Tagar '32 GB' soal rencana pemerintah akan memberikan laptop kepada sekolah guna membantu proses pembelajaran jarak jauh, baru-baru ini viral di media sosial.
Laptop yang dirancang ini memang tidak banyak dikembangkan diluar negeri, karena berfokus untuk menghidupkan sektor lokal. Pemerintah bekerjasama dengan beberapa kampus di Indonesia untuk merancang laptop ini, termasuk brand lokal.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makariem bersama tim Kemendikbud merancang perencanaan program digitalisasi pendidikan untuk Indonesia, dengan membagikan laptop yang menggandeng salah satu brand lokal.
Untuk meningkatkan kompetensi dalam negeri, dialokasikan dana hingga Rp 2,4 triliun untuk 250 laptop, atau sekitar 10 juta untuk satu laptop. Nama program laptop ini adalah Laptop Lokal Merah Putih.
Sayangnya, upaya ini malah menjadi perdebatan di kalangan mahasiswa. Pasalnya, dengan harga laptop seperti itu, spesifikasinya hanya 32 GB. Mereka merasa spek tersebut tidak cukup dibuat apapun.
Apalagi, masih ada banyak laptop lain dengan harga sama, tetapi lebih layak dalam berbagai segi lainnya. Akhirnya, tagar 32 GB ini menjadi ramai diperbincangkan di Twitter yang mayoritas adalah mahasiswa. Seperti beberapa pendapat dari kedua mahasiswa berikut ini.
"Aku rasanya gak cukup dengan 32 GB. Ya bayangin aja, kita mahasiswa itu nggak cuma isi laptopnya soal microsoft atau sejenisnya. Kadang aku juga merasa perlu install aplikasi edit buat belajar AI (Addobe After Effect dan sejenisnya)," kata Rara (nama samaran), salah satu mahasiswa saat diwawancara.
Rara merasa, jika memang hanya digunakan untuk sektor pendidikan, mungkin itu cukup dengan RAM 36GB. Akan tetapi, menurutnya sekolah juga butuh banyak laptop yang bisa menampung data mereka. Jadi, menurutnya tetap saja ini tidak sepadan dengan harga laptop.
Sementara itu, mahasiswa bernama Ken (nama samaran), mengungkapkan jika dia sangat tidak setuju dengan proyek ini.
"Kalau aku sih nggak suka ya karena aku juga pakai buat gaming dan editing. Dengan harga segitu, untuk orang-orang yang paham dengan laptop, akan memilih laptop lain dengan harga Rp 10 juta, tapi spek seperti laptop seharga Rp 30 juta keatas," katanya berpendapat ketika diwawancarai.
Menurut Ken, harga segitu dengan RAM 36 GB sangat tidak bisa mendukung beberapa sektor pendidikan.
"Apapun itu, menurutku nggak worth it lah. Mending aku beli laptop atau macbook sekalian".
Tag
Baca Juga
-
6 Rekomendasi Film Tentang Perjuangan Atlet Indonesia, Ada Kisah Susi Susanti
-
Syarat Bantuan UKT Rp 2,4 Juta untuk Mahasiswa Mulai September 2021
-
Tren Ikoy-ikoyan Viral di Kalangan Influencer, Tertarik Mencoba?
-
Cegah Kekerasan Berbasis Gender Online di Media Sosial Selama Pandemi!
-
Tips Menghindari Toxic Positivity Agar Mental Orang di Sekitarmu Sehat
Artikel Terkait
-
Acer Rilis Swift 14 AI, Copilot+ PC, Harga Mulai Rp18 Jutaan, Ini Spesifikasinya
-
Viral! Polisi Pukul Sopir Taksi Online, Kapolda Maluku Copot Jabatan Pelaku Meski Sudah Damai
-
A Day in Life dengan Laptop AI Tipis, ASUS Zenbook S 13 OLED (UX5304MA)
-
Software Mata-mata di Laptop dan Kisah Pemecatan Karyawan yang Mengerikan di Era WFH
-
Diumumkan saat Tahun Ajaran Baru, Abdul Mu'ti Rombak Sistem Pendidikan Era Nadiem?
News
-
Lestarikan Sastra, SMA Negeri 1 Purwakarta Gelar 10 Lomba Bulan Bahasa
-
Jakarta Doodle Fest Vol.2 Hadirkan Moonboy and His Starguide The Musical, dari Ilustrasi Seniman ke Panggung Teater
-
Dibalik Bingkai Gelar Festival Dokumenter Lumbung Sinema: Palaka Loka Sampada
-
Puan Bisa Sediakan Tempat Untuk Membangun Inspirasi Hebat Bagi Perempuan Muda
-
Bersinergi dengan Mahasiswa KKN, Tim PkM Ilkom UNY Gelar Pelatihan Pengembangan Konten Promosi Kampung Wisata
Terkini
-
Sambut Hari Anak Sedunia PBB, Doyoung NCT Donasi Rp1,1 Miliar ke UNICEF
-
3 Film Korea yang Dibintangi Song Kang Ho, Ada Sporty hingga Mendebarkan
-
Indonesia dan Lunturnya Budaya Malu, dari "Jam Karet" hingga Korupsi
-
4 Tips OOTD Rok ala Zara Adhisty yang Girly Abis, Cocok Buat Hangout!
-
TVXQ Resmi Merilis Album Perayaan Debut 20 Tahun di Jepang Bertajuk 'Zone'