tetapi tidak sulit kok membedakannya.
Untuk objek benda mati seperti bangunan, daerah, dekorasi, atau apapun yang masuk kategori benda mati, owah bermakna berubah atau mengalami perubahan. Seperti pada kalimat berikut:
- Omahe owah, biyen elek saiki wes apik koyok loji. (Rumahnya berubah, dulu jelek sekarang sudah bagus seperti loji/istana.),
- Biyen kono kuwi bulak amba lho, saiki owah dadi perumahan. (Dulu sana itu sawah ladang luas, sekarang berubah jadi perumahan.),
- Cat kelas siji rupane owah, taun wingi ijo pupus, saiki rupa endog bebek. (Cat kelas satu warnanya berubah, tahun kemarin hijau pupus/muda, sekarang warna telur bebek/biru muda.)
Sedangkan penggunaannya pada objek manusia, nah ini agak tricky banget. Ditambah dengan dialek Bahasa Jawa sehari-hari yang menambah tingkat tricky-nya. Sebab, beda usia, maknanya bisa lain. Untuk kasus ini, ada 3 patokannya yaitu:
- Bermakna kelelahan, atau sakit karena kelelahan. Untuk bayi atau balita, kata owah menunjukkan situasi kelelahan, atau sakit karena kelelahan bermain. Tentu karena mereka yang kelewat aktif di usia segitu kan ya,
- Bermakna berubah. Penggunaan pada usia anak-anak maupun dewasa, dan mirip dengan penggunaan objek benda mati di atas tadi,
- Bermakna gila. Owah bisa bermakna gila kalau objek yang dimaksud memang menderita sakit jiwa atau gila. Namun, owah juga kadang dijadikan slang guyonan untuk menyebut seseorang yang terlalu hiperaktif, haha.
Sehingga, dalam praktiknya pada percakapan sehari-hari, penggunaan kata owah harus memperhatikan objeknya dulu. Sebab, lain objek bisa berbeda arti.
Yah, tapi yang terpenting adalah satu paham dalam percakapan. Ada lho beberapa kasus salah paham perihal owah ini. Yang satu maksudnya owah yang kelelahan, eh kawannya malah nangkap owah yang gila. Haha.
So, sudah tahu bedanya kan?
Baca Juga
-
Ulasan Novel Rumah di Seribu Ombak: Nggak Cuma Kesetiaan, Tapi Ketimpangan
-
Review Manhwa No Outtakes: Isekai Haru yang Konsepnya Mirip Film Narnia
-
Ulasan Novel Karung Nyawa: Nggak Hanya Klenik Semata, Tapi Full Kekecewaan!
-
Ulasan Novel Rumah Lentera: Teenlit Yang Nggak Cuma Omong Kosong Remaja
-
Moringa Oleifera: Suara Alam dalam Intrik Mistik dan Gema Reboisasi
Artikel Terkait
-
Kenalan dengan Dhoyong, Kata Peringatan Bahaya yang Meleset jadi Lucu!
-
Mirisnya Lingsir Wengi, Frasa Cantik yang Termakan Stigma Pemanggil Hantu
-
Ucapan Selamat Tahun Baru 2025 Bahasa Jepang: Akemashite Omedetou Gozaimasu
-
4 Cara Ngomong 'Terima Kasih' dalam Bahasa Jawa, Kamu Pakai yang Mana Nih?
-
Mengenal 'Suwung': Salah Satu Slang Bahasa Jawa, Berjibun Makna!
Lifestyle
-
Dari Dapur Paris Sampai Juri MasterChef: Perjalanan Chef Renatta yang Gak Banyak Orang Tahu
-
Saat Lagu Jadi Kenyataan: Raisa Gugat Cerai Hamish Daud, Ini Deretan 'Lagu Galau' yang Paling Relate
-
Panduan Body Scrub untuk Pemula: Kulit Sensitif Pun Bisa Glowing Loh
-
4 Clay Mask Stick, Solusi Praktis Ampuh Atasi Blackhead dan Minyak Berlebih
-
Kekinian! 4 Daily Outfit ala Gawon MEOVV yang Menarik Buat Disontek
Terkini
-
Mengira akan Marah, Ibu Timothy Justru Minta Pelaku Jadi Anaknya
-
Ammar Zoni Minta Dihadirkan di Persidangan Offline, Kuasa Hukum: Sidang Daring Banyak Kendala
-
Meski Belum Punya Pelatih, Timnas Indonesia Harus Tetap Bermain di FIFA Matchday Bulan November!
-
Alumni Pers Mahasiswa Indonesia akan Berkumpul di Malang Membahas Kondisi Bangsa
-
Kilas Balik Kehidupan Timothy Anugerah Menurut Sang Ibu