Pernahkah Anda melihat seseorang yang menangis saat sedang mendengarkan keluh kesah orang lain? Atau dengan lugasnya benar-benar memahami hari buruk seseorang hanya melalui cerita? Mungkin mereka adalah seseorang dengan emotional sponge.
Kondisi emosional ini membuat seseorang mampu menempatkan diri menjadi seseorang yang sedang menceritakan kisahnya. Ini mungkin terdengar bagus, namun di sisi lain karena tidak bisa mengontrol emosinya, mereka juga mungkin terbawa dalam energi negatif sebuah cerita.
Dilansir dari laman counsellor who cares, emotional sponge adalah seseorang yang dapat dengan mudah menyerap emosi di sekelilingnya. Mereka memiliki empati yang tinggi sehingga bisa merasakan kesedihan orang lain. Bahkan seringkali mereka tahu emosi orang lain tanpa diceritakan, inilah alasan mengapa seseorang dengan emotional sponge juga disebut memiliki intuisi yang baik.
Sayangnya, keadaan ini seringkali membuat mereka terjebak dalam emosi orang lain, dan merasa bertanggung jawab atas keadaan tersebut. Seseorang dengan emotional sponge juga mungkin akan lebih mudah frustasi karena menyerap terlalu banyak emosi.
Menjadi pendengar ketika orang lain sedang mendapat kesulitan memang hal baik. Namun jika ini justru mengganggu emosi Anda sendiri, akan lebih baik untuk menghindarinya. Seseorang dengan emotional sponge justru bisa membahayakan dirinya sendiri sehingga lebih baik untuk menghindarinya.
Dilansir dari laman heal your life, berikut tips menghindari emotional sponge:
Jauhi sumber energi
Jika Anda mulai merasakan adanya aura negatif di sekitar, seperti mendengar orag terisak dalam handphonenya sebaiknya Anda sedikit menjauh. Ini bukan berarti Anda menjadi orang jahat, hanya saja sebaiknya Anda mengontrol emosi sendiri terlebih dahulu sebelum menolong orang lain dan justru membuat Anda terjebak di dalamnya.
Beri waktu untuk diri sendiri
Setelah mendengar cerita orang lain atau melihat sesuatu yang mengganggu perasaan Anda, ambillah waktu beberapa menit untuk berkonsentrasi pada diri sendiri. Jika diperlukan lakukan meditasi atau pergilah ke tempat yang membuat tenang. Meminimalisir penggunaan ponsel terutama media sosial.
Dekati seseorang dengan energi positif
Anda pasti memiliki teman yang selalu melihat suatu hal dari sisi positif. Menghabiskan waktu bersamanya merupakan langkah tepat untuk mengisi energi. Dengarkan harapan mereka atau cerita yang penuh dengan semangat dan energi, dengan begitu Anda juga bisa menyerap energi darinya.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri
Baca Juga
-
Kode Redeem Free Fire MAX dan Cara Klaim Sebelum Habis
-
Harta Kekayaan Brigjen Adi Vivid Agustiadi Bachtiar, Eks Kapolres Cirebon Gagal Tangkap DPO Kasus Pembunuhan Vina
-
Punya Rumah Mewah Bak Istana Dubai, Gaji Pensiunan Panglima TNI Andika Perkasa Cukup Buat Bulanan?
-
12 Tips Memilih Parfum Berdasar Zodiak, Ciptakan First Impression Terbaik
-
Resep Tumis Buncis Wortel Ala Warteg, Sehat, Cepat, dan Bergizi
Artikel Terkait
News
-
Komunitas Perlitas Membingkai Semangat dan Kreativitas Penghuni Panti Laras
-
PA Jambi Gandeng FKIK UNJA, Hadirkan Psikologi di Proses Hukum
-
Hari Lahir Pancasila di UNJA: Dari Upacara hingga Aksi Nyata Membangun Bangsa!
-
Menembus Hutan Demi Harapan, Psikologi UNJA Bangkitkan Mimpi Anak Suku Anak Dalam Jambi
-
Pelatihan Peer Counselor, Komunitas RETAS Buka Wawasan Baru Petugas Lapas
Terkini
-
Anggaran Perpustakaan dan Literasi Menyusut: Ketika Buku Bukan Lagi Prioritas
-
Review Film Tornado: Perjalanan Visual dan Cerita yang Mengalir Lambat
-
Detak di Pergelangan! Bagaimana Smartwatch Merawat Jiwa Kita?
-
Prediksi Starter Indonesia Lawan China, Si Anak Hilang Berpeluang Main!
-
Tak Perlu Naturalisasi Striker Baru, Jens Raven Bisa Jadi Solusi Timnas Indonesia!