Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
Tim penyelamat mencari korban dan penyintas di tengah reruntuhan bangunan akibat gempa bumi di Adana, Turki, Senin (6/2/2023). [Can EROK / AFP]

Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang Turki pada hari Senin (6/2/2023). Dilansir dari Reuters, pusat gempa berada sekitar 26 km sebelah timur kota Nurdagi di Turki pada kedalaman sekitar 18 km di Patahan Anatolia Timur.

Gempa menyebar ke arah timur laut, membawa kehancuran di wilayah Kahramanmaras di Provinsi Gaziantep yang berpenduduk dua juta jiwa. 

Menurut Chris Elders dari School of Earth and Planetary Sciences, Universitas Curtin, Australia, gempa yang terjadi di Turki kali ini merupakan salah satu gempa mematikan, karena terjadi pada kedalaman dangkal, yakni 18 km dari permukaan bumi. Sehingga, energi guncangan yang di hasilkan lebih kuat dan jauh lebih berbahaya.

BACA JUGA: Parah! Sekumpulan Pemuda di KRL Teriaki Orang Lain Copet Demi Prank, Ketawanya Tanpa Dosa

Bahkan, per hari Selasa (7/2/2023) pagi, gempa dahsyat dengan magnitudo 7,8 ini telah menewaskan lebih dari 3.823 orang dengan rincian 2.379 orang meninggal dunia di Turki dan 1.444 orang tewas di Suriah.

Selain itu, belasan ribu orang mengalami luka-luka, termasuk di antaranya tiga Warga Negara Indonesia (WNI). Mereka kini telah mendapatkan perawatan dari Rumah Sakit terdekat.

Di hari yang sama juga terjadi gempa susulan bermagnitudo 7,5 hingga 6,5. Unites States Geological Survey (USGS)  mencatat adanya 60 kali gempa susulan yang terjadi.

Saat ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat. Khususnya, untuk WNI di Kahramanmaras yang harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan yang parah.

BACA JUGA: Jauh Lebih Baik, Kondisi Terkini Rumah Ibu Eny dan Tiko Diungkap Pak RT

Sebelumnya, seorang peneliti dari Belanda telah memperingatkan akan ada gempa dahsyat yang akan terjadi di Turki dengan kekuatan 7,5 magnitudo tepat 3 hari sebelum bencana gempa terjadi, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (6/2/2023).

Jika dilihat dari sejarahnya, wilayah Turki memang termasuk rawan gempa. Hal itu disebabkan karena Turki berada di jalur gempa yang termasuk paling aktif di dunia.

Dilansir dari Reuters, Turki memiliki dua patahan di Lempeng Anatolia, yakni Patahan Anatolia Utara membentang antara Lempeng Anatolia dan Lempeng Eurasia di sebelah utara daratan Turki.

Sedangkan, Patahan Anatolia Timur yang membentang di sepanjang Lempeng Arab hingga bagian tenggara Turki. Pergerakan di Patahan Anatolia Timur ini diduga menjadi penyebab terjadinya gempa Turki.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz