- Pilihan bag charm, dari murah hingga luxury, mencerminkan selera dan kepribadian pemakainya.
- Tren ini menunjukkan keberanian Gen Z untuk tampil beda dan autentik.
- Bagi Gen Z, bag charm bukan sekadar hiasan, tapi identitas dan ekspresi diri.
“Jangan ngaku Gen Z kalau tasnya belum rame”. Ide kreatif Gen Z selalu menarik perhatian. Kali ini gantungan tas menjadi sasaran mereka. Biasanya orang menggunakan satu gantungan untuk mempercantik tas, sebagai aksesoris tambahan.
Namun, Gen Z punya cara unik untuk mengekspresikan diri. Mereka memasang tiga sampai lima gantungan pada tas yang mereka kenakan. Gantungan tas inilah yang disebut bag charm.
Bag charm adalah gantungan kecil yang biasanya dipasang pada ransel, tote bag, atau sling bag. Bentuknya beragam mulai dari boneka mini, keychain karakter, hingga aksesoris unik yang lucu-lucu. Harganya pun bervariasi, mulai dari 10.000 hingga 200.000 rupiah. Bahkan bisa menyentuh kisaran jutaan rupiah, tergantung merek dan bahannya.
Awalnya, fungsi bag charm hanya sebatas mempercantik tas atau penanda agar mudah dikenali. Namun, untuk Gen Z bag charm bukan hanya sekadar aksesoris. Bag charm sudah menjadi identitas yang melekat pada pemiliknya.
Menariknya, ukuran bag charm ini terkadang jauh lebih besar daripada tas yang mereka kenakan. Sehingga, jika dilihat dari kejauhan tampak seperti orang berjualan aksesoris. Bukan merasa malu, justru mereka merasa itu adalah hal yang keren.
Ekspresi Diri ala Gen Z
Bagi Gen Z, tas bukan hanya tempat untuk membawa barang, tetapi juga menjadi sarana untuk bercerita tentang siapa mereka. Bag charm sebagai identitas sederhana, tapi bermakna untuk mengekspresikan diri. Misalnya, ada yang suka dengan K-pop, mereka memasang gantungan idol favorit.
Menariknya, bag charm ini seringkali berubah mengikuti suasana hati. Ada hari di mana mereka tampil penuh warna dengan banyak gantungan, dan di lain waktu memilih gaya yang lebih minimalis. Hal ini sejalan dengan karakter Gen Z yang dinamis, suka bereksperimen, dan tidak ragu untuk tampil beda.
Karakter Gen Z yang selalu ingin tampil beda ini menjadi ciri khas dari generasi yang lain. Mereka cenderung tidak terlalu menghiraukan apa yang dikatakan oleh orang lain. Selama mereka nyaman, mereka akan melakukan itu.
Hal ini mengapa Gen Z jauh lebih berani dalam mengekspresikan diri. Selama tidak merugikan orang lain, mereka akan dengan percaya diri menampilkan gaya yang unik dan autentik. Bag charm hanyalah salah satu contoh kecil bagaimana generasi ini menolak untuk seragam, dan justru menjadikan perbedaan sebagai ciri khas.
Dari Lucu Sampai Luxury
Kalau soal pilihan, bag charm mempunyai rentang yang luas banget. Ada gantungan boneka imut yang harganya cuma belasan ribu, cocok buat yang pengen tampil gemas tanpa keluar banyak uang. Di sisi lain, ada juga bag charm branded dengan harga jutaan rupiah yang membuat tas semakin kelihatan lebih elegan.
Bagi Gen Z, bukan soal mahal atau murahnya, tapi soal cocok atau tidaknya dengan selera mereka. Ada yang suka bisa koleksi bag charm edisi terbatas, ada juga yang suka mix and match gantungan murah meriah biar tasnya jadi rame dan playful.
Pilihan bag charm seringkali menggambarkan kepribadian pemakainya. Mereka yang masuk dalam kategori “cewek kue” mungkin lebih suka gantungan berwarna cerah ataupun pastel, sementara mereka yang masuk dalam kategori “cewek mamba” mungkin lebih suka dengan warna monokrom.
Tren bag charm menunjukkan bagaimana Gen Z ingin tampil beda dan lebih memilih menonjolkan keunikan. Pada akhirnya, setiap pilihan apakah lucu, murah, atau mahal menjadi cara mereka untuk bercerita tentang siapa diri mereka sebenarnya. Inilah alasan mengapa sebuah tas tidak hanya soal fungsi, tapi juga tentang ekspresi diri.
Baca Juga
-
Baim Wong Akui Pernah ke Psikolog dan Jalani Tes NPD, Begini Penjelasannya!
-
Maudy Ayunda dan Filosofi Teras: Rahasia Tenang di Tengah Masalah Hidup
-
Pernah Ragu dan Takut, Ini Rahasia Najwa Shihab Menaklukkan Rasa Insecure!
-
UIN Walisongo Gelar Salat Ghaib dan Doa Bersama Usai Musibah 6 Mahasiswa KKN
-
Ilmu Perempuan Tak Berhenti di Dirinya, tapi Hidup di Generasi Setelahnya!
Artikel Terkait
-
Demam Thrifting: Solusi Fashion Berkelanjutan atau Konsumerisme Terselubung?
-
Gagal Total, Gerald Vanenburg Terlalu Paksakan Gaya Bermain Ala Eropa?
-
4 Inspirasi Outfit Harian ala Chaeyoung TWICE, Unik tapi Tetap Nyaman
-
4 Inspirasi Fashion Chiquita BABYMONSTER, Tampil Modis di Setiap Aktivitas!
-
Standar Hidup Ala TikTok: Keren di Luar, Capek di Dalam?
Lifestyle
-
Cozy Boy Alert! Intip 4 Daily OOTD ala Soobin TXT yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Inspirasi Outfit Dress ala Yoona SNSD untuk Tampil Elegan di Segala Momen
-
Bukan Egois tapi Self-Love: Kenapa Punya 'Boundaries' Itu Penting Banget
-
Stop SKS! Ini 10 'Jurus Sakti' Belajar ala Harvard Biar Gak Cuma Hafal tapi Beneran Paham
-
Mau Kulit Cerah? Ini Rekomendasi Skincare dengan Soybean yang Wajib Dicoba!
Terkini
-
Cerai dengan Sabrina Chairunnisa, Deddy Corbuzier Masih Anggap Mantan Istrinya Adik
-
Nostalgia Era Tahun 2000, Kiss of Life Resmi Debut Jepang Lewat Lagu Lucky
-
Onad Ditangkap Kasus Narkoba, Deddy Corbuzier dan Habib Jafar Bahas Masa Depan Podcast 'Login'
-
Pengen Berkiprah di Pekerjaan Hijau? Ini Tiga Sektor Pekerjaan Hijau Paling Menjanjikan
-
Baim Wong Akui Pernah ke Psikolog dan Jalani Tes NPD, Begini Penjelasannya!