Timnas Indonesia U-23 harus menuai hasil negatif di laga perdana mereka melawan Australia U-23 pada babak kualifikasi Piala Asia U-23 grup G. Memainkan pakem bertahan, Indonesia harus kebobolan 3 gol melalui Marc Tokich (menit ke-53), Patrick Wood (menit ke-59), dan Jacob Italiano (menit ke-77).
Dua gol balasan Timnas Indonesia dicetak oleh Witan Sulaeman di menit-64 dan Taufiq Hidayat pada menit ke-84. Meskipun kalah, tetapi pertandingan tersebut menyisakan setidaknya kenangan manis bagi dua pemain termuda yang dibawa oleh coach Shin Tae-yong.
Pada laga tersebut, dua pemain termuda, yakni Marselino Ferdinan dan Ronaldo Kwateh turut merasakan debut resmi mereka bersama timnas Indonesia U-23. Marselino yang masuk di pertengahan babak kedua, berhasil menghidupkan kembali kreasi-kreasi serangan timnas yang semula mengalami deadlock karena tekanan dan gempuran dari para pemain Australia semenjak awal pertandingan.
Sementara Ronaldo Kwateh yang masuk pada menit-menit akhir pertandingan, belum menunjukkan skill terbaiknya karena keterbatasan waktu bermain yang dimiliki.
Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi kedua pemain tersebut. Pasalnya, dengan usia yang masih sangat muda, mereka telah mendapatkan kepercayaan dari sang pelatih untuk bertarung di level U-23.
Berdasarkan data dari laman transfermarkt, Marselino Ferdinan merupakan pemain termuda kedua di tubuh timnas Indonesia U-23. Tercatat, pemain yang kini berseragam Persebaya Surabaya tersebut lahir pada 9 September tahun 2004. Sudah bisa menghitung usianya? Pemain ini baru menginjakkan umur 17 tahun pada bulan lalu.
Sementara Ronaldo Kwateh yang bernama lengkap Ronaldo Joybera Kwateh, tercatat lahir pada 19 Oktober 2004 atau berselisih sekitar sebulan saja dari Marselino Ferdinan. Dengan tanggal lahir tersebut, Ronaldo Kwateh baru saja merayakan ulang tahun ke-17 pada 19 Oktober lalu, alias tepat sepekan sebelum dia menjalani debut di timnas U-23.
Sebuah catatan yang positif untuk kedua pemain tersebut. Sebab, setidaknya mereka mampu membuktikan bahwa keberadaan di tubuh Timnas U-23 tak hanya sebagai pelengkap. Namun, mereka juga mampu bersaing dan menjadi opsi bagi pelatih saat tim membutuhkan tenaga mereka.
Tag
Baca Juga
-
Bukan Cuma Soal Komunikasi, Ini Alasan Sebenarnya Kenapa Shin Tae-yong Gagal di Ulsan HD
-
Perjalanan Tim-Tim ASEAN di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Banyak yang Gugur di Ronde Kedua!
-
Terbongkar! Catatan Kluivert Ternyata Lebih Baik Ketimbang Pelatih Timnas Indonesia Sebelumnya!
-
Statistik Tak Pernah Berkhianat, Dilihat dari Manapun STY Lebih Baik ketimbang Kluivert
-
2 Alasan Mendasar Mengapa Kegagalan Kluivert di Ronde Keempat Kualifikasi Sangat Memalukan
Artikel Terkait
News
-
Kasus Kepala Sekolah Cimarga dan Siswa Berakhir Damai Usai Saling Memaafkan
-
PBNU Soroti Tayangan 'Xpose Uncensored', TRANS7 Sampaikan Permohonan Maaf
-
Indonesia Tutup Pintu untuk Atlet Israel, Siap Berperang Hadapi Gugatan!
-
Dari Penerima Hibah Jadi Pelaku Pasar, Cerita Berdaya Komunitas di TEI 2025
-
Heboh Prabowo Dikabarkan Mau ke Israel, Istana dan Gerindra Kompak Bilang Hoaks!
Terkini
-
Be the Spotlight! Intip 4 Tren Gaya Rambut Pevita Pearce Bikin Auto Kece
-
Review Film Romcom Netflix Korea 'Love Untangled': Butterfly Era Banget!
-
Baunya Wangi, tapi Bahayanya Tetap Sama: Ancaman Kesehatan di Balik Tren 'Nge-Vape'
-
Resmi Putus! Jovial dan Kezia Aletheia Mengakhiri Hubungan Setelah 6 Tahun
-
Pecinta Horor Wajib Tahu! 5 Film Horor Lokal Ini Lagi Hits di Netflix