Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rion Nofrianda
Foto bersama panitia dan narasumber di acara upgrading FIM Regional Jambi (dok.pribadi/Rion Nofrianda)

Forum Indonesia Muda (FIM) Regional Jambi kembali menunjukkan eksistensinya dalam membangun kapasitas generasi muda dengan menggelar kegiatan upgrading dan pengukuhan pengurus Tahun 2025. Acara yang berlangsung di aula kantor Dinas PUPR Provinsi Jambi ini mengusung tema “VIBES” yang menjadi representasi dari nilai-nilai utama yang ingin ditanamkan, yakni volunteering, interpersonal, boundaries, empowerment, dan synergy. Melalui tema ini, FIM Jambi ingin menegaskan pentingnya keseimbangan antara kerja sama, kepemimpinan, dan empati dalam organisasi.

Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan juga momentum bagi pengurus baru untuk mendapatkan pembekalan dari para narasumber yang berpengalaman di bidangnya. Salah satu agenda yang paling dinanti adalah sesi berbagi inspirasi dari dua figur yaitu psikolog Rion Nofrianda dan alumni FIM, Agung Dian Permana.

Rion Nofrianda, seorang psikolog sekaligus akademisi, memberikan perspektif menarik mengenai manfaat berorganisasi bagi perkembangan individu. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa keterlibatan dalam organisasi bukan hanya tentang aktivitas sosial atau pencapaian kelompok, tetapi juga merupakan investasi penting dalam persiapan memasuki dunia kerja. Menurutnya, organisasi adalah ruang belajar yang tak ternilai bagi seseorang untuk memahami dinamika kerja, melatih kepemimpinan, serta mengasah keterampilan komunikasi dan problem solving yang sangat dibutuhkan dalam dunia profesional.

“Berorganisasi memberikan banyak manfaat, salah satunya adalah memperkaya pengalaman dan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Saat kita aktif berorganisasi, kita belajar untuk bekerja sama dengan orang lain, mengelola waktu, dan memecahkan masalah secara kreatif. Organisasi adalah tempat yang ideal untuk membentuk jaringan dan mengasah kemampuan yang tidak selalu bisa didapatkan di ruang kelas. Jadi, berorganisasi sebenarnya adalah bentuk persiapan yang sangat baik untuk menghadapi dunia kerja,” ujar Rion Nofrianda.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa organisasi bukan sekadar tempat berkumpul atau mengasah kemampuan teknis, melainkan juga wadah yang dapat membentuk karakter individu agar lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan profesional maupun sosial. Ia mencontohkan bagaimana organisasi dapat melatih seseorang dalam menghadapi tekanan, bekerja dalam tim yang beragam, serta belajar mengambil keputusan yang berdampak luas. Dalam dunia kerja, menurutnya, keunggulan seseorang tidak hanya dinilai dari kecakapannya dalam bidang tertentu, tetapi juga dari kemampuannya untuk beradaptasi dan menjalin hubungan yang produktif dengan orang lain.

Sesi berikutnya menghadirkan Agung Dian Permana, seorang alumni FIM Jambi yang telah merasakan langsung manfaat dari keterlibatannya dalam organisasi. Agung berbagi kisah tentang bagaimana pengalaman berorganisasi membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih tangguh, adaptif, dan memiliki kepekaan sosial yang lebih tinggi. Ia mengungkapkan bahwa salah satu pelajaran terbesar yang didapat dari organisasi adalah pentingnya empati dalam bekerja sama dengan orang lain.

Menurutnya, empati bukan hanya sekadar memahami perasaan orang lain, tetapi juga kemampuan untuk membaca situasi, merespons dengan bijaksana, serta menciptakan hubungan yang lebih harmonis dalam sebuah tim.

“Berorganisasi di Forum Indonesia Muda Regional Jambi bukan hanya tentang mencapai tujuan organisasi, tetapi juga tentang bagaimana kita berkembang sebagai individu. Salah satu soft skill yang sangat saya dapatkan adalah empati. Dalam berorganisasi, kita sering berhadapan dengan berbagai latar belakang dan perspektif orang. Empati mengajarkan kita untuk memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga kita bisa bekerja sama dengan lebih harmonis dan efektif,” jelas Agung.

Dalam kesempatan itu, Agung juga membagikan pengalaman pribadinya tentang bagaimana ia menghadapi berbagai tantangan selama aktif di organisasi. Ia menyebutkan bahwa dinamika dalam organisasi sering kali tidak mudah. Ada perbedaan pendapat, tekanan untuk mencapai target tertentu, hingga tantangan dalam mengelola sumber daya yang terbatas. Namun, semua itu menurutnya adalah bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga. Ia menegaskan bahwa keterlibatannya di FIM Jambi telah memberikan pengalaman nyata tentang bagaimana menghadapi perubahan, menyelesaikan konflik, serta mengambil keputusan secara matang dan bertanggung jawab.

Kegiatan ini juga menjadi ajang refleksi bagi para peserta tentang peran mereka dalam organisasi serta bagaimana mereka dapat memberikan dampak yang lebih luas. Tema “VIBES” yang diusung dalam acara ini menjadi landasan utama dalam membangun karakter para pengurus yang akan menjalankan kepemimpinan FIM Jambi di tahun 2025. Konsep Volunteering menekankan pentingnya semangat kerelawanan dalam berorganisasi, sementara Interpersonal menggarisbawahi perlunya keterampilan komunikasi yang baik dalam membangun hubungan kerja yang sehat.

Di sisi lain, Boundaries mengajarkan tentang pentingnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan tanggung jawab dalam organisasi, agar tidak terjadi kelelahan atau kehilangan motivasi. Empowerment menjadi pilar yang mengajak setiap anggota untuk terus memberdayakan diri sendiri dan orang lain, baik dalam bentuk berbagi ilmu, mendukung pengembangan sesama anggota, maupun menciptakan ruang untuk tumbuh bersama. Pilar terakhir, Synergy, menekankan bahwa keberhasilan organisasi tidak bisa dicapai secara individu, tetapi harus dibangun bersama melalui kerja sama dan kolaborasi yang kuat.

Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang acara, dengan berbagai pertanyaan dan diskusi yang mengalir dalam sesi berbagi pengalaman. Banyak dari mereka yang merasa semakin termotivasi untuk lebih aktif dalam organisasi dan menerapkan nilai-nilai yang telah mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa peserta bahkan menyampaikan bahwa sesi ini telah membuka wawasan mereka tentang bagaimana organisasi bisa menjadi jembatan yang menghubungkan mereka dengan peluang yang lebih besar di masa depan.

Di akhir acara, suasana penuh semangat dan optimisme begitu terasa. Seluruh pengurus yang baru dikukuhkan berkomitmen untuk membawa FIM Jambi ke arah yang lebih baik dan lebih berdampak bagi masyarakat. Mereka berharap bahwa Forum Indonesia Muda Regional Jambi akan terus menjadi wadah bagi anak muda untuk berkembang, berkontribusi, serta membangun jaringan yang kuat demi kemajuan bersama.

Dengan keberhasilan acara Upgrading dan Pengukuhan Pengurus Tahun 2025 ini, Forum Indonesia Muda Regional Jambi semakin mengukuhkan posisinya sebagai komunitas yang bukan hanya berorientasi pada kegiatan organisasi semata, tetapi juga sebagai tempat bagi anak muda untuk tumbuh, belajar, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Dengan semangat “VIBES” yang telah ditanamkan, FIM Jambi siap menghadapi tantangan baru dan terus berkontribusi dalam menciptakan generasi muda yang lebih berkualitas, berdaya, dan siap menghadapi masa depan.

Rion Nofrianda