Barcelona akan menghadapi Atletico Madrid di pekan ke-8 La Liga 2021/2022. Dalam duel nanti, Barca akan dipimpin lagi oleh Alfred Schreuder, asisten Ronald Koeman yang lebih disukai pendukung daripada pelatihnya sendiri.
Barcelona menjalani lanjutan Liga Spanyol akhir pekan ini di kandang Atletico Madrid, Wanda Metropolitano. Duel tersebut akan berlangsung pada Sabtu (2/10/2021) waktu setempat atau Minggu dini pukul 02.00 dini hari WIB.
Pertandingan ini disebut-sebut sebagai laga terakhir bagi Ronald Koeman bersama Barcelona.
Rentetan hasil buruk Balugrana atas kekalahan 0-3 dari Benfica di Liga Champions, membuat posisinya tidak lagi aman.
Presiden Barcelona, Joan Laporta, tampaknya telah menentukan kelanjutan nasib pria asal Belanda itu.
Pada laga kontra Atletico ini, Koeman sendiri masih absen memandu tim dari tepi lapangan lantaran menjalani hukuman kartu saat mempimpin Barcelona menghadapi Cadiz beberapa waktu lalu.
Nantinya Barcelona akan dipimpin Alfred Schreuder. Pria yang juga berasal dari Belanda ini dianggap oleh fan lebih sanggup memimpin Barcelona ketimbang Koeman.
Penilaian itu tak lepas dari hasil positif Barcelona saat menghadapi Levante. Kala itu Barcelona berhasil menang dengan skor telak 3-0.
Koeman sempat mengatakan jika dengan komposisi tim sekarang, Barcelona bakal sulit bersaing dengan klub-klub top lainnya. Alasannya, dia lebih melihat segala keterbatasan yang diderita Blaugrana awal musim ini.
Namun justru sebaliknya, Alfred Schreuder memandangnya dari sudut pandang positif. Seusai membantu Barca menang 3-0 atas Levante pada laga terakhirnya di Liga Spanyol, dia mengatakan yakin terhadap skuadnya.
"Kami memainkan sepak bola yang bagus. Para pemain benar-benar menerapkannya sendiri," ucap Schreuder, disadur dari Bolasport.
"Saya pikir jika semua orang bugar, kami akan memiliki skuad fantastis dengan opsi yang bagus," tambah mantan asisten pelatih Ajax Amsterdam ini.
Kehadiran Alfred sejauh ini terbukti memunculkan hasil positif dengan rekor tak terkalahkan ketika ia menggantikan sang pelatih.
Dari tiga pertandingan, Barcelona memetik kemenangan atas Valencia dan Levante, serta meraih hasil imbang 0-0 dengan Atletico Madrid musim lalu.
Saat menghadapi Levante, Koeman memang tetap menjadi otak dari strategi yang dilakukan. Namun, Schreuder mendapat pujian karena menyampaikan instruksi tersebut secara positif dan dapat diterima dengan baik oleh pemain.
Komunikasi yang lancar kepada pemain, cara bersikap, gestur, apresiasi, sampai hal kecil seperti gaya berpakaian, Alfred pun turut memberikan perhatian ke pemain. Aksinya sampai menuai komentar positif publik.
"Alfred Schreuder lebih baik menjadi manajer dan Koeman asistennya," kata salah satu fan Barca di Twitter.
"Sepertinya Alfred Schreuder memberikan lebih banyak instruksi dan motivasi kepada pemain dari tepi lapangan daripada yang biasa kita lihat," ucap fans lain.
Magis seorang Alfred akan dibuktikan kembali saat melawan Atletico Madrid dini hari ini.
Baca Juga
-
Setelah BWF World Tour Finals 2022, Wakil Indonesia Alami Perubahan Ranking Dunia?
-
Target Shin Tae-yong di Pertandingan Leg 2 Timnas Indonesia vs Taiwan
-
Daftar Susunan Pemain Indonesia vs Prancis di Piala Uber 2020
-
Prediksi Taiwan vs Indonesia Leg Kedua Play Off Kualifikasi Piala Asia 2023
-
Italia vs Belgia: Prediksi Perebutan Juara 3 UEFA Nations League
Artikel Terkait
News
-
5 Potret Kenangan Ira Wibowo di Lokasi Jatuhnya Juliana Marins di Gunung Rinjani
-
Tanpa Ahmad Dhani, Ketua AKSI dan VISI Akhirnya Bertemu, Bahas Apa?
-
Rumah DAS Menjaga Eksistensi Seniman Melalui Pameran BOX TO BOX
-
Gemakan #SuaraParaJuara Versimu! Ikuti Kompetisi Menulis AXIS Nation Cup 2025, Menangkan Hadiahnya!
-
Berkesan! Angga Fuja Widiana Ubah Momen Bagi Rapor Jadi Ajang Perenungan
Terkini
-
Sistem Lemah, Visi Tak Berkembang: Catatan dari Sindrom Nobita
-
Syuting The Boys Season 5 Selesai, Kreator Sampaikan Pesan Emosional
-
4 Ide Tampilan Kasual ala Jisoo BLACKPINK, Cocok Buat Hangout sampai Workout!
-
Defisit Rp662 T: Dampak Nyata Janji Politik yang Tak Terkendali
-
Tren Tak Logis Living Together di Tengah Zaman yang Menormalisasi Segalanya