Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Christina Natalia Setyawati
Pelaksanaan Acara Berhasil 2024 (Dok.Pribadi/Christina Natalia)

HMJPBS, Imabsi, dan Seeds sukses menggelar acara silaturahmi lintas agama bertajuk “BERHASIL 2024: Merajut Kebersamaan dalam Keberagaman” di Aula Gedung C FKIP Unila pada Sabtu, 5 Oktober 2024, pukul 09.00 WIB. Acara yang dihadiri oleh sekitar 70 peserta dari kalangan mahasiswa ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan membangun dialog antarumat beragama.

Dimas Dwi Pramudia, Ketua Umum HMJPBS, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin dalam penyelenggaraan BERHASIL 2024. “Acara ini merupakan bukti nyata bahwa perbedaan agama tidak menghalangi kita untuk bersatu dan membangun kebersamaan,” ujarnya.

Senada dengan Dimas, Dr. Feni Munifatullah, M.Hum., selaku Kaprodi Bahasa Inggris FKIP Unila, juga memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif mahasiswa ini. “Saya sangat bangga dengan organisasi mahasiswa yang telah menginisiasi acara seperti ini. Semoga acara ini dapat menjadi contoh bagi organisasi mahasiswa lainnya,” ungkapnya.

Acara BERHASIL 2024 dibuka secara resmi oleh Indah Nevira Trisna, S.P., M.Pd., Dosen Bahasa Prancis FKIP Unila. Dalam sambutannya, Indah menekankan pentingnya menjaga toleransi beragama. “Toleransi adalah kunci untuk membangun kehidupan yang harmonis. Melalui acara ini, kita diajak untuk saling memahami dan menghormati perbedaan,” tuturnya.

Sebagai narasumber, Riyadh Rahmatullah (Ketua Umum Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) FKIP Unila), Elia Yusa Da Floja (Ketua Umum UKM Katolik Unila), Fresly Marpahala Lumban Toruan (Ketua Umum UKM Kristen Unila), dan Wayan Eka Putrianingsih (Ketua Umum UKM Hindu Unila) turut memberikan pandangan mereka mengenai pentingnya membangun toleransi antarumat beragama.

Menurut Fresly, toleransi merupakan sikap menghargai dan menerima perbedaan di samping kepentingan pribadi seseorang terutama dalam kehidupan dan kepentingan sosial. Menurutnya, manusia sebagai makhluk sosial selalu memiliki kepentingan-kepentingan khusus, dan toleransi berada di tengah-tengah kepentingan pribadi sebagai suatu keseimbangan. 

Pendapat serupa disampaikan oleh Yusa, bahwa toleransi adalah tuntutan setiap manusia untuk menciptakan lingkup sosial yang tentram dan damai. Eka menambahkan bahwa sikap dan pemikiran yang bisa memaklumi, memahami, atau menerima perbedaan yang ada. perbedaan seperti warna-warna yang berpadu menjadi satu, meskipun memiliki ciri khas masing-masing, tetapi keindahan akan tercipta dari perpaduan warna-warna itu.

Menurut narasumber, penting untuk mampu menciptakan dialog yang sehat mengenai toleransi beragama dengan cara menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan. Kita harus belajar untuk mendengarkan dengan empati, memahami perspektif orang lain, dan menghindari generalisasi yang dapat memicu konflik. 

Menurut Riyadh, komunikasi positif harus diniatkan dan difokuskan tujuan yang tepat. Dalam konteks keberagaman, komunikasi positif harus bertujuan untuk membangun saling pengertian dan menghormati perbedaan. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis.

Acara BERHASIL 2024 menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai isu-isu keagamaan. Diharapkan acara seperti ini dapat terus diadakan secara berkala untuk memperkuat semangat persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman.

Christina Natalia Setyawati