Meski telah wafat dan kembali ke pangkuan sang Pencipta, namun sosok Mbah Kyai Haji Maimun Zubair atau Mbah Maimun, ulama kharismatik asal Sarang, Rembang Jawa Tengah masih melekat dengan kuat di hati para santri, muhibbin dan juga masyarakat Indonesia secara umum.
Maka tak heran, kisah-kisah dan juga karomah yang dimiliki oleh beliau, selalu muncul dalam berbagai kesempatan, baik itu melalui tutur lisan, ataupun tulisan. Ustadz H. Makmum Kholil, salah satu saksi hidup prosesi pemakaman Mbah Moen di Ma’la Makkah, berinisiatif untuk menuliskan sedikit kisah-kisah keteladanan sang kyai dalam sebuah buku setebal 296 halaman berjudul Mbah Maimun: Kisah-kisah Kemuliaan Guru Semua Golongan.
Dalam buku yang dicetak oleh Araska Publisher pada 2019 lalu ini, kita dapat memetik beberapa pelajaran dari pemikiran-pemikiran yang dimiliki oleh Mbah Moen. Pelajaran apa sajakah itu?
1. Tentang Cinta Tanah Air
Sudah menjadi rahasia umum, sosok Kyai Haji Maimun Zubair adalah ulama yang selalu menekankan nilai-nilai nasionalisme dalam setiap kesempatan. Hal ini juga diamini oleh Gus Taj Yasin, salah satu putera beliau.
Dalam sambutan di buku ini, Gus Yasin menuliskan “Yang paling mendasar, Mbak Moen selalu menanamkan kepada santri-santri dan putra-putranya bagaimana mencintai negara, hibbul wathan minal iman, bahwa mencintai negara adalah sebagian dari iman”.
2. Tentang Nilai-Nilai Kemanusiaan
Dalam hal kemanusiaan, Mbah Moen dikenal sebagai ulama yang tak pernah pilih-pilih dalam menerima tamu yang berkunjung ke kediaman beliau. Siapapun yang datang ke kediamannya, Mbah Moen selalu menyambutnya dengan senang hati, tak membedakan tamunya pejabat ataupun orang yang tak berpunya, Islam ataupun berbeda keyakinan.
Bahkan dalam buku ini juga diceritakan, siapapun tamu yang datang, maka Mbah Moen akan menyiapkan jamuan yang harus dimakan oleh para tamu sebelum berpamitan. Bukan hanya untuk para pejabat, namun bagi siapapun yang berkunjung kepada beliau.
3. Tentang Kesederhanaan Hidup
Sebagai ulama berkaliber internasional yang memiliki puluhan ribu santri dan juga politikus, sejatinya sangat mudah bagi seorang Mbah Moen untuk membuat kediaman yang besar dan megah. Namun hal tersebut tak pernah beliau lakukan.
Kediaman yang beliau tempati hingga hari terakhir beliau tetaplah rumah yang sederhana, yang beliau bangun dengan hasil berjualan kitab di masa-masa awal beliau mendirikan pondok.
Dalam buku ini juga dituliskan, sejatinya banyak politikus dan juga pengusaha yang merayu Mbah Moen hendak membangunkan kediaman yang besar dan mewah, namun beliau selalu menolaknya dengan halus dan lebih memilih jalan hidup sederhana hingga keberangkatan beliau bertemu dengan sang Pencipta.
4. Tentang Islam, Pancasila dan NKRI
Salah satu perkataan Mbah Moen yang paling meresap dalam diri santri dan para muhibbin beliau adalah perintah untuk tak membenturkan agama dengan negara. Berkali-kali Mbah Moen berkata agar kita semua menyadari, kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, sehingga berkewajiban untuk menjaga Indonesia dan juga mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam.
Bahkan dalam berbagai ceramah, beliau menyampaikan bahwa empat pilar yang harus diugemi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia adalah PBNU yang merupakan singkatan dari Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-undang Dasar Negara 1945.
5. Tentang Pentingnya Sanad Keilmuan
Dalam buku ini, Mbah Moen juga menyampaikan pentingnya sanad keilmuan yang dimiliki oleh seseorang. Pasalnya, di masa sekarang banyak terjadi fenomena “belajar instan dari internet atau Google” sehingga esensi dan maksud-maksud yang terkandung dalam sebuah ilmu tak bisa tersampaikan dengan baik.
Seperti contoh, Mbah Moen menyampaikan ada banyak yang memahami Al Qur’an hanya sebatas dari terjemahannya saja, tanpa mengetahui dengan pasti maksud yang tersirat dalam ayat-ayat tersebut.
Nah, itu dia 5 pelajaran yang dapat kita ambil dari buku Mbah Maimun: Kisah-kisah Kemuliaan Guru Semua Golongan. Semoga menambah khazanah ilmu pengetahuan kita, ya!
Baca Juga
-
Meski Disanksi FIFA, 7 Pemain Naturalisasi Malaysia Masih Bisa Bela Harimau Malaya! Kok Bisa?
-
FIFA Matchday Bulan November dan Ulah 2 Negara Tetangga yang Harusnya Bikin Malu PSSI
-
Segera Diumumkan, Pelatih Baru Skuat Garuda Harus Rela Dirundung Standar Tinggi Warisan STY
-
FIFA Puskas Award 2025 dan Potensi Besar Lambungan Market Value Rizky Ridho
-
Ironi Besar! Munculnya Roadmap Timnas Indonesia Justru Perlihatkan Carut Marut PSSI
Artikel Terkait
News
-
Google Cloud Diselidiki, Stafsus Nadiem Makarim Ikut Disorot KPK
-
Disarankan Profesor IPB: Ini Cara 'Melatih' Sistem Imun Anda dengan Makanan Fermentasi
-
Menkeu Purbaya Tanggapi Tragedi Terbakarnya Mobil Milik Bank BUMN yang Bawa Rp4,6 Miliar
-
Stop Bangun Taman yang Cepat Rusak! Studi Inggris Ungkap Kunci Keberhasilan yang Sering Diabaikan
-
Belum Siap Buka Hati, Albi Dwizky: Kayaknya Cintaku Udah Habis di Shella
Terkini
-
Pangku Raih Penghargaan Film Cerita Panjang Terbaik di Piala Citra FFI 2025
-
Disenggol soal Galungan saat Kenang Momen Umrah, Begini Respons Mahalini
-
Judicial Review: Strategi Politik Menghindari Tanggung Jawab Legislasi
-
Bukan Gorengan, Ini 10 Ide 'Snack' Sehat yang Gampang Dibuat dan Gak Bikin Nyesel
-
Ditinggal Rehab, Beby Prisillia Sampaikan Pesan Haru untuk Onadio Leonardo