Puh Sepuh, ajarin dong! Masih pemula aku...
Barangkali, kata sepuh kerap kita dengar di keseharian kita, dan telah menjadi tren untuk menghormati seseorang yang dianggap mumpuni dalam bidangnya. Semisal kita bertemu seseorang yang lebih ahli main game FF, maka seringkali kita memanggilnya sepuh.
Namun, apa sih sepuh itu?
Sepuh sejatinya berarti tua atau lansia. Istilah ini kerap digunakan karena dinilai lebih halus dan bermoral. Dibandingkan mengatakan wong tuek dalam dialek keseharian, saya lebih suka menyebutnya wong sepuh. Sehingga masih ada aji-nya atau menghargai mereka.
Btw, dalam sistem Keratabasa yang dihaturkan Pepak Basa Jawa, sepuh rupanya memiliki makna yang nyentrik, make sense, tapi dibalut humor yang ciamik juga. Keratabasa sendiri merupakan suatu singkatan dari suatu frasa, yang tujuannya sebagai jokes atau guyonan sih. Nah, pengertian sepuh dalam bab ini ada sabdane ampuh, alias sabdanya atau kata-katanya ampuh.
Hal ini kemungkinan dipicu oleh pengalaman hidup para sepuh yang lebih beragam, dan telah banyak melalui asam garam kehidupan. Oleh karenanya, prediksi, logika, dan pemikiran para sepuh nggak boleh dianggap remeh ya.
Selain gelar sepuh, dalam Bahas Jawa ada juga istilah yang umum digunakan yakni tuwa, atau tua. Kata tuwa sendiri bisa juga diartikan sebagai:
- Untune wes rowa (Giginya sudah berongga/mulai ompong), dan juga
- Ngenteni metune nyawa (Menunggu keluarnya nyawa).
Namun, sekali lagi hal tersebut merupakan guyonan semata ya. Nggak boleh lantas digunakan untuk menghina orang yang lebih tua atau sepuh.
Seyogyanya, hal ini patut mendorong kita untuk senantiasa rendah hati dan tidak menyombongkan apapun. Toh, bila masa tua datang, yang semula rupawan pasti keriput juga. Yang semula giginya utuh, pasti bakal ompong juga kan?
Oleh karenanya, semakin bertambahnya usia alangkah baiknya bila kita makin berusaha menjadi sepuh yang bijak. Nggak boleh menyombongkan diri, dan nggak boleh menjadi sepuh yang rese maupun toxic. Sebab, ada banyak generasi pemula yang perlu bimbingan dan motivasi serta penghiburan dari orang-orang sepuh juga. So, menurutmu gimana?
Baca Juga
-
Ulasan Novel Life After You: Keikhlasan dan Cinta Sejati dalam Situasi Perang
-
Manhwa I Became A Tyrant's Chambermaid: Lika-Liku Komedi Bareng Putra Mahkota
-
The Perks of Being A Villainess: Manhwa Romcom, Art Dewa, Para MC Mempesona
-
Menguak Makna 'Maharatu' dalam Film Pabrik Gula, Selalu Perempuan Kah?
-
As You Wish, Prince: Manhwa dengan Alur Ringan, Art Lumayan, Tapi Penuh Plot Hole
Artikel Terkait
-
Mengirim Doa di Hari Raya, Ucapan Idul Fitri untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal
-
Kawruh Pepak Basa Jawa: Buku Sakti Mandraguna Sebelum Internet Merajalela
-
Bolehkah Orang Tua Menggunakan Uang THR Anak? Ini Jawaban dalam Islam
-
Orang Tua Arra Kerja Apa? Sang Ayah Ternyata CEO dan Ibunya Pernah Dapat Job Bareng Ivan Gunawan
-
Gadget dan Anak, Apakah Orang Tua Di Perkotaan Lebih Peduli?
Lifestyle
-
2 Cara agar Browser Bisa Refresh Otomatis Tanpa Capek Klik-Klik Lagi
-
Anti Ribet, Ini 4 Gaya Smart Casual ala Doyoung NCT yang Bisa Disontek
-
4 Tampilan Sederhana Joy Red Velvet untuk Ide Gaya Harianmu
-
4 Inspirasi Gaya Harian Manly ala Kai EXO yang Simpel tapi Menawan!
-
4 Ide Outfit Simpel ala Karina aespa, Cocok Buat Ngampus Sampai Nongkrong!
Terkini
-
ASEAN Women's 2025: Tergabung di Grup A, Ini Peluang Lolos Timnas Putri Indonesia
-
Rakernas IMA 2025 Soroti Pemasaran sebagai Kunci UMKM Tembus Pasar Global
-
ENHYPEN Blak-blakan Bicara Rindu yang Membakar Kalbu dalam Bait Flashover
-
Lolos Putaran Empat, Shin Tae-yong Beri Petuah Penting ke Skuad Timnas Indonesia
-
Pahlawan Street Center, Wisata Ikonik di Kota Madiun