Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fathyah
Ilustrasi Laptop (Pixabay)

Tagar '32 GB' soal rencana pemerintah akan memberikan laptop kepada sekolah guna membantu proses pembelajaran jarak jauh, baru-baru ini viral di media sosial.

Laptop yang dirancang ini memang tidak banyak dikembangkan diluar negeri, karena berfokus untuk menghidupkan sektor lokal. Pemerintah bekerjasama dengan beberapa kampus di Indonesia untuk merancang laptop ini, termasuk brand lokal.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makariem bersama tim Kemendikbud merancang perencanaan program digitalisasi pendidikan untuk Indonesia, dengan membagikan laptop yang menggandeng salah satu brand lokal.

Untuk meningkatkan kompetensi dalam negeri, dialokasikan dana hingga Rp 2,4 triliun untuk 250 laptop, atau sekitar 10 juta untuk satu laptop. Nama program laptop ini adalah Laptop Lokal Merah Putih.

Sayangnya, upaya ini malah menjadi perdebatan di kalangan mahasiswa. Pasalnya, dengan harga laptop seperti itu, spesifikasinya hanya 32 GB. Mereka merasa spek tersebut tidak cukup dibuat apapun.

Apalagi, masih ada banyak laptop lain dengan harga sama, tetapi lebih layak dalam berbagai segi lainnya. Akhirnya, tagar 32 GB ini menjadi ramai diperbincangkan di Twitter yang mayoritas adalah mahasiswa. Seperti beberapa pendapat dari kedua mahasiswa berikut ini.

"Aku rasanya gak cukup dengan 32 GB. Ya bayangin aja, kita mahasiswa itu nggak cuma isi laptopnya soal microsoft atau sejenisnya. Kadang aku juga merasa perlu install aplikasi edit buat belajar AI (Addobe After Effect dan sejenisnya)," kata Rara (nama samaran), salah satu mahasiswa saat diwawancara.

Rara merasa, jika memang hanya digunakan untuk sektor pendidikan, mungkin itu cukup dengan RAM 36GB. Akan tetapi, menurutnya sekolah juga butuh banyak laptop yang bisa menampung data mereka. Jadi, menurutnya tetap saja ini tidak sepadan dengan harga laptop.

Sementara itu, mahasiswa bernama Ken (nama samaran), mengungkapkan jika dia sangat tidak setuju dengan proyek ini.

"Kalau aku sih nggak suka ya karena aku juga pakai buat gaming dan editing. Dengan harga segitu, untuk orang-orang yang paham dengan laptop, akan memilih laptop lain dengan harga Rp 10 juta, tapi spek seperti laptop seharga Rp 30 juta keatas," katanya berpendapat ketika diwawancarai.

Menurut Ken, harga segitu dengan RAM 36 GB sangat tidak bisa mendukung beberapa sektor pendidikan.

"Apapun itu, menurutku nggak worth it lah. Mending aku beli laptop atau macbook sekalian".

Fathyah