Robi merupakan seorang teman tuli sekaligus pelayan di Kasuli (Kafe Susu Tuli) sejak tahun 2019 hingga saat ini. Robi memiliki pribadi yang mandiri dan percaya diri ketika menjadi pelayan, walau menjadi teman tuli.
Menjadi teman tuli, Robi memang memosisikan diri sebagai pelayan di Kasuli karena Robi sendiri ingin menjadi lebih mandiri serta untuk menyemangati dirinya untuk meraih harapannya agar bisa terwujud.
Robi sendiri mengatakan bahwa ia menyukai menjadi teman tuli,
“Aku lebih suka pilih tuli, dan aku menjadi percaya diri. Tidak menjadi halangan,” kata Robi.
Robi sendiri telah merasa percaya diri dengan kondisinya saat ini, walau menjadi teman tuli tidak menjadi halangan baginya. Bersama teman tuli, komunikasi juga merupakan hal yang penting.
Robi di sini ketika berkomunikasi dengan pelanggan, ia menggunakan gestur tubuhnya atau menunjuk sesuatu untuk memperjelas apa yang dimaksudnya.
Saat awal Robi menjadi pelayan di Kasuli ia sudah sangat siap melayani pelanggan, tanpa adanya rasa takut sedikit pun maupun minder. Ia telah siap mental melayani pelanggan yang akan datang ke Kasuli.
“Aku sudah siap mental jadi tidak takut/minder,” kata Robi.
Kasuli (Kafe Susu Tuli) sendiri adalah sebuah kafe yang ada bersamaan dengan Komunitas Bawayang. Kasuli terletak di Jalan Langernarjan Lor No.16, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, DIY.
Sebuah kafe yang pelayannya adalah difabel dan kafe ini berada berdampingan dengan komunitas Bawayang yang berfokus pada pengembangan kemampuan seni dari teman-teman difabel salah satunya teman tuli.
Melalui Bawayang yang melakukan berbagai macam kegiatan, teman tuli dapat lebih mendekatkan diri kepada khalayak ramai serta dapat menjadi bagian dari masyarakat secara utuh. Hal ini telah tercermin melalui Robi yang seorang teman tuli, menjadi pelayan di Kasuli dengan siap, percaya diri, dan mandiri.
Inklusivitas dari Kafe Susu Tuli serta Komunitas Bawayang tentu sangat terlihat di sini. Robi sebagai teman bisu tuli yang menjadi pelayan pada Kasuli untuk melayani pelanggan, merupakan salah satu upaya untuk Robi maupun teman tuli bahkan teman difabel lainnya untuk mendekatkan diri kepada khalayak ramai dan menjadi bagian dari masyarakat secara utuh.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Artikel Terkait
-
Broto Wijayanto, Inspirator di Balik Inklusivitas Komunitas Bawayang
-
GERKATIN: Ruang Berkarya bagi Teman Tuli
-
Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
-
Komunitas GERKATIN DIY: Perjuangan Inklusi dan Kesehatan Mental Teman Tuli
-
Melalui Bahasa, GERKATIN Junjung Tinggi Nilai Inklusif
Ulasan
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hati Mewek
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
Terkini
-
Babak Baru Kasus Penjarahan Rumah Uya Kuya: 12 Orang Resmi Jadi Tersangka, Terancam 7 Tahun Bui!
-
Cara Membuat Miniatur AI Realistis ala Action Figure dengan Google Gemini
-
Demokrasi Bukan Sekadar Kotak Suara, Tapi Nafas Kehidupan Bangsa
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?
-
Hotman Paris Bela Nadiem Makarim: Tegaskan Tak Terima Uang Kasus Korupsi Chromebook