Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Ni Wayan Desnita Dambu Putri
Mahasiswa KKN Universitas Warmadewa bersama siswa kelas VI SD NO. 7 DARMASABA.[dok pribadi/Anak Agung Indah Septiari]

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Warmadewa di Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, mengadakan program bertajuk “Edukasi Pencegahan Cyberbullying dan Kekerasan Seksual Pada Anak Sekolah Dasar” di SD No. 7 Darmasaba selama 2 hari yaitu pada Jumat (2/8/2024) dan Kamis (8/8/2024).

Program ini dinilai penting untuk disampaikan mengingat pada masa kini kekerasan seksual sering terjadi pada anak-anak di lingkungan sekolah, bahkan sampai pada Sekolah Dasar (SD). Hal ini diduga sebagai dampak negatif dari penggunaan ponsel serta media sosial semakin umum di kalangan anak-anak tanpa dibarengi pengawasan dan pengarahan yang baik dari orang dewasa di lingkungan anak. Oleh karenanya program ini penting untuk dilakukan sebab bertujuan untuk memberikan edukasi yang komprehensif mengenai permasalahan ini.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan anak-anak Sekolah Dasar No. 7 Darmasaba mengenai bahaya kekerasan seksual dan cyberbullying. Cyberbullying mencakup tindakan intimidasi atau perundungan yang dilakukan melalui media digital, seperti pesan teks, media sosial, atau platform online lainnya, yang dapat menyebabkan dampak psikologis negatif bagi korban. Sementara itu, pelecehan seksual melibatkan perilaku atau tindakan yang tidak diinginkan dengan sifat seksual, baik secara verbal maupun fisik, yang dapat mengancam kenyamanan dan keamanan individu. Pelaksanaan program ini melibatkan siswa dan siswi kelas 4, 5, dan 6 di SD No. 7 Darmasaba, di mana mahasiswa KKN Universitas Warmadewa memaparkan konsep-konsep dasar seperti pengertian bullying dan jenis-jenisnya, serta menjelaskan apa itu cyberbullying, bentuk-bentuknya, dampak yang ditimbulkan, dan langkah-langkah yang harus diambil jika mengalami cyberbullying, termasuk cara mencegah dan mengatasi dampaknya. Selain itu, program ini juga meliputi penjelasan tentang pengertian pelecehan seksual, ciri-ciri pelecehan seksual, dan strategi untuk melindungi diri dari pelecehan seksual, dengan harapan siswa-siswi dapat mengenali, menghindari, dan menangani kedua bentuk ancaman tersebut dengan lebih baik.

Pemaparan materi mengenai cyberbullying dan kekerasan seksual pada anak di sekolah dasar ini dilaksanakan di masing – masing ruang kelas 4, 5, dan 6 dengan pemaparan materi yang dilakukan dengan metode yang sesuai untuk usia siswa, termasuk presentasi interaktif, diskusi kelompok, dan kegiatan praktek dan pelatihanan yang dikemas dengan menarik untuk memperkuat pemahaman siswa dan siswi.

Selain itu mahasiswa KKN juga selalu menekankan untuk pentingnya saling menghormati, toleransi, dan berempati pada sesama dalam kehidupan sehari – hari, dan mengajak siswa dan siswi untuk jangan takut melaporkan kejadian bullying maupun pelecehan seksual yang mereka alami atau saksikan kepada guru, orang tua, atau pihak berwenang.

Mahasiswa Mendapatkan Respon Yang Positif

ANTUSIASME SISWA KELAS V (LIMA) DALAM SESI TANYA JAWAB.[dok pribadi/Anak Agung Indah Septiari]

Respon siswa terhadap edukasi ini sangat beragam. Sebagian besar siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dan aktif bertanya tentang cara melindungi diri dari bahaya cyberbullying dan kekerasan seksual. Beberapa siswa bahkan berbagi pengalaman pribadi mereka terkait isu ini. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang disampaikan telah berhasil menarik minat dan perhatian siswa.

Keterlibatan aktif sekolah, masyarakat desa, dan keluarga siswa sangat krusial untuk keberhasilan program pencegahan kekerasan siber dan pelecehan seksual pada anak usia dini. Sekolah berperan sentral dalam pelaksanaan program ini dengan menyediakan sumber daya, mengintegrasikan materi edukasi ke dalam kurikulum, serta membekali guru dengan keterampilan untuk mengenali dan menangani kasus. Dukungan dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan lembaga terkait lainnya juga sangat penting untuk memperluas jangkauan program dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Peran orang tua pun tak kalah penting, yakni dengan terlibat langsung dalam kegiatan sekolah, memantau aktivitas daring anak, serta menciptakan komunikasi terbuka di rumah. Kolaborasi yang kuat antara semua pihak akan menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak.

Para mahasiswa KKN berharap, melalui program ini, siswa dan siswi dapat memahami pentingnya menjaga diri dan orang lain dari tindakan berbahaya seperti cyberbullying dan pelecehan seksual, serta berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah maupun luar sekolah yang aman dan suportif. Selain itu, dengan adanya kegiatan edukasi ini, diharapkan siswa dan siswi SD No. 7 Darmasaba dapat menjadi agen perubahan, membantu menyebarluaskan pengetahuan tentang pencegahan kekerasan seksual dan cyberbullying, dan turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sekolah dan luar sekolah yang lebih aman dan nyaman bagi semua. Mahasiswa juga turut menyampaikan harapannya agar pihak sekolah dapat menjaga konsistensi dalam pelaksanaan program pencegahan cyberbullying dan kekerasan seksual. Integrasi materi edukasi terkait isu ini ke dalam kurikulum sekolah merupakan langkah yang sangat penting. Selain itu, kegiatan-kegiatan yang bersifat preventif dan responsif perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas program.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Ni Wayan Desnita Dambu Putri

Baca Juga